Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kazakhstan, Negara Paling Makmur di Asia Tengah

Baca di App
Lihat Foto
ILYA VARLAMOV/WIKIMEDIA COMMONS
Salah satu sudut ibu kota Kazakhstan, Nur Sultan. Kota yang dulu bernama Astana ini merupakan salah stau kota terdingin di dunia.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com- Kazakhstan, secara resmi bernama Respublikas? Qazaqstan Federalsan? adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di bagian barat daya benua Asia, sedangkan sebagian lainnya berada di benua Eropa.

Secara geografis, Kazakhstan berbatasan dengan sejumlah negara, seperti Rusia, China, Uzbekistan, Turkmenistan, Rusia, dan Laut Kaspia.

Sejarah

Eksistensi wilayah itu sudah ada sejak awal abad Masehi ketika suku-suku berbahasa Turki dan Mongol menetap di tempat yang sekarang disebut Kazakhstan dan Asia Tengah.

Ketika Jenghis Khan gencar memperluas wilayah kekuasaannya, Kazakhstan tak luput dari incarannya.

Mereka kemudian berasimilasi dengan suku-suku Turki yang merupakan mayoritas di kerajaan mereka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sejarah Istanbul, Byzantium, dan Konstantinopel: Kota di Dua Benua

Pada abad 18 hingga awal abad 20, Rusia mendominasi wilayah itu setelah sukses menggulingkan suku lokal, mengutip BBC.

Pada akhir abad 19, ribuan petani Rusia dan Ukraina dibawa untuk menetap di tanah Kazakh. Perusahaan pertama pun didirikan.

Baca juga: Sejarah Dubai, dari Daerah Nelayan Sederhana Menjadi Kota Megah

 

Kazakhstan di bawah Uni Soviet

Kazakhstan menjadi republik otonom Uni Soviet pada 1920. Hingga 1925, daerah itu disebut Provinsi Otonomi Kirgistan untuk membedakan orang-orangnya dari Cossack.

Di bawah Uni Soviet, industrialisasi di Kazakhstan semakin intensif.

Lebih dari 1 juta orang meninggal karena kelaparan akibat kampanye untuk menetap bagi suku nomaden Kazakh dan kebijakan pertanian kolektif.

Pada 1954, sekitar dua juta orang pindah ke Kazakhstan selama kampanye pembangunan oleh pemimpin Soviet Nikita Khushchev.

Pada periode ini, peran Kazakhstan semakin meningkat setelah dibangun pusat peluncuran ruang angkasa utama Uni Soviet dan bagian penting dari persenjataan nuklir.

Selama seperempat abad politik Kazakh didominasi oleh Dinmukhamed Kunayev, sekretaris pertama Partai Komunis Kazakhstan dari 1959 hingga 1986.

Ia merupakan satu-satunya orang Kazakh yang pernah menjadi anggota Politbiro Soviet dan terbukti sebagai politisi ahli.

Pemberhentian Kunayev pada 1986 oleh pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev menyebabkan kerusuhan serius.

Baca juga: Sejarah Cappadocia, Saksi Bisu Kehidupan Era Byzantium

 

Kazakhstan merdeka pada 25 Oktober 1990

Pada 1990, Uni Soviet memilih Nursultan Nazarbayev sebagai presiden Kazakh pertama sekaligus mengumumkan kedaulatan negara pada 25 Oktober 1990.

Kazakhstan pun mendeklarasikan kemerdekaan secara penuh dari Uni Soviet pada 1991 dan bergabung dengan Commonwealth of Independent States (CIS).

Pada 1994, pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara secara bertahap dari Almaty ke Akmola. Ibu kota secara resmi dipindahkan pada 1997 dan berganti nama menjadi Astana, mengutip Britannica.

Pada awal abad ke-21, transformasi cepat ibu kota dipimpin oleh ledakan konstruksi dramatis yang diarahkan langsung oleh Nazarbayev.

Transformasi itu sebagian besar didorong oleh pendapatan minyak negara yang terus meningkat.

Pipa besar pertama untuk mengangkut minyak dari Kaspia ke pasar dunia dibuka pada bulan Maret, mengalir dari ladang minyak besar Tengiz di Kazakhstan barat ke pelabuhan Novorossiysk di Laut Hitam Rusia.

Baca juga: Sejarah Istanbul, Byzantium, dan Konstantinopel: Kota di Dua Benua

Nazerbayev pun terus berkuasa hingga Maret 2019 setelah mengundurkan diri dari kursi kepresidenan.

Kursi presiden Kazakhstan selanjutnya diisi oleh Kassym-Jomart Tokayev yang memenangi pemilu pada Juni 2019.

Pada awal tahun 2022, pemerintah mengakhiri pembatasan harga LPG sebagai bagian dari rencana berkelanjutan untuk meliberalisasi pasar energi dan mengakhiri kekurangan bahan bakar.

Namun, langkah ini memicu protes keras dan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri.

Para demostran kemudian menyerbu dan membakar gedung-gedung pemerintah sebagai bentuk kekecewaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi