Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Lengkap Memilih Vaksin Booster, Jangan Sampai Keliru

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Panduan lengkap mix vaksin booster Sinovac dan AstraZeneca
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemerintah resmi melaksanakan program vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster pada Rabu (12/1/2022).

Ada 5 jenis vaksin yang digunakan sebagai booster yakni CoronaVac/Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.

Baca juga: Vaksin Booster Dimulai Hari Ini, Cek Tiket Vaksinasi di PeduliLindungi

Kategori vaksin

Sebelum memilih vaksin booster, penting untuk memperhatikan pengkategorian jenis vaksin sebagai homolog, heterolog, atau bisa keduanya.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menjelaskan mengenai mekanisme pemilihan vaksin booster.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Homolog sendiri berarti jenis vaksin primer atau vaksin dosis lengkap di awal sama dengan jenis vaksin booster,

"Homolog itu vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis. Misalnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Sinovac (CoronaVac)," ujar Alex saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Adapun jenis vaksin yang termasuk homolog yakni Sinovac, Moderna, dan Pzifer.

Sedangkan, untuk kategori heterolog yakni vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis, tetapi boosternya bisa berbeda jenis vaksin.

"Heterolog itu contohnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Moderna," lanjut dia.

Alex menambahkan, untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun menggunakan booster heterolog.

Selain itu, vaksinasi booster ini diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas dan minimal 6 bulan setelah dapatkan vaksin primer dosis lengkap.

Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan Badan POM.

Baca juga: Profil Vaksin Zifivax yang Jadi Vaksin Booster, Efikasi hingga Efek Sampingnya

 

Booster penerima vaksin Sinovac

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mereka yang sudah menerima vaksin Sinovac lengkap, maka bisa menggunakan setengah dosis booster AstraZeneca atau setengah dosis Pfizer.

"Pakai AstraZeneca atau Pfizer tergantung ketersediaan vaksin yang ada," ujar Nadia saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Booster penerima vaksin AstraZeneca

Sementara bagi mereka yang sudah menerima vaksin AstraZeneca lengkap, maka bisa menggunakan booster setengah dosis Moderna.

"Kalau awalnya AstraZeneca, maka diberikan (booster) setengah dosis Moderna," ujar Nadia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kombinasi awal vaksin booster nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada.

Adapun kombinasi vaksin booster ini sudah sesuai dengan pertimbangan para peneliti BPOM maupun ITAGI.

Baca juga: Suhu di Atas 40 Derajat, Negara Ini Jadi Tempat Terpanas di Bumi

 

Panduan pemberian booster menurut rekomendasi BPOM

Dilansir dari situs resmi BPOM, dijelaskan mengenai mekanisme pemberian vaksin booster, sebagai berikut:

Sinovac
  • Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
  • Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa.
Pfizer
  • Vaksin booster 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas,
  • Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.
AstraZeneca
  • Vaksin booster dapat diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas,
  • Peningkatan nilai titer antibodi IgG dari 1792 menjadi 3746.
Moderna
  • Vaksin booster diberikan setengah dosis setelah 6 bulan dosis lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas.
  • Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.
Zifivax
  • Vaksin booster diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm).
  • Diberikan untuk usia 18 tahun ke atas
  • Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.

Hasil evaluasi dari aspek keamanan kelima vaksin booster/dosis lanjutan tersebut menunjukan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster umumnya bersifat ringan dan sedang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi