Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tetap Mengharap Keadilan Tes PCR

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO
Tenaga kesehatan melakukan tes usap Antigen dan Polymerase Chain Reaction (PCR) di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (28/7/2021). Dinas kesehatan Kota Manado meningkatkan testing dan tracing kasus COVID-19 selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bagi warga yang tergolong Kontak Erat Resiko Tinggi (KERT), sebagai bagian dari upaya percepatan penemuan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 untuk menekan terjadinya kasus perburukan maupun kematian. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/rwa.
Editor: Sandro Gatra

BUKAN saja wajar, namun bahkan kodrati bahwa setiap pendapat ada yang pro dan kontra.

Senasib dengan naskah Kemelut Ambang Batas Pencalonan Presiden, wajarlah naskah Keadilan Tes PCR Untuk Seluruh Rakyat Indonesia juga menghadapi pro-kontra terhadap keadilan tes PCR yang sudah terbukti mampu kalau mau digratiskan oleh anak-anak muda hebat di NTT mau pun di beberapa negara yang mengutamakan kemanusiaan ketimbang bisnis.

Ternyata mayoritas masyarakat Indonesia memang Pancasilais, maka mendukung harapan keadilan tes PCR di persada Nusantara masa kini justru pada masa virus Corona yang sekarang diganti nama menjadi Omicron merajalela agar bukan sebagian, tetapi seluruh rakyat Indonesia secara adil dapat memperoleh tes PCR.

Kontra

Namun ternyata ada juga warga Indonesia tidak Pancasilais, maka tidak setuju harapan keadilan tes PCR dengan atau tanpa alasan tidak setuju sebab pokoknya tidak setuju.

Menarik menyimak sanggahan mereka yang kontra.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang menyanggah dengan kreatif mengajukan pertanyaan yang tidak ada kaitan dengan harapan keadilan tes PCR.

Misalnya pertanyaan tentang apa yang sudah dilakukan Jaya Suprana bagi rakyat Indonesia yang tentu saja secara jujur saya jawab bahwa saya sama sekali belum berbuat apa pun terhadap rakyat Indonesia.

Ada pula yang mempertanyakan data yang saya gunakan sebagai dalih mengharap keadilan tes PCR untuk seluruh rakyat Indonesia.

Padahal telah nyata dibuktikan mampu asal mau menggratiskan PCR oleh anak-anak muda hebat di NTT.

Para pebisnis sejati alih-alih peduli naskah saya malah menaikkan harga produk tes PCR dengan dalih tes bukan untuk virus Corona, tetapi Omicorn dan hasilnya lebih cepat keluar.

Emosional

Setahu saya yang dangkal pengetahuan ini harapan merupakan suatu perasaan yang lebih bersifat emosional ketimbang rasional.

Para pejuang kemerdekaan Indonesia mengharapkan kemerdekaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia dianggap sama sekali tidak rasional oleh kaum penjajah dan para begundal penjajah.

Berarti harapan an sich tidak perlu data, sebab yang disebut data nisbi terkait penafsir dan pengguna.

Ada pula yang kreatif menuduh naskah Keadilan Naskah Tes PCR Untuk Seluruh Rakyat Indonesia adalah upaya capop (cari popularitas) sebagai bagian dari kampanye saya untuk nyapres.

Padahal saya yakin saya sama sekali tidak ingin sebab tidak berani sebab tidak layak nyapres.

Sama sekali saya tidak butuh data untuk meyakini keyakinan saya bahwa saya sama sekali tidak layak nyapres adalah sangat amat bahkan terlalu benar adanya. Dogmatis!

Harapan

Diiringi permohonan maaf kepada yang merasa tidak nyaman terhadap harapan di dalam naskah Keadilan Tes PCR Untuk Seluruh Rakyat Indonesia serta selama harapan masih belum dilarang Undang-Undang, maka dengan penuh kerendahan hati saya memberanikan diri untuk tetap mengharapkan bahwa keadilan tes PCR dapat diwujudkan seperti telah terbukti mampu jika mau oleh para anak muda hebat NTT mau pun negara-negara yang mengutamakan kemanusiaan sebagai mahkota peradaban. MERDEKA !

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi