Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ribuan Warga India Mandi Suci di Sungai Gangga di Tengah Lonjakan Kasus

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/KARMA SONAM
Umat Hindu berendam di Sungai Gangga selama Kumbh Mela, atau festival kendi, salah satu ziarah paling suci dalam agama Hindu, di Haridwar, negara bagian utara Uttarakhand, India, Senin (12/4/2021).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ratusan ribu umat Hindu di India berkumpul dan menggelar mandi suci di tepi Sungai Gangga, di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Mereka percaya dengan ritual selama festival Makar Sankranti 14 Januari tersebut, dapat membasuh dosa serta membebaskan mereka dari kematian.

Kerumunan besar itu melaksanakan mandi suci itu di sungai di sebelah tenggara Bengal Barat, di mana kasus paling banyak dilaporkan di negara tersebut, setelah Maharashtra.

Pejabat resmi setempat mengatakan, para umat yang akan datang diperkirakan berjumlah sekitar tiga juta orang, untuk menghadiri puncak festival di Pulau Sagar, lokasi pertemuan sungai Gangga dan teluk Bengal.

"Akan tetapi, para orang suci dan sejumlah besar warga berendam (di sungai Gangga). Para peziarah rata-rata tidak mengenakan masker, melampaui jumlah petugas keamanan," pejabat pemerintah setempat, Bankim Hazra, dikutip dari Aljazeera.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di sebelah utara Uttar Pradesh, para umat Hindu dipimpin oleh kepala kuil, berkonsentrasi di Sangam, pertemuan tiga sungai Gangga, Yamuna, dan Saraswati di Kota Prayagraj, 200 kilometer dari ibu kota Lucknow.

Mereka berpartisipasi di festival Magh Mela, salah satu ziarah suci dalam agama Hindu di sana. Jutaan umat Hindu diperkirakan akan tetap berkelindan di sana selama 47 hari ke depan.

Banyak dari mereka yang tinggal di tepi sungai Gangga selama sebulan lebih. Melaksanakan kepercayaan mereka tersebut.

"Setiap tahun saya datang untuk mandi suci ini. Kenapa saya harus melewatkannya tahun ini?" kata Ram Phal Tripathi, salah seorang yang datang dengan keluarganya dari desa di Uttar Pradesh.

Baca juga: Tsunami Tonga akibat Erupsi Gunung Api Bawah Laut, Ini 5 Gunung Api Bawah Laut di Dunia

Dikhawatirkan jadi superspreader

Acara tersebut pun menyita perhatian, karena peziarah dapat terinfeksi dan membawa virus kembali ke kota atau desa wilayah lain.

Setidaknya, sudah ada 77 petugas kepolisian dan 12 petugas kebersihan yang bertugas di sana, terdeteksi positif virus corona, laporan dari AP pada Jumat lalu.

"Ini bakal menjadi superspreader. Pemerintah seharusnya tidak mengizinkan kerumunan orang dalam jumlah besar ini, karena sebelumnya kerumunan untuk acara agama yang telah terjadi di 2 tahun lalu, bertanggung jawab atas penyebaran virus," kata Utkarsh Mishra, pengacara yang mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Allahabad di Uttar Pradesh, meminta festival dibatalkan.

Pakar kesehatan juga sebelumnya telah meminta festival di Uttar Pradesh dibatalkan, tetapi pemerintah hanya menyebut protokol keselamatan akan tetap diterapkan.

Kritikan dari Perdana Menteri Narendra Modi dan pendukung sayap kanan Partai Bharatiya Janata mengatakan, festival tetap diizinkan, meski terdapat lonjakan kasus, karena pemerintah tidak mampu membendung kemarahan dari Hindus, partai pendukung pemerintah terbesar.

Di Bengal Barat, para dokter gagal meminta pengadilan tinggi negara untuk membatalkan keputusan mengizinkan festival hindu tahun ini, yang dikhawatirkan menjadi superspreader.

Tahun lalu, pertemuan serupa juga dilaksanakan di sebelah utara kota suci India, Haridwar di negara bagian Uttarakhand, yang mencatat lonjakan kasus Covid-19.

Takut akan kenaikan kasus, pemerintah Uttarakhand telah membatalkan acara tersebut.

Baca juga: Mengenal Gunung Hunga Tonga, Letusannya Picu Tsunami Tonga hingga Jepang

Lonjakan kasus di India

Angka kematian di India pada gelombang infeksi sekarang ini merupakan pecahan saja ketimbang lonjakan April dan Mei tahun lalu, dengan 315 kasus kematian dilaporkan Kamis, dibandingkan dengan sebanyak 4.000 kasus kematian per hari pada puncaknya. 

Kasus infeksi meningkat tajam, kendati demikian, dengan lebih 265.000 kasus baru telah dilaporkan pada Jumat.

Beberapa model penelitian memperkirakan India dapat mengalami setidaknya 800.000 kasus per hari dalam beberapa minggu, dua kali laju lonjakan kasus selama 9 minggu lalu.

Kasus terus meningkat dipicu oleh varian Omicron, tetapi angka perawatan di rumah sakit rendah, dan lebih banyak pasien sembuh di rumah.

Di Ibu Kota New Delhi, seluruh bar, restoran, dan kantor swasta ditutup. Kini sudah ada di minggu kedua pembatasan pada Jumat malam. Di ibu kota Mumbai, berkumpul lebih dari empat orang bahkan telah dilarang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi