Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Manfaat dan Cara Menyimpan ASI agar Gizinya Tetap Terjaga

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi menyimpan ASI perah
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Air susu ibu atau ASI merupakan sumber makanan kaya gizi bagi bayi baru lahir.

ASI diberikan secara eksklusif oleh ibu pada bayinya sejak lahir hingga usia 6 bulan, lamanya waktu pemberian ASI ini berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pemberian ASI ini juga dianjurkan terus berlanjut setidaknya sampai bayi siap diperkenalkan dengan Makanan Pengganti ASI (MPASI).

Banyak atau sedikitnya ASI yang dihasilkan oleh ibu tidak menjadi persoalan, sebab hal terpenting adalah ASI cukup untuk bayi kita, bukan banyak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sarwendah Berikan ASI ke Anak Angkatnya yang Beranjak Dewasa, Apa Efeknya?

Lantaran ASI sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi, berikut segudang manfaat ASI dari ibu.

Manfaat ASI

Dikutip dari Kompas.com (1/8/2021), ada banyak manfaat menyusui bagi ibu dan bayi yang dapat diperoleh, antara lain:

1. ASI memberikan nurisi yang ideal untuk bayi

ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya, dalam semua proporsi yang tepat.

Komposisinya bahkan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan bayi yang berkembang, terutama selama bulan-bulan pertama kehidupan.

Selama hari-hari pertama setelah melahirkan, payudara ibu akan menghasilkan cairan kental dan kekuningan yang disebut kolostrum. Ini tinggi protein, rendah gula, dan sarat dengan senyawa bermanfaat.

Kolostrum benar-benar makanan yang luar biasa dan tidak tergantikan oleh susu formula.

Kolostrum adalah susu pertama yang ideal dan membantu perkembangan saluran pencernaan bayi yang belum matang.

Baca juga: Bagaimana Bayi yang Baru Lahir Bisa Mengenali Ibunya?

2. ASI mengandung antibodi penting bagi bayi

ASI sarat dengan antibodi yang dapat membantu bayi melawan virus dan bakteri. Manfaat ini jelas sangat penting di bulan-bulan awal kehidupan bayi.

Ini terutama berlaku untuk kolostrum, ASI pertama.

Kolostrum menyediakan sejumlah besar imunoglobulin A (IgA), serta beberapa antibodi lainnya.

IgA dapat melindungi bayi dari sakit dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan bayi.

Baca juga: Teether Bayi, Ini Manfaatnya Saat Bayi di Masa Tumbuh Gigi

3. Mengurangi risiko penyakit pada bayi

Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan sangat bermanfaat bagi bayi.

ASI ekslusif dapat mengurangi risiko bayi untuk terkena banyak penyakit.

Ini termasuk:

  • Infeksi telinga tengah
  • Infeksi saluran pernapasan
  • Pilek dan infeksi
  • Infeksi usus
  • Kerusakan jaringan usus
  • Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
  • Penyakit alergi
  • Penyakit usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa
  • Diabetes
  • Leukemia masa kecil

Baca juga: Cara Mendaftarkan Bayi Baru Lahir jadi Peserta BPJS Kesehatan

4. Meningkatkan berat badan bayi yang sehat

Menyusui dapat meningkatkan berat badan yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa kanak-kanak.

Penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI ekslusif selama lebih dari 4 bulan memiliki pengurangan yang signifikan untuk risiko bayi mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.

Ini mungkin karena perkembangan bakteri usus yang berbeda.

Bayi yang disusui memiliki jumlah bakteri usus yang bermanfaat lebih tinggi, yang dapat memengaruhi penyimpanan lemak.

Baca juga: Bayi Tersenyum Saat Tidur, Apa yang Terjadi?

5. Membuat anak lebih cerdas

Beberapa penelitian mengamati perkembangan otak bayi yang diberi ASI dan yang diberi susu formula.

Hasilnya, bayi yang diberi ASI memiliki skor kecerdasan yang lebih tinggi dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan masalah perilaku dan pembelajaran saat tumbuh dewasa.

Perbedaan dampak ini mungkin disebabkan oleh keintiman fisik, sentuhan, dan kontak mata yang terkait dengan menyusui serta kandungan nutrisi.

Baca juga: Benarkah Menarik Hidung Bayi Bisa Bikin Mancung?

Cara menyimpan ASI agar gizinya tetap terjaga

Mengutip pemberitaan Kompas.com (8/8/2020), terdapat beberapa cara menyimpan ASI yang benar agar bisa tetap aman digunakan sesuai ketahanan yang direkomendasikan, antara lain:

  1. Simpan ASI di bagian lemari pendingin yang suhunya stabil. Cara menyimpan ASI di kulkas, pilih area belakang. Jangan simpan ASI di dekat pintu lemari es atau freezer.
  2. Jika orangtua tidak berniat menggunakan ASI yang baru diperah dalam empat hari, baiknya segera bekukan ASI. Hal ini bisa membantu melindungi kualitas ASI.
  3. Bekukan ASI dalam porsi kecil, sesuai kebutuhan bayi. Tujuannya agar ASI perah tidak terbuang percuma.
  4. Saat membekukan ASI, jangan isi wadah sampai penuh. Sisakan setidaknya 1 inchi dari permukaan tempat penyimpanan, karena volume ASI akan mengembang saat membeku.
  5. Saat listrik padam atau di perjalanan, simpan ASI perah di cooler bag berinsulasi yang dilengkapi dengan es beku. Dengan demikian, ASI perah bisa awet sampai 24 jam.

Baca juga: Tak Hanya untuk Bayi, Ini Beragam Manfaat Tidur Siang Semua Umur

Cara mencairkan ASI yang aman

Semakin lama disimpan, kualitas ASI bisa menurun. Untuk itu, selalu cairkan ASI perah yang paling lama disimpan terlebih dahulu.

Ingat rumus ASI yang pertama disimpan adalah ASI yang pertama dicairkan.

Ada beberapa cara mencairkan ASI yang aman, yakni:

  1. Turunkan ASI perah dari freezer ke lemari pendingin biasa semalaman.
  2. Masukkan wadah ASI perah ke dalam penampungan air hangat.
  3. Guyur wadah ASI perah di bawah air hangat yang mengalir.
  4. Jangan pernah mencairkan ASI perah beku atau menghangatkan ASI perah di microwave. Microwave rentan merusak nutrisi ASI.

Berikan ASI perah beku yang sudah dicairkan di lemari es kepada bayi dalam rentang waktu 24 jam (sejak ASI tidak membeku atau cair sepenuhnya, bukan saat ASI diturunkan dari freezer).

Setelah ASI keluar dari lemari es atau berada di suhu ruang, ASI harus diminum dalam waktu dua jam.

Ingat, hindari membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan karena rentan terkontaminasi bakteri.

Baca juga: Mengapa Bayi Sering Terbangun pada Malam hingga Dini Hari?

(Sumber: Kompas.com/Irawan Sapto Adhi, Mahardini Nur Afifah)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi