Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Jelaskan Begini Kondisi Pasien yang Terinfeksi Varian Omicron

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4/2021). Sebanyak enam juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac yang dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia tersebut, selanjutnya dibawa ke Bio Farma Bandung sebelum didistribusikan ke Kota dan Kabupaten di Indonesia. ANTARA/Muhammad Iqbal/aww.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Laporan kasus Covid-19 varian Omicron terus bertambah dalam beberapa hari terakhir dan mencapai 784 orang hingga Sabtu (15/1/2022).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kondisi pasien yang terinfeksi varian Omicron.

"Sampai sekarang sudah ada lebih dari 500 orang yang dirawat di rumah sakit dan yang pulang sudah 300-an," kata Menkes dalam konferensi pers virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).

Dari ratusan pasien tersebut, tiga pasien dilaporkan membutuhkan bantuan oksigen dengan kategori ringan.

"Dari tiga orang itu, dua di antaranya sudah sembuh dan pulang," jelas Budi. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Thailand Laporkan Kematian Pertama akibat Covid-19 Varian Omicron

Transmisi lokasi

Budi juga mengatakan, lebih dari 99 persen kasus varian Omicron di Indonesia merupakan transmisi lokal dan terjadi di DKI Jakatta.

Karena itu Budi mempersiapkan DKI Jakarta secara khusus sebagai medan perang pertama menghadapi varian Omicron.

Pihaknya menjelaskan, Indonesia harus bersiap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 secara cepat dan tinggi akibat varian Omicron ini.

Menurut dia, berkaca dari negara-negara lain, puncak kasus kemungkinan akan terjadi antara 35-65 hari mendatang.

"Indonesia pertama kali mengidentifikasi Omicron adalah pertengahan Desember 2021, kita mulai naiknya di awal Januari," ujarnya.

Rentang waktu antara 35-65 hari menurutnya bisa terjadi kenaikan cukup cepat dan tinggi. 

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Tembus 1.000, Apakah Omicron Sudah Menyebar di Indonesia?

 

Negara dengan kasus Omicron di dunia

Budi menuturkan, negara-negara yang sudah mengalami puncak Omicron melaporkan tingkat hospitalisasinya 30-40 persen dari varian Delta.

Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat agar tidak panik ketika sewaktu-waktu ada kenaikan jumlah kasus secara cepat dan banyak.

"Kalau ada kenaikan jumlah kasus yang cepat dan banyak, tidak usah panik, kita terus waspada, kita monitor tetap," tuturnya.

Baca juga: Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh jika Kita Berhenti Makan Daging

Sebagai antisipasi, pemerintah juga telah menyiapkan 400.000 tablet obat Paxlovid yang sudah datang. Obat itu juga rencananya akan diproduksi di Indonesia pada April 2022.

Budi berharap, obat Paxlovid lainnya akan datang pada Februari 2022, sehingga sudah siap ketika Indonesia mengalami lonjakan kasus.

"Arahan Pak Presiden, obat-obatan tidak hanya tersedia di puskesmas atau RS pemerintah, tapi juga apotek-apotek," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi