Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pemimpin Redaksi Kompas.com
Bergabung sejak: 21 Mar 2016

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Ghozali Everyday dan Mimpi Kaya Mendadak Lewat NFT atau Korupsi

Baca di App
Lihat Foto
dexerto
NFT CryptoPunk 7523
Editor: Heru Margianto

HAI, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik.

Di tengah aktivitas kita yang kembali normal seperti situasi sebelum pandemi, kita mendapati kabar yang memunculkan kekhawatiran.

Kasus positif Covid-19 yang terkendali dengan sangat baik, mulai menunjukkan peningkatan.

Jika sejak November 2021 hingga minggu kedua Januari 2022 kita bisa menjaga angka penularan di bawah 300 kasus, di minggu ketiga Januari 2022 kasusnya berlipat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peningkatan kasus Covid-19 akibat penularan varian B.1.1.529 atau Omicron berlipat seminggu terakhir.

Penambahan kasus positif Covid-19 pada Sabtu (15/1/2022) tercatat 1.054 kasus. Pada Selasa (18/1/2022) tercatat 1.362 kasus.

Angka 1.326 kasus merupakan penambahan kasus harian tertinggi, setelah dalam tiga bulan terakhir laju kasus Covid-19 berada di titik terendah

Jumlah kasus Covid-19 di atas 1.000 terakhir terjadi pada 14 Oktober 2021 dengan 1.053 kasus.

Pertengahan Oktober 2021 lalu, angka di atas seribu kasus adalah angka yang menggembirakan karena dalam tren turun setelah memuncak pada 14 Juli 2021 dengan jumlah 54.517 kasus.

Sementara angka 1.362 kasus pada Selasa (18/1/2022) adalah angka yang mengkhawatirkan karena dalam tren naik.

Sebanyak 1.362 kasus baru Covid-19 tersebar di 28 provinsi.

Lima provinsi dengan penambahan kasus tertinggi adalah DKI Jakarta (670), Jawa Barat (292 ), Banten (203 ), Jawa Timur (44) dan Bali (23).

Peningkatan jumlah pasien juga tercatat di RSDC Wisma Atlet. Jika pada Desember hanya sekitar 100 pasien, Senin (17/1/2022) tercatat 2.535 pasien.

Kasus Omicron di RSDC Wisma Atlet muncul dari pasien yang datang dari Arab Saudi, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Inggris, Spanyol, Jepang, Kenya, dan Taiwan.

Mengingat pengalaman kita dua tahun terakhir menghadapi pandemi, Presiden Joko Widodo minta masyarakat tidak khawatir berlebihan namun tetap waspada.

Khawatir berlebihan yang tidak perlu menghadapi kenaikan kasus ini adalah takut dan panik.

Jokowi mengatakan, berbagai studi kesehatan menyebutkan bahwa varian Omicron mudah menular.

Namun, gejala yang ditimbulkan Omicron lebih ringan. Rata-rata pasien dapat pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit.

Ghozali Everyday

Soal mudah menular, selain Omicron, minggu lalu kita dikejutkan dengan Ghozali Everyday yang menjual NFT (Non Fungible Token) di OpenSea.

Ghozali Everyday adalah akun dari Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang bernama Sultan Gustaf Al Ghozali yang saat ini berusia 23 tahun.

Di OpenSea, Ghozali menjual foto selfie yang dilakukannya sejak tahun 2017 saat berusia 18 tahun. 

Jumlah foto selfie yang dijual Ghozali di OpenSea adalah 933 foto. Semula, foto diri setiap hari di depan komputer itu hendak dijadikan video timelapse.

Namun, sejak mengenal NFT dan market place-nya, Ghozali menguji peruntungan.

Saat awal, harga beli NFT Ghozali Everyday sebesar 0,0001 ETH (Ethereum) atau sekitar Rp 45.000 per foto di OpenSea. 1 ETH setara dengan Rp 45 juta.

Kini harga terendah NFT selfie Ghozali sekitar 0,23 ETH atau setara sekitar Rp 10 juta.

Foto selfie Ghozali paling mahal dibanderol 69,699 ETH  atau setara sekitar Rp 3,1 triliun.

Dari peruntungan yang dilakukan setelah melihat peluang di OpenSea dengan NFT, Ghozali mendapatkan nilai sekitar 37,7 ETH atau setara sekitar Rp 1,7 miliar.

Ghozali mencairkan 0.8 ETH dari transaksi yang terjadi atau setara dengan kurang lebih Rp 36 juta.

Pencarian uang tersebut akan digunakan untuk keperluan pribadi, membantu orangtua, membuat studio animasi yang diimpikan, dan tentu saja membayar pajak.

Belum jelas pencairan berhasil dilakukan, petugas pajak sudah meminta hak dengan mengingatkan dan menagih.

Apa yang dialami Ghozali dalam waktu singkat di OpenSea dengan NFT-nya, kemudian menular.

Gejala penularannya terlihat dari demam NFT yang merebak dipercakapkan di warung kopi.

Mendengar cerita tengang Ghozali, publik lantas latah. Latah, umumnya menular dengan cepat tanpa berpikir panjang atau tahu duduk soalnya.

Kita mendapati ada yang jualan risoles, lapis legit, dan pecel lele di OpenSea.

Padahal, OpenSea adalah market place khusus untuk produk digital (tidak berwujud fisik).

Kategorinya non-fungible atau tidak dapat dipertukarkan karena keunikan setiap NFT. Mirip seperti lukisan yang keunikannya tidak bisa ditukarkan satu sama lainnya dengan lukisan lainnya. 

Produk NFT juga mensyaratkan hanya bisa dibeli memakai mata uang kripto seperti ETH di OpenSea.

Karena itu, ketika hendak membuka akun di OpenSea, seseorang harus membuka ETH Wallet sebagai syarat pertama untuk bisa "bermain".

 

OTT Bupati Penajam Paser Utara

Soal latah, menularnya sebuah aktivitas tanpa dipikir panjang, juga terjadi minggu lalu yaitu korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Mas'ud (35), Rabu (12/1/2022) karena kasus korupsi.

Bupati yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Balikpapan ini ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) terkait suap pengadaan barang dan jasa serta perizinan di Kabupaten Penajam Paser Utara.

KPK juga menangkap Nur Afifah Balqis (24) saat menangkap Abdul Gafur di Jakarta.

Nur Afifah yang adalah Bendahara DPC Partai Demokrat Balikpapan berperan menampung uang yang diterima Abdul Gafur.

Saat OTT di Lobi mal di Jakarta Selatan, KPK mengamankan Rp 1 miliar. KPK juga mendapati uang Rp 447 juta di rekening bank milik Nur Afifah.

Total uang yang didapat dari OTT ini Rp 1,4 miliar.

Usia Nur Afifah dan Ghozali tidak terpaut jauh. Uang yang dikumpulkan secara cepat juga tidak terpaut jauh.

Caranya mengumpulkan uangnya saja yang berbeda. Satu ilegal, satunya legal.

Untuk yang ilegal KPK bergerak cepat dengan OTT. Untuk yang legal, Ditjen Pajak bergerak cepat menagih hak bahkan sebelum dana cair.

Meskipun berbeda cara mengumpulkan uang, mimpi Nur Afifah dan Ghozali mungkin sama: mendadak kaya di usia muda.

Tetapi, apakah mimpi Ghozali terwujud mendadak? Tampaknya tidak.

Ghozali sudah mengupayakan sejak 2017 dengan ketekunan dan kegigihannya selfie setiap hari.

Tiap peluang didatangi Ghozali, termasuk NFT.

Keberuntungan lantas menghampiri ketekunan dan kegigihan Ghozali.

Salam mimpi,
Wisnu Nugroho

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi