Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tragedi Peradaban Batal Terjadi

Baca di App
Lihat Foto
www.eijkman.go.id
Lembaga Eijkman.
Editor: Sandro Gatra

NAMA Christian Eijkman tercatat dengan tinta emas di lembaran sejarah peradaban sebagai penemu kemanjuran pericarpium sebagai konsep dasar vitamin yang kemudian memperoleh anugerah Nobel untuk kedokteran.

Sebagai warga kota Semarang, saya merasa bangga bahwa Christian Eijkman pernah bertugas sebagai dokter Tentara Kerajaan Belanda di Kota Semarang sebelum ke Cilacap lalu Padang Sidempoean lalu kembali ke Belanda berhubung terpapar malaria.

Nama dokter Belanda ini diabadikan sebagai nama lembaga Eijkman Institute For Molecular Biology yang kini bermabes di Jakarta, yang justru sangat penting pada masa pagebluk Corona yang kini sudah bermutasi menjadi Omnicorn.

Namun mendadak tersebar berita bahwa puluhan karyawan Eijkman Institute diberhentikan tanpa pesangon.

Bahkan berita itu makin berkembang menjadi berita horor bahwa Eijkman Institute For Molecular Biology dibubarkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika berita tersebut benar adanya jelas merupakan tragedi peradaban jauh lebih tragis ketimbang peristiwa kekalahan timnas Indonesia melawan timnas Thailand 4-0 pada babak pertama meski dihibur seri 2 sama pada babak kedua.

Penjelasan

Pada tanggal 2 Januari 2021, Kompas.com memberitakan bahwa Kepala BRIN Laksana Tri Handoro menjelaskan bahwa publik perlu memahami bahwa Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) selama ini bukan lembaga resmi pemerintah.

Ia mengatakan, lembaga itu berstatus unit proyek di Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Usai Kemenristek dan 4 Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) terintegrasi di bawah BRIN pada 1 September 2021, status LBME telah dilembagakan menjadi unit kerja resmi bernama PRBM Eijkman.

Lembaga tersebut, kata dia, berada di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati.

Oleh karena itu, BRIN kemudian memberikan beberapa opsi sesuai status masing-masing ilmuwan.

Ia menjelaskan lima opsi yang ditawarkan BRIN setelah terintegrasinya Lembaga Eijkman.

Pertama, PNS periset akan dilanjutkan menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat sebagai peneliti.

Sementara itu, yang ketiga adalah honorer periset usia di bawah 40 tahun dan S3 mengikuti penerimaan ASN jalur PNS 2021.

Keempat, honorer periset non S3 melanjutkan studi dengan skema by-research dan research assistantship (RA).

Kelima, honorer non periset akan diambil alih RSCM sekaligus mengikuti rencana pengalihan gedung LBME ke RSCM sesuai permintaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang memang memiliki aset tersebut sejak awal.

Atas hal tersebut, menurut Laksana, ilmuwan di Eijkman bukan diberhentikan. Namun, sebagian besar dialihkan atau disesuaikan dengan berbagai skema opsi yang diberikan.

Insya Allah, penjelasan Kepala BRIN benar adanya maka Syukur Alhamdullilah tragedi peradaban batal terjadi.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi