Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Gelombang Misterius di Atmosfer Setelah Letusan Tonga, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
NOAA
Citra gelombang yang tertangkap satelit dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) AS setelah letusan Tonga.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Muncul riak gelombang di atmosfer setelah terjadi letusan gunung berapi bawah laut Tonga pada Sabtu (15/1/2022) lalu.

Hingga saat ini, para peneliti masih belum dapat memahami riak gelombang atmosfer tersebut.

Melansir Nature, data satelit menunjukkan letusan Tonga telah memicu gelombang gravitasi atmosfer yang tidak biasa yang belum pernah terlihat pada letusan gunung api lain.

“Ini benar-benar unik. Kami belum pernah melihat data seperti ini sebelumnya,” kata Ilmuwan Atmosfer di Jülich Supercomputing Center Jerman Lars Hoffmann.

Penemuan tersebut dikumpulkan dalam bentuk gambar oleh Atmospheric Infrared Sounder (AIRS), yang dipasang di satelit Aqua NASA, beberapa jam setelah letusan gunung Tonga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun dari gambar yang dikumpulkan memperlihatkan adanya banyak lingkaran-lingkaran konsentris.

Lingkaran tersebut menunjukkan adanya gelombang yang bergerak cepat di atmosfer sejauh 16.000 kilometer.

“Alat ini telah beroperasi sekitar 20 tahun dan kami belum pernah melihat pola gelombang konsentris yang begitu bagus,” ujar Hoffman.

Baca juga: Dampak Letusan Gunung Berapi, Warga Tonga Bisa Tanpa Komunikasi Berminggu-minggu

Gelombang gravitasi

Para peneliti mengatakan, secara teori aliran udara panas dan abu gunung api bergerak dengan cepat ke atmosfer bisa memicu terbentuknya gelombang gravitasi dengan skala yang besar.

Namun, gelombang kali ini belum pernah dilihat peneliti.

“Itu membingungkan kami. Itu pasti ada hubungannya dengan fisika dari apa yang terjadi, tapi kita belum tahu apa,” ujar Fisikawan Atmosfer Universitas Bath Inggris Corwin Wright.

Namun, ia dan rekannya menduga bahwa adanya tumpukan besar gas panas yang berserakan di atmosfer mungkin yang telah memicu gelombang itu.

Gas panas tersebut naik tinggi ke stratosfer dan menghantam udara di sekitarnya.

Wright yang pertama kali menemukan pola gelombang mengatakan gelombang yang terlihat pada satelit itu  terdiri dari berbagai jenis dan ukuran.

Ilmuwan Iklim Universitas Oxford Scott Osprey mengatakan, letusan Tonga berlangsung sangat cepat lebih cepat dari letusan lain.

Oleh karena itu, muncul penampakan gambar gelombang yang belum pernah terlihat.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Letusan Gunung Api Bawah Laut di Tonga

Osprey mengingatkan, letusan mungkin memang hanya terjadi beberapa saat.

Namun, dampaknya bisa saja berlangsung lama.

"Letusan Tonga tampaknya telah berakhir dalam beberapa menit, tetapi ledakan itu  kemungkinan akan memicu beberapa gelombang gravitasi yang kuat," kata dia.

Pihaknya mengkhawatirkan, gelombang gravitasi yang ada bisa mengganggu siklus pembalikan arah angin di daerah tropis.

Selain itu, ada kemungkinan mempengaruhi pola cuaca hingga Eropa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi