Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jakarta Setelah Tidak Jadi Ibu Kota

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay
Lanskap kota Brasilia, yang merupakan ibu kota negara Brasil sejak tahun 1960
Editor: Sandro Gatra

AKHIRNYA pemindahan ibu kota Indonesia berhenti sebagai sekadar wacana setelah secara resmi pemerintah Republik Indonesia menetapkan bahwa pembangunan ibu kota baru segera dilaksanakan.

Bahkan nama ibu kota baru juga telah ditetapkan, yaitu Nusantara.

Berbagai reaksi bermunculan. Satu di antaranya adalah bagaimana nasib Kota Jakarta setelah peran dan fungsi sebagai ibu kota diambil alih oleh Nusantara.

Apakah kota Jakarta akan ditinggalkan warganya sehingga menjadi semacam kota miskin, bahkan kota hantu seperti kota-kota di Amerika Serikat era Wild-West yang mati setelah ditinggalkan oleh para warganya?

Rio De Jainero

Saya juga pernah khawatir bahwa setelah ibu kota Brasil dipindah ke Brasilia yang berada di tengah hutan belantara, maka Rio De Jainero sebagai ibu kota lama Brasil yang mashur dengan gemerlap pantai Copacabana akan sunyi sepi sendiri, bahkan mati sebagai kota yang hanya dihuni hantu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun ternyata kekuatiran saya bersifat much ado about nothing alias mubazir akibat tidak benar adanya.

Meski sudah tidak berfungsi sebagai ibu kota, namun ternyata kini Rio De Jainero tetap menjadi destinasi utama kunjungan pariwisata Brasil.

Apalagi setelah pada tahun 2016, Rio De Jainero menjadi penyelenggara Olimpiade.

Sementara Sao Paulo tetap menjadi pusat kegiatan ekonomi, maka Rio De Jainero tetap menjadi pusat kebudayaan nan tiada dua bukan hanya di Brasil, namun juga di planet bumi.

Apabila mendengar sentuhan irama rumba dan samba bahkan juga bossa nova, maka yang terbayang di kalbu saya bukan gedung-gedung arsitektural keren di Brasil yang telah dinobatkan UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia, namun semarak heboh karnaval di sepanjang jalan raya Rio De Jainero.

Terbukti pada kenyataan bahwa kekhawatiran saya tentang pamor Rio De Jainero merosot pascadilengserkan sebagai ibu kota ternyata lebay alias berlebihan belaka.

Jakarta

Namun lain padang lain belalang, maka lain Rio lain Jakarta. Apa yang terjadi di Rio De Jainero pascaibu kota Brasil dipindah ke Brasilia belum tentu juga akan terjadi di Jakarta pascaibu kota Indonesia dipindah ke Nusantara.

Tidak ada manusia apalagi saya yang di masa kini bisa menjamin apa yang akan terjadi di masa depan Jakarta setelah dilengserkan sebagai ibu kota Indonesia.

Namun mengingat pada lazimnya orangtua terdiri dari dua orang, yaitu ibu dan ayah, maka dapat dijamin apabila Ibu Kota Republik Indonesia dipindah dari pulau Jawa ke Kalimantan, maka Jakarta masih tetap bisa berperan sebagai Bapak Kota Republik Indonesia.

Akhirnya Indonesia tidak lagi menderita sebagai anak Yatim sebab di samping bahagia punya Ibu juga punya Bapak Kota. MERDEKA!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi