Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan di 40 Negara, Subvarian Omicron BA.2 Lebih Berbahaya?

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
ilustrasi virus
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Virus corona varian Omicron kini diketahui telah memiliki subvarian yang diberi kode BA.2 dan dijuluki sebagai "Omicron Siluman".

Subvarian ini sudah ditemukan di 40 negara dunia, berdasarkan laporan yang dibuat Pointer, Senin (24/1/2022).

Beberapa negara tersebut di antaranya India, Inggris, Norwegia, Denmark, dan Amerika Serikat.

Subvarian ini pertama kali ditemukan pada Desember 2021 dan memiliki sifat genetik yang membuatnya disebut sulit terdeteksi PCR.

Baca juga: Ilmuwan Teliti 400 Kasus di Inggris yang Berasal dari Subvarian Omicron BA.2

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu subvarian BA.2?

BA.2 dikhawatirkan memiliki kemampuan transmisi yang melebihi kecepatan Omicron, sehingga dapat memicu munculnya gelombang infeksi yang lebih besar secara global.

Namun Direktur Center for Molecular and Translational Human Infectious Disease Research di Houston Methodist, James Musser mengatakan hingga saat ini belum ada bukti BA.2 lebih menular atau lebih dapat menghindari antibodi vaksin, jika dibandingkan dengan Omicron.

"Kita tahu Omicron dapat menghindari kekebalan tubuh yang sudah ada. Yang belum kita ketahui adalah apakah anak dari Omicron ini memiliki kemampuan menghindar yang lebih baik atah lebih buruk dari Omicron," kata James dalam Washington Post, Selasa (25/1/2022).

Sementara itu, mengutip The Fortune (21/1/2022), WHO sebelumnya menjelaskan, Omicron atau B.1.1.529 memiliki 3 substrain utama, yakni BA.1, BA.2, dan BA.3.

BA.1 digunakan untuk mengacu varian Omicron yang asli.

Baca juga: Menkes Jelaskan Begini Kondisi Pasien yang Terinfeksi Varian Omicron

 

Menyebar di Denmark

Beberapa waktu yang lalu, mayoritas infeksi global yang sampelnya diurutkan, diketahui akibat BA.1, yakni sekitar 99 persen.

Namun, kini BA.2 dimungkinkan telah membalap jumlah infeksi yang disebabkan oleh BA.1. Misalnya di Denmark.

Seorang ahli virus dari State Serum Institut di Denmark, Anders Fomsgaard mengatakan bahwa BA.2 telah menjadi virus yang dominan di negaranya.

Jumlah infeksi akibat BA.2 ini sekitar 65 persen dan di saat yang sama infeksi akibat  BA.1 mengalami penurunan.

Namun, Denmark tidak begitu mengkhawatirkan merebaknya BA.2 ini, karena kriterianya disebut mirip dengan infeksi BA.1.

“Kami tidak begitu khawatir, karena sejauh ini kami tidak melihat perbedaan besar dalam distribusi usia, status vaksinasi, infeksi terobosan, dan risiko rawat inap," ujar Fomsgaard.

"Juga, meskipun tingkat infeksi BA.2 tinggi, jumlah rawat inap di ICU menurun," lanjutnya.

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Ini 52 Daerah yang Masuk Level 1 Terbaru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi