Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selamanya Jelek, Ini Sisi Positif dari Bergosip Menurut Penelitian Ilmiah

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Ben white
Bergosip adalah naluri alamiah manusia untuk mencari teman dan mendapatkan informasi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hampir semua orang pasti pernah bergosip, baik pria maupun wanita, tua maupun muda.

Kebanyakan orang mendefinisikan bergosip sebagai membicarakan rumor atau isu-isu yang tengah naik daun.

Namun menurut Megan Robbins, asisten profesor psikologi di Universitas California, bergosip lebih tentang membicarakan seseorang yang tidak hadir di tengah-tengah pembicaraan, alias membicarakan seseorang di belakangnya.

Meski bergosip dinilai sebagai aktivitas yang buruk dan negatif, tapi tak bisa disangkal, bahwa semua orang pasti pernah melakukan aktivitas ini.

"Ini adalah sesuatu yang natural, bagian dari komunikasi manusia pada umumnya, saling berbagi informasi dan membangun keeratan sosial," ujar Robbins seperti dilansir dari Time.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jangan Sering Berlari ke Comfort Food Ketika Sedih, Ada Risikonya

Efek negatif bergosip

Melansir dari Good Therapy, bergosip umumnya membicarakan hubungan percintaan atau masalah-masalah personal dari seseorang, yang bisa membuat target atau seseorang yang dibicarakan ini merasa malu dan tersakiti.

Banyak hal mengapa seseorang suka bergosip. Beberapa orang membicarakan kejelekan orang lain agar mereka bisa merasa lebih baik akan dirinya sendiri.

Alasan lain, seseorang akan melemparkan isu hanya untuk menarik perhatian atau agar bisa diterima dalam suatu lingkungan tertentu.

Banyak efek negatif dari bergosip. Si target, tentu saja akan merasa malu dan terkhianati jika masalah pribadinya dibahas di belakangnya. 

Efek negatif juga bisa mengenai si pelaku atau mereka yang ikut bergosip. Efek pertama, mereka akan dikenal sebagai seseorang yang suka menghakimi dan tak bisa dipercaya.

Kemudian, mereka juga akan dicap sebagai pengecut, karena alih-alih menyelesaikan permasalahan secara personal dengan yang bersangkutan, mereka malah membicarakan permasalahan yang ada dengan pihak lain. 

Bergosip sangat bisa memecah belah lingkaran pertemanan, persaudaraan hingga lingkungan kerja. 

Baca juga: Sering Berbohong untuk Alasan Tak Penting? Begini Penjelasan Psikolog

Sisi positif bergosip

Meski berbau negatif, namun bergosip ternyata juga bisa membawa sisi positif yang terselubung.

Semisal di lingkungan kerja seseorang mendengar gosip bahwa seorang karyawan akan di-PHK lantaran kurang dinamis, maka seseorang ini bisa menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki kualitas kerjanya sendiri, agar ia tak mendapat perlakukan yang sama nantinya, yaitu terkena PHK.

David Ludden, profesor psikologi dari Georgia Gwinnett College, menyatakan bahwa bergosip juga bisa menjadi hal yang positif atau netral.

"Kita adalah makhluk sosial, jadi kita akan sangat terbantu mendapatkan informasi tentang seseorang dari orang lain, mengingat jaringan sosial sangatlah besar dan kita tak akan mampu mengobservasinya seorang diri," ujar Ludden.

Selain sebagai ajang mendapatkan informasi, gosip juga bisa digunakan sebagai ajang mempelajari budaya dan lingkungan.

Dari gosip, kita jadi tahu apa yang diterima atau dibenci oleh lingkungan, sehingga kita bisa berusaha bertingkah laku sesuai koridor yang ada di lingkungan tersebut.

Baca juga: 7 Tanda Pasangan Selingkuh dengan Teman Kerja

Bergosip juga bisa mengeratkan hubungan. Karena merasa berada pada "halaman" yang sama, sekelompok orang yang bergosip akan memiliki ikatan lebih erat dibanding sebelumnya.

Stacy Torres, asisten profesor di Universitas California menyarankan agar kita jangan berfokus pada rumor yang dibahas ketika bergosip, tapi berfokus pada keeratan hubungan dengan mereka yang ada di situasi tersebut.

"Bergosip bisa menyingkirkan kesepian dan mereduksi stres, dan meningkatkan ikatan pertemanan atau persaudaraan antar orang," ujar Torres.

Bergosip bisa sangat negatif jika kita memiliki niatan jahat untuk menjatuhkan orang lain, seperti mengomentari penampilan atau fisik seseorang. Dalam hal ini, gosip yang ada tak menguntungkan berbagai pihak karena tak menyampaikan informasi yang bermanfaat.

Baca juga: Kesepian Bisa Membunuhmu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi