Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Henti Jantung dan Bedanya dengan Serangan Jantung?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ Africa Studio
Ilustrasi penyakit jantung.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Salah satu risiko yang perlu diwaspadai dari penyakit jantung adalah risiko serangan jantung dan henti jantung.

Kendati demikian, serangan jantung (heart attack) dan henti jantung (cardiac arrest) berbeda.

Apa itu henti jantung? Apa bedanya dengan serangan jantung? Bagaimana mencegah risiko penyakit jantung pada usia muda?

Simak selengkapnya:

Baca juga: Anak Nurul Arifin Meninggal, Ini Risiko Penyakit Jantung di Usia Muda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu henti jantung? 

Dikutip dari Kompas.com, henti jantung adalah kondisi di mana jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh karena tidak berdetak secara efektif.

Seseorang yang mengalami henti jantung akan kehilangan kesadaran dalam hitungan detik, dan bisa meninggal dunia jika tidak tertangani dalam beberapa menit.

Henti jantung ini lebih fatal dibanding dengan serangan jantung. Kondisi itu adalah saat darah tidak mengalir ke seluruh tubuh dan organ lain kekurangan oksigen.

Hal ini sangat membahayakan otak, dan sering menyebabkan cedera neurologis mereka yang selamat dari henti jantung.

Baca juga: Mengenal Penyakit Jantung: Gejala, Faktor Risiko, dan Pencegahannya...

Apa itu serangan jantung?

Serangan jantung adalah penyumbatan di arteri yang mencegah darah mengalir ke jantung, dan memicu kerusakan pada otot.

Serangan jantung besar (major heart attack) akan membuat arteri tersumbat, dan memerlukan perawatan segera.

Serangan jantung yang parah bahkan dapat memicu henti jantung, atau gagal jantung (kondisi di mana jantung gagal memberikan darah ke tubuh, namun tidak sepenuhnya berhenti berdetak).

Baca juga: Nyeri Lengan Kiri Bisa Jadi Gejala Serangan Jantung, Kenali Gejalanya

Penyebab penyakit jantung di usia muda

Mengutip Kompas.com, 30 September 2021, penyakit jantung dapat menyerang usia muda di bawah 40 tahun.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr Sebastian Andi Manurung SpJP, FIHA mengatakan, jantung adalah organ tubuh yang bekerja tanpa henti memompa darah setiap hari.

Jika tidak menjaga kesehatan dengan baik, risiko penyakit jantung dapat menghampiri bahkan di usia muda.

Beberapa faktor penyebab risiko penyakit jantung pada orang yang berusia muda atau di bawah 40 tahun, yaitu:

1. Aktivitas fisik yang kurang

Aktivitas fisik yang kurang memicu penyakit jantung pada anak muda.

Solusi yang dapat dilakukan adalah meluangkan waktu berolahraga.

Berdasarkan penelitian, hal tersebut mengurangi risiko 15 persen serangan jantung dan 14 persen kematian dini.

2. Asupan makanan tidak seimbang

Penyakit jantung bisa berisiko tinggi jikalau asupan makanan dan minuman yang masuk ke tubuh tidak sehat.

Asupan makanan yang dimaksud adalah rendah protein, vitamin dan serat.

Menurut penelitian dari Mondales, setiap tahun Indonesia masuk dalam daftar kalangan yang suka ngemil atau mengonsumsi camilan.

Cemilan yang dikonsumsi tinggi garam, gula, dan lemak jenuh (ggl). Waktu mengemil hampir 3 kali sehari, sedangkan makanan berat dikonsumsi 2,5 kali sehari.

Baca juga: Resep Umur Panjang Cegah Hipertensi dan Penyakit Jantung dengan Teh

3. Stres

Penyebab risiko penyakit jantung usia muda selanjutnya adalah stres.

Orang yang tidak bisa koping kepada stres akan berisiko. Terkadang orang juga merasa inferior terhadap stres.

Koping adalah cara individu menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

Sementara, inferior adalah perasaan yang cenderung menganggap diri rendah.

Baca juga: 4 Faktor Risiko Penyakit Jantung

4. Merokok

Perokok aktif dan pasif berisiko sakit jantung, baik rokok biasa maupun elektrik.

Andi mengungkapkan, orang yang merokok biasanya dari usia 15-19 tahun, sebesar 52,1 persen.

Solusinya, olahraga cukup selama 3-5 hari dalam seminggu, durasi 30-60 menit secara bertahap.

Selain itu, dia menyarankan untuk mengurangi konsumsi kalori berlebih, meningkatkan konsumsi serat, usahakan kurangi makanan olahan, dan berhenti merokok.

(Sumber: Kompas.com/Gading Perkasa, Ellyvon Pranita | Editor: Glori K. Wadrianto, Gloria Setyvani Putri)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi