Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Tampomas II Tenggelam, 369 Orang Tewas

Baca di App
Lihat Foto
RWB MATHINDAS
Foto-sikuen ini menunjukkan terturut saat-saat paling akhir kehidupan KM Tampomas II yang terbakar dan tenggelam di Laut Jawa tanggal 27 Januari lalu jam 12.42 WIB. Foto atas adalah saat-saat kapal yang malang itu telah terseok miring, kemudian bawah tatkala makin miring lagi, miring lagi, dan untuk selanjutnya tenggelam yang ditandai dengan kepulan asap akibat api dan bara yang ditelan air. Foto-foto ini diambil Capt. RWB Mathindas, Nakhoda KM Sengata dari Paradise Lines, sebuah kapal kayu dari kalimantan Timur. Kapal Sengata adalah kapal terdekat dengan Tampomas II pada saat-saat terakhirnya itu. Selain Sengata, saksi mata lainnya adalah KM Sangihem KM Limamus, KM Istana VI dan KM Adiguna Kurnia. Sejumlah kapal lain yang datang setelah Tampomas tenggelam, masih sempat memungut para penumpang yang terapung-apung di laut.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Hari ini 41 tahun lalu, tepatnya 27 Januari 1981, Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tampomas II tenggelam di perairan Masalembo, Laut Jawa.

Pada 1980-an, KMP Tampomas yang dikelola oleh PT Pelni merupakan salah satu kapal laut yang melayani penumpang antarpulau.

Sebelumnya, kapal ini digunakan untuk melayani perjalanan haji.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Guncang Kolombia, Lebih 1.000 Orang Tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi kejadian

Diberitakan Harian Kompas, 27 Januari 1981, kapal penumpang Tampomas II milik PT Pelni terbakar pada hari Minggu sekitar pukul 23.00 Wita.

Lokasinya sekitar 220 mil laut menuju pelabuhan Ujungpandang. Kapal itu berangkat dari Jakarta dengan membawa 1.054 penumpang dan 82 awak kapal.

Namun, ketika berada di perairan dekat Kepulauan Masalembu, sebelah utara Pulau Kangean, Jawa Timur, kapal itu mengalami kebakaran.

Menurut Sekditjen Perhubungan Laut kala itu, Fanny Habibie, dalam keadaan cuaca yang jelek itu penumpang mengalami kepanikan sehingga beberapa orang terjun ke laut.

Kapal Pelni atau kapal lain yang ada di sekitar kapal Tampomas II diperintahkan untuk mendekat dan memberikan pertolongan.

Beberapa kapal di antaranya adalah Wayabula, Ilmanul, Brantas, dua kapal penyapu ranjau TNI AL, dan sebuah kapal navigasi Perhubungan Laut.

Dilansir dari Harian Kompas, 28 Januari 1981, kapal Tampomas II akhirnya tenggelam pada 27 Januari 1981 pukul 12.42 WIB (13.42 WIT) meskipun berbagai usaha penyelamatan dilakukan.

Kapal berbobot mati 2.420 ton itu tenggelam di Selat Makassar dekat Pulau Masalembo, sekitar 22 mil laut menjelang pelabuhan tujuan Ujungpandang.

Hingga 27 Januari 1981 malam hari, terdapat 566 orang yang berhasil diselamatkan ke atas kapal-kapal yang datang menolong.

Kapal Tampomas II meninggalkan Jakarta sekitar pukul 19.00 pada 24 Januari 1981 dan diharapkan tiba di pelabuhan Ujungpandang sekitar pukul 10.00 pagi tanggal 26 Januari.

Namun, pada pukul 11 WIT diterima kabar bahwa kapal tersebut mengalami musibah dan terbakar.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Boeing 707 Tabrak Gunung Mont Blanc, 117 Kru dan Penumpang Tewas

Upaya penyelamatan

Penyelamatan terkendala cuaca buruk. Pesawat Albatros UF-Skuadron Udara-5 TNI AU yang lepas landas dari Bandara Juanda pada 06.35 bermaksud mendarat di perairan sekitar lokasi musibah.

Akan tetapi, gelombang besar setinggi 7-10 meter, angin kencang, dan hujan mengurungkan rencana pendaratan.

Dari udara juga terhalangi oleh kabut tebal, sehingga untuk menemukan lokasi Kapal Tampomas II, pesawat Albatros harus terbang rendah sekitar 350-500 kaki dari permukaan laut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kereta Api di Rumania Tergelincir dan Meledak, 1.000 Tewas

Penyebab kecelakaan Tampomas II

Tenggelamnya KM Tampomas II dikenang sebagai tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan.

Peristiwa ini tercatat sebagai musibah terbesar dalam sejarah maritim nasional, sekaligus musibah ketiga yang tergolong terbesar di dunia saat itu.

Mengutip Harian Kompas, 26 Juni 2015, musibah ini menelan 369 jiwa, baik penumpang maupun awaknya.

Kecelakaan itu disebut berasal dari percikan api di kabin kendaraan, api itu kemudian membesar dan menjalar ke seluruh bagian kapal.

Kebakaran itu diduga akibat rendahnya disiplin penumpang dan awak kapal tentang keselamatan pelayaran, di antaranya tidak mematuhi larangan merokok di tempat-tempat tertentu, seperti kabin kendaraan, selama pelayaran.

Selain rendahnya disiplin, tenggelamnya KM Tampomas II juga akibat awak kapal tidak memahami cara dan prosedur penggunaan semua peralatan pertolongan.

Belakangan diketahui baju pelampung (life jacket) tidak dapat digunakan untuk penumpang awam serta radio portabel yang seharusnya ada di dalam sekoci tidak berada di tempatnya.

Atas keteledoran tersebut, sejumlah awak kapal mendapat sanksi administratif oleh Mahkamah Pelayaran.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi