KOMPAS.com – Indonesia terpilih secara resmi sebagai presidensi G20 terhitung sejak 1 Desember 2021 hingga KTT G20 pada 20 November 2022.
Adapun serah terima presidensi dari Italia sebagai Presidensi 2021 kepada Indonesia telah dilakukan secara langsung pada 31 Oktober 2021 lalu di Italia.
“Saya sampaikan selamat kepada Italia yang telah sukses menjalankan presidensi G20 di tahun 2021," kata Presiden Jokowi, dikutip dari Kompas.com 1 November lalu
"Indonesia merasa terhormat untuk meneruskan presidensi G20 di tahun 2022," sambungnya.
Terkait dengan adanya presidensi G20 ini, pemerintah tengah melakukan berbagai persiapan untuk menyambutnya.
Lantas, apa manfaat Presidensi G20 bagi Indonesia?
Baca juga: Mengenal G20: Sejarah, Fungsi, dan Kiprah Indonesia di Dalamnya
Manfaat Presindensi G20
Mengutip laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan setidaknya ada 3 manfaat besar menjadi Presidensi G20 bagi Indonesia
Manfaat tersebut, menurut dia, akan dirasakan di bidang ekonomi, pembangunan sosial dan politik.
Adapun dari aspek ekonomi, diantaranya meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp 1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, dan pelibatan UMKM.
Begitu juga manfaat penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.
Airlangga juga menyebut, presidensi G20 juga akan bermanfaat untuk sektor akomodasi, makan, minum, dan pariwisata, termasuk branding Indonesia di dunia internasional.
Baca juga: G20 dan Isu-isu Pinggiran yang Diperjuangkan...
Menciptakan lapangan kerja
Mengutip laman Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, manfaat Indonesia sebagai Presidensi G20, di antaranya penciptaan lapangan kerja dengan jumlah besar karena ada 157 pertemuan yang akan dilakukan.
“Jumlah sekitar lebih dari Rp7 triliun, jumlah kesempatan kerja yang tercipta,” ujarnya.
Selain itu, Menkeu juga menyebut Indonesia sebagai negara emerging dan negara terbesar di ASEAN telah dinilai sebagai negara yang memiliki perekonomian dan sistem politik yang stabil.
Sehingga, mampu menjadi pemimpin dan membentuk kebijakan yang luar biasa pengaruhnya ke seluruh dunia. Salah satunya mendesain kebijakan pemulihan ekonominya.
“Ini pengaruhnya ke seluruh dunia luar biasa besar. Seperti, katakanlah kebijakan moneter maupun fiskalnya yang kemudian menimbulkan apa yang disebut efek spillover atau rambatan. Kalau ekonomi dunia tumbuh tinggi, berarti ekspor kita tumbuh tinggi,” ujar Menkeu.
Menurut dia, jika ekonomi tumbuh, maka efek rambat itu juga akan memberikan pengaruh kepada Indonesia, seperti penerimaan negara, penerimaan pajak, bea cukai hingga penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Hal ini karena jika ekonomi dunia membaik, maka komoditas naik dan ekspor meningkat.
Baca juga: Indonesia Jadi Presidensi G20, Ini Tantangan dan Keuntungannya
Apa itu Presidensi G20?
Presidensi G20 adalah tuan rumah dari penyelenggaraan KTT G20.
G20 merupakan forum ekonomi global yang dibentuk pada 1999 sebagai respon atas krisis ekonomi ketika itu.
Forum tersebut diharapkan akan memberikan mitigasi dan penanganan, serta membantu negara-negara keluar dari krisis.
Adapun anggota dari forum G20 adalah 19 negara, yakni:
- Amerika Serikat
- Argentina
- Brazil
- Australia
- Kanada
- Meksiko
- Turki
- Indonesia
- Korea Selatan
- Jepang
- China
- Jerman
- Inggris
- India
- Arab Saudi
- Afrika Selatan
- Italia
- Prancis
- Rusia
- Uni Eropa.
Indonesia bergabung menjadi anggota pertemuan Forum G20 sejak awal terbentuknya G20 yakni pada 1999.
Kendati demikian, Indonesia baru diundang KTT G20 pertama kali pada 2008 di AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.