Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pestisida pada Sayur dan Buah, Apa Bahayanya?

Baca di App
Lihat Foto
freepik
Ilustrasi pemakaian pestisida untuk membasmi hama tanaman.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Penggunaan pestisida pada sayuran seringkali dimaksudkan untuk mengusir organisme pengganggu tanaman.

Tujuannya supaya sayuran bisa menghasilkan buah dan sayur secara optimal tanpa khawatir rusak oleh hama.

Sayangnya, penggunaan pestisida kimia, walaupun mudah didapat dan digunakan ternyata memiliki sejumlah bahaya yang bisa mengganggu kesehatan apabila digunakan secara tidak tepat.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Pestisida dan Peruntukannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa saja bahaya pestisida pada sayur dan buah?

Bahaya pestisida

Pestisida merupakan senyawa kimia yang dipakai untuk memberantas hama dan penyakit tanaman.

Melansir dari laman Dinas Pertanian Magelang, pestisida merupakan senyawa kimia yang tak mudah terurai.

Nantinya jika masuk ke dalam tubuh maka risidu pestisida tak mudah dikeluarkan dan bisa mengendap di dalam tubuh.

Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan.

Baca juga: 4 Bahan Alam untuk Membuat Pestisida Pengusir Hama Tikus pada Padi

Bahaya pestisida ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor yakni:

Pestisida ketika terhirup saluran pernapasan bisa menyebabkan sakit tenggorokan, pilek, batuk hingga gagal napas.

Sedangkan ketika masuk saluran pencernaan, maka bisa menimbulkan gejala keracunan yakni denyut jantung tak teratur, mual, muntah diare, nyeri perut.

Sedangkan paparan jangka panjang bisa menimbulkan gangguan kesehatan seperti kanker, kerusakan sistem saraf, atau gangguan reproduksi.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Pestisida dari Bawang Putih

Pestisida juga memiliki sifat mutagenik yang bisa mengakibatkan kerusakan genetik dan teratogenik yang bisa menyebabkan bayi lahir cacat.

Sementara itu mengutip dari laman Diskominfo Demak, penggunaan pestisida kimia yang secara terus-menerus dengan dosis tidak tepat juga bisa berbahaya bagi ekosistem dan lingkungan.

Selain itu, jika penggunaan pestisida kimia yang tidak tepat baik dosis maupun sasarannya maka bisa menyebabkan resistensi hama sehingga hama kebal dan perlu dosis yang lebih tinggi untuk memberantasnya.

Baca juga: Bahan-bahan Ini Bisa Anda Gunakan untuk Pestisida Alami, Apa Saja?

Cara menghilangkan pestisida

Paparan adanya residu pestisida mungkin akan ditemukan pada hampir semua jenis sayur dan buah.

Namun sebenarnya, paparan residu pestisida bisa dikurangi.

Guna mengurangi residu pestisida maka bisa dilakukan hal berikut:

1. Mencuci dengan air mengalir

Cara ini disarankan agar residu pestisida yang menempel bisa larut atau hilang.

Guna memaksimalkan penghilangan residu pestisida maka, gosok-gosoklah sayur dan buah saat mencuci.

Termasuk gosok pada bagian-bagian yang memerlukan detail seperti lipatan halus, tangkai, gumpalan kuntum seperti pada brokoli.

Tak disarankan mencuci dengan merendam karena racun yang telah larut bisa kembali menempel pada sayur dan buah.

Baca juga: Pestisida Alami untuk Membasmi Hama Semut Tanaman Indoor

2. Mencuci dengan sabun kusus food grade

Cara ini juga bisa dilakukan untuk mengurangi residu yang menempel.

Setelah dicuci dengan sabun, sayur, dan buah dibilas dengan air supaya tak ada sisa sabun yang tertinggal.

3. Kupas kulit buah dan lapisan luar sayur

Untuk mengurangi residu pestisida sebaiknya buah dikupas bagian kulitnya.

Adapun pada sayur dibuang lapisan terluarnya, karena bagian ini yang paling rentan terpapar.

4. Rendam dengan air panas

Ketika merendam sayuran dengan air panas maka bisa menurunkan residu pestisida 38-97 persen.

Hal ini karena air panas bisa memicu pelepasan dan mengurangi pestisida ke dalam air dan uap air.

Perendaman bisa dilakukan 10-15 menit.

Baca juga: Gemar Berkebun? Berikut Cara Membuat Pestisida Alami dari Daun Pepaya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi