Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Nikotin Bisa Mengendap hingga Tiga Generasi, Begini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Maren Winter
Ilustrasi rokok tembakau, konsumsi tembakau.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Temuan terbaru dari para ilmuwan menyatakan bahwa efek nikotin dari tembakau atau rokok bisa mengendap hingga tiga bahkan empat generasi.

Jadi dalam tubuh seorang cucu dari seorang kakek yang perokok aktif, bisa ditemukan endapan nikotin hasil "warisan" keluarganya.

Dalam studi terbaru tersebut dinyatakan bahwa endapan nikotin bisa bertahan bertahun-tahun hingga melintas beberapa dekade. 

Melansir Science Alert, warisan nikotin ini bisa diturunkan pada beberapa generasi tanpa terdeteksi dengan jelas.

Baca juga: Mengapa Bertambah Gendut Setelah Berhenti Merokok?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dasar penelitian soal warisan nikotin

Di tahun 2014, Jean Golding dari Universitas Bristol di Inggris, melakukan penelitian dengan beberapa ilmuwan lain dengan mengalkulasi data dari Children of 90's Study.

Penelitian ini mencermati kondisi wanita hamil dan sejarah di dalam keluarganya. Pengamatan Golding ini sudah dimulai sejak awal 1990-an.

Dari penelitian panjang tersebut, di tahun 2014 Golding mendapatkan fakta bahwa anak-anak yang memiliki ayah seorang perokok aktif di mana sang ayah mulai merokok sebelum menginjak usia 11 tahun, memiliki body mass index atau BMI jauh lebih tinggi di masa remajanya ketimbang anak yang memiliki ayah bukan seorang perokok.

Level BMI tinggi ini diikuti dengan peningkatan lingkar pinggang dan juga massa lemak tubuh yang bisa menuju obesitas.

Hal ini atau fakta ini, dikategorikan Golding dan rekan-rekannya sebagai faktor non genetik yang bisa menurun lintas generasi.

Baca juga: Jangan Merokok di Dalam Rumah, Nikotin Bisa Membunuh Tanaman Indoor  

Dalam data yang didapat dari penelitian panjang sejak tahun 1990-an tersebut juga didapatkan fakta bahwa warisan ini tak hanya bisa menurun dari ayah ke anak saja.

Namun juga melintas dari seorang kakek hingga ke cucu perempuannya. Bahkan bisa pula menurun dari kakek buyut hingga ke cicit perempuannya.

"Jika seorang laki-laki mulai merokok sebelum usia pubertas, maka mereka akan memiliki cicit perempuan, bukan cicit laki-laki, yang memiliki kelebihan massa lemak di masa mudanya, yaitu di usia 17 dan 24 tahun," ujar Golding.

Jadi menurut Golding, salah satu alasan mengapa anak-anak bisa obesitas di usia muda bukan hanya soal gaya hidup yang salah saja.

Namun bisa jadi karena ada peran serta dari gaya hidup leluhurnya, atau paparan lingkungan apa yang mengenai leluhurnya.

Meski Golding yakin akan hal ini, namun ia dan peneliti lain masih terus meneliti faktor-faktor lain yang bisa melengkapi data-data yang kurang sempurna.

"Karena obesitas sendiri adalah sesuatu yang kompleks. Obesitas bisa dipengaruhi oleh genetik dan juga berbagai faktor eksternal," pungkas Golding.

Baca juga: Kecanduan Nikotin Setelah Berhenti Merokok? Ini Cara Mengatasinya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi