Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otak Kucing Disebut Menyusut Jauh Lebih Kecil daripada Nenek Moyangnya, Kok Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK.COM
Ilustrasi kucing di dalam kandang
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah studi yang dipublikasikan di Royal Society Open Science mengonfirmasi, ukuran otak kucing telah menyusut secara signifikan ketika mereka dijinakkan selama sekitar 10.000 tahun terakhir,

Temuan ini sekaligus memberi wawasan baru yang penting terkait cara hewan beradaptasi ketika mereka mulai dipelihara secara teratur oleh manusia.

Melansir Science Alert, para peneliti membandingkan ukuran tempurung kepala (indikator ukuran otak) antara kucing domestik (Felis catus) dan kucing liar dari Eropa dan Afrika.

Baca juga: Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti diketahui, kucing liar dari Eropa dan Afrika secara genetik dikonfirmasi sebagai spesies leluhur yang perlahan berevolusi menjadi kucing domestik.

Tim juga melihat hibrida kucing liar dan domestik, menemukan bahwa ukuran otak mereka lebih kecil di antara pengukuran untuk dua kelompok lainnya.

"Data kami menunjukkan bahwa kucing domestik memang, memiliki volume tengkorak yang lebih kecil (menyiratkan otak lebih kecil) dibandingkan dengan kucing liar Eropa (Felis silvestris) dan nenek moyang liar kucing domestik, kucing liar Afrika (Felis lybica)," kata para peneliti.

"Kami lebih lanjut menemukan bahwa hibrida kucing domestik dan kucing liar Eropa memiliki volume tengkorak yang mengelompok di antara dua spesies induk," sambungnya.

Baca juga: Cara Melatih Kucing dan Anjing agar Tidak Buang Air Sembarangan

Penelitian otak kucing

Ukuran otak kucing adalah obyek yang telah diteliti oleh para peneliti sejak 1960-an dan 1970-an.

Tren penyusutan otak pada hewan peliharaan ini juga telah diamati pada domba, anjing, dan kelinci.

Menurut para peneliti, sesuatu yang signifikan tampaknya sedang terjadi.

Baca juga: Apakah Makanan Kucing Aman Dikonsumsi Anjing?

Para peneliti mengajukan gagasan yang ada bahwa seleksi alam untuk kejinakan dalam domestikasi mengarah pada produksi sel-sel puncak saraf yang lebih sedikit pada hewan.

Pada gilirannya, hal itu dapat menyebabkan perubahan dalam respons stres, ukuran otak, dan morfologi tubuh secara keseluruhan.

Sementara kesimpulan dari penelitian ini tidak sepenuhnya baru, mereka memperbarui penelitian yang berusia puluhan tahun dalam beberapa kasus.

"Perbandingan ukuran otak sering didasarkan pada literatur lama yang tidak dapat diakses. Dalam beberapa kasus, menarik perbandingan antara hewan domestik dan spesies liar yang tidak lagi dianggap mewakili spesies nenek moyang sebenarnya dari spesies domestik yang bersangkutan," tulis peneliti.

Baca juga: Apa Penyebab Kucing Beringus dan Bagaimana Perawatannya?

Hubungan kucing dengan manusia

Studi ini menunjukkan bagaimana kucing telah membuktikan kegunaannya di masa lalu, di peternakan, dan di kapal.

Hubungan mereka dengan manusia lebih dari sekadar mencari sumber makanan yang mudah.

Menurut peneliti, kucing domestik terus dipilih sebagai hewan peliharaan berdasarkan temperamen mereka, sehingga menjadikannya subyek yang cocok untuk domestikasi.

Pada akhirnya, para peneliti mengatakan bahwa lebih banyak data tentang lebih banyak spesies perlu dikumpulkan untuk memahami sepenuhnya apa efek domestikasi pada kucing.

"Kita harus selalu mengakui bahwa kita membandingkan populasi hewan liar yang hidup sekarang (atau baru-baru ini) dengan bentuk domestik, dan bukan populasi leluhur yang sebenarnya," jelas peneliti.

"Ini akan selalu menjadi faktor pembaur karena kita jarang memiliki akses ke populasi purba yang menghasilkan hewan domestik kita (walaupun DNA purba sebagian dapat memperbaiki masalah ini untuk perbandingan genetik)," tambahnya.

Baca juga: 4 Mitos Pelihara Kucing Bikin Susah Hamil, Keguguran, hingga Menstruasi Tak Lancar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi