Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur di Depan Televisi yang Menyala? Kenali Beberapa Risikonya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Alin Surdu
Tidur di depan televisi memiliki plus minus.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Beberapa orang tak bisa tidur dengan lampu yang menyala terang dan suara yang berisik, namun beberapa orang lagi menghidupkan televisi beberapa menit sebelum waktu tidur dan berhasil ketiduran hingga pulas di depan televisi yang masih menyala.

Ketiduran di depan televisi sering dialami oleh banyak orang, baik pria maupun wanita, tua maupun muda.

Meski terlihat sekilas televisi tak mengganggu waktu tidur karena nyatanya mereka bisa tertidur pulas, namun benarkah tak ada bahaya dari ketiduran di depan televisi ini?

Menurut beberapa pakar kesehatan, ada plus minus tidur di depan televisi. Kenali plus minus ini agar kualitas istirahat Anda tak terganggu dan kesehatan bisa terjaga.

Baca juga: Hati-hati, Ini 5 Bahayanya Tidur Terlalu Lama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus minus tidur di depan televisi

Melansir Lifehacker,  suara televisi memang bisa menjadi lagu nina bobok, lagu pengantar tidur.

Ilmuwan mengatakan bahwa tayangan televisi favorit bisa digunakan mengalihkan pikiran yang terlalu tegang, mereduksi stres dan memegang kontrol diri kembali.

Ketika stres dan ketegangan mereda, maka sensasi kantuk pun akan datang dan Anda bisa tidur dengan segera.

Namun, ada pula sisi minus dari ketiduran di depan televisi. Mengutip dari Healthline, ada 4 risiko ketika Anda memutuskan tidur di depan televisi. Risiko tersebut adalah:

1. Memiliki kualitas tidur yang buruk

Dewasa pada umumnya membutuhkan waktu tidur sekitar 7 hingga 8 jam setiap malam. Ketika kurang dari itu, maka tubuh akan mengalami hutang tidur.

Hutang tidur ini akan terakumulasi hari demi hari dan mengancam kesehatan tubuh Anda, memicu kelelahan juga menurunkan tingkat fokus.

Salah satu faktor yang bisa menurunkan kualitas tidur dan memicu hitung tidur adalah tidur di depan televisi, di mana Anda bisa sangat mudah terbangun hanya gara-gara suara dialog film yang terlalu kencang atau iklan.

Baca juga: Memilih Posisi Tidur Terbaik Sesuai Gangguan Kesehatan yang Diderita

2. Menurunkan produksi melatonin

Sinar biru dari layar televisi bisa menghambat produksi hormon melatonin, yaitu hormon kantuk yang menyuruh tubuh untuk berangkat tidur.

Sinar biru dari layar televisi bisa membuat otak berpikir hari masih siang, sehingga melatonin tak diproduksi dengan segera.

3. Menstimulasi otak

Menonton film bisa menstimulasi otak, membuat otak terus bekerja. Dan otak yang terus bekerja akan menjauhkan diri kita dari kantuk. Efeknya, kualitas tidur pun akan kurang.

4. Memicu obesitas

Sinar biru dari layar televisi akan mengganggu kualitas tidur. Dan kualitas tidur yang rendah akan memicu berbagai gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes, kenaikan tekanan darah, dan kehilangan memori.

Dalam studi tahun 2019 ditemukan fakta bahwa sinar cahaya buatan seperti cahaya televisi bisa memicu obesitas, terlepas dari sinar tersebut menganggu kualitas tidur ataukah tidak.

Baca juga: Amankah Tidur Menggunakan Kipas Angin?

Cara aman tidur di depan televisi

Meski memiliki beragam risiko, namun jika Anda adalah tipe yang hanya bisa tidur jika ditemani televisi, maka tidurlah menggunakan televisi.

Suara dari televisi bisa menjadi white noise yang mengantarkan saraf-saraf kita untuk tenang.

Agar kualitas tak terganggu, pilih tayangan televisi yang tak menstimulasi otak dan detak jantung. Jauhi film laga dan pilihlah film drama yang memiliki alur pelan.

Kondisikan juga volume televisi tak terlalu kencang, sehingga tak akan membangunkan Anda dari tidur.

Agar tak boros listrik dan Anda tak berisiko terbangun di tengah malam, gunakan setelan timer yang secara otomatis bisa mematikan televisi selama Anda sudah tertidur. 

Baca juga: Tidur Ditemani Musik? Kenali Plus Minusnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi