KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang laki-laki melemparkan kotak berisi makanan pada seekor orangutan yang ditemuinya di tepi jalan aspal, beredar di media sosial.
Video berdurasi kurang dari satu menit itu salah satunya diunggah oleh akun Instagram ini.
Terlihat sejumlah kendaraan melintas di jalan raya itu.
Kemudian, rekan dari perekam melemparkan dua buah kotak makanan ke arah orangutan itu.
Meski sudah diberikan dua kotak berisi makanan, namun dalam video singkat itu orangutan tidak terlihat mengambilnya.
Baca juga: Pelihara 7 Satwa Dilindungi Termasuk Orangutan, Bupati Nonaktif Langkat Terancam 5 Tahun Penjara
Menghindar dan jangan beri makan
Terkait video viral tersebut, Kapten Perlindungan Habitat Center for Orangutan Protection (COP), Arif Hadiwijaya mengatakan, jika menjumpai kondisi tersebut sebaiknya masyarakat menghindar dan tidak memberi makan orangutan.
"Saran kami, ketika menjumpai orangutan seperti di video tersebut lebih baik menghindar dan jangan memberi makan," kata Arif saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/1/2022).
Memberi makan atau minum, meskipun maksud dan tujuannya adalah baik, agar orangutan tidak kelaparan atau kehausan, namun hal itu sama sekali tidak dibenarkan.
Arif menyebut tindakan itu dapat menimbulkan ketergantungan orangutan pada manusia.
"Sebab jika kita memberinya pakan di jalan, ada kemungkinan orangutan akan kembali ke jalan untuk mencari sumber pakannya dari manusia," jelas dia.
Pihaknya menyarankan, apabila menjumpai orangutan di luar habitatnya, sebaiknya tidak usah didekati, diganggu, atau diberi makan.
Meskipun orangutan cenderung tidak berbahaya untuk didekati, kecuali apabila mereka merasa terancam.
Arif menilai orangutan tidak akan menyerang manusia jika manusia tidak menyerang atau mengancamnya terlebih dahulu.
Baca juga: Peneliti Ungkap Bukti Pertama Orangutan Ajarkan Ketrampilan Hidup pada Anaknya
Laporkan ke petugas
Selanjutnya apabila masyarakat menjumpai orangutan di luar habitatnya, masyarakat diminta untuk melaporkan temuannya ke pihak-pihak yang berwenang.
"Imbauan kami kepada masyarakat, sebaiknya melaporkan ke pihak berwenang saja dalam hal ini BKSDA atau bisa juga ke kami, jika menemukan kasus seperti di atas," imbau Arif.
Adapun terkait dengan kemunculan orangutan sebagaimana beredar di media sosial, COP menyebut telah mengkoordinasikannya dengan pihak terkait.
"Terkait orangutan yang muncul tersebut, saat ini kami masih berkoordinasi dengan BKSDA Kalimantan Timur untuk melakukan upaya-upaya preventif demi mencegah konflik lebih jauh," jelas Arif.
Baca juga: Penyakit Kusta: Penyebab, Cara Penularan, dan Pengobatannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.