Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bersiap Hadapi 150.000 Kasus Covid-19, Menkes: Tidak Perlu Kaget

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Eduard Goricev
Ilustrasi varian Omicron dari riwayat perjalanan luar negeri. Kasus Omicron di Indonesia bertambah, kebanyakan berasal dari perjalanan luar negeri dari Turki.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kasus harian Covid-19 di Indonesia hingga 30 Januari 2022 masih berada pada angka seperlima dari puncak Juli 2021.

Kendati demikian, ia menyebut Indonesia berpotensi mengalami peningkatan jumlah rawat inap rumah sakit, apabila kasus harian meningkat lebih dari tiga kali lipat.

"Jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia dapat lebih tinggi dari Delta apabila kasus harian meningkat lebih dari tiga kali lipatnya atau setara 150 ribu kasus per hari," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Senin (31/1/2022).

"Hingga saat ini kami masih memperkirakan angka tersebut kecil kemungkinan terjadi. Meski demikian kami tetap waspada," tambahnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Omicron Masuk Indonesia, Vaksin Masih Ampuh?

Ia menjelaskan, estimasi itu dilakukan sebagai upaya mitigasi apabila terjadi lonjakan varian Omicron dengan menyiapkan fasilitas kesehatan yang ada.

Senada, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Indonesia pasti akan mengalami penularan Covid-19 varian Omicron sangat tinggi.

Sebab, hal itu terlihat di sebagian besar negara yang sudah melalui puncak Omicron.

Baca juga: Cara Dapatkan Layanan Telekonsultasi dan Paket Obat Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19 Omicron

Lonjakan kasus Omicron 

Menurutnya, Indonesia juga berpotensi mengalami lonjakan kasus dua sampai tiga kali lipat dari puncaknya pada Juli 2021 sebanyak 57.000 kasus.

"Jadi kalau puncaknya dulu pernah 57.000 kasus per hari, kita mesti siap-siap dan hati-hati, tidak perlu kaget. Kalau melihat di negara-negara lain bisa saja dua sampai tiga kali lipat dari puncak sebelumnya," kata Budi dalam kesempatan yang sama.

"Kita tak tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang diperkirakan pada akhir Februari," sambungnya.

Baca juga: Benarkah Mata Gatal adalah Salah Satu Gejala Omicron? Ini Kata Ahli

Untuk itu, ia meminta warga untuk tetap waspada, menghindari kerumunan dan mobilitas.

Hal ini dilakukan agar tidak tertular Covid-19 serta menularkannya ke orang lain.

Budi juga menjelaskan rincian kondisi pasien Covid-19 Omicron di Indonesia.

Sebanyak 85 persen pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit sudah sembuh, sementara sekitar 8-10 persen dalam kondisi sedang dan kritis serta membutuhkan oksigen.

"Jadi 90 persen yang masuk rumah sakit, itu umumnya tanpa gejala sekitar 35-40 persen dan bergejala ringan sekitar 50 persenan," jelas dia.

Baca juga: Satu Kasus Omicron Transmisi Lokal, Bagaimana Transmisi Lokal Covid-19 Terjadi?

Kasus Omicron pada anak-anak

Ia menuturkan, sudah ada 5 pasien Omicron yang meninggal di Indonesia sampai saat ini, 60 persen di antaranya belum divaksin.

Sementara 63 persen dengan kondisi sedang dan berat belum divaksin lengkap.

Menurut Budi, angka kasus Omicron yang menginfeksi anak-anak juga mengejutkan.

"Berdasarkan fakta itu, harus diingat, percepat vaksinasi, terutama untuk lansia dan anak-anak kita. Lindungi mereka," ujarnya.

Baca juga: Wagub DKI Sebut BOR Covid-19 Naik Lagi, Transmisi Lokal Omicron Meningkat Drastis

Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang bergejala ringan dan tanpa gejala, agar menjalani isolasi mandiri di rumah, tanpa perlu ke rumah sakit.

"Kami mengimbau, kalau OTG tidak usah dirawat di rumah sakit, demikian juga kalau ringan, di rumah saja. Ada batuk pilek sedikit, selama saturasi oksigen di atas 90 persen, masih normal," kata Budi.

"Biarkan rumah sakit menjadi tempat saudara-saudara kita yang parah, berat, sedang kritsi dan membutuhkan bantuan oksigen, dirawat di sana," tutupnya.

Baca juga: Vaksin Saja Tidak Cukup untuk Hadapi Omicron, Ini Kata WHO

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Pantau Penyebaran Varian Omicron di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi