Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Lagi di Gunungkidul, Apa Itu Antraks?

Baca di App
Lihat Foto
RAJAUMAR/KOMPAS.COM
Ilustrasi pasar daging di tengah wabah antraks yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus antraks kembali muncul di tengah-tengah masyarakat.

Sebanyak 15 ekor hewan ternak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mati karena positif penyakit antraks.

Diberitakan Kompas.com, 31 Januari 2022, kematian belasan ternak ini terjadi sejak 14 Desember 2021 sampai 28 Januari 2022.

"Yang jelas di Gunungkidul, dengan antraks ini betul positif ada. Ternak ya, yang terkonfirmasi ada beberapa," kata Bupati Gunungkidul Sunaryanta saat ditemui di Kantor Pemkab Gunungkidul, Senin (31/1/2022) petang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak hanya hewan ternak saja yang positif penyakit antraks, belasan orang pun juga mengalami gejala yang sama.

Baca juga: Antraks Menyebar di Gunungkidul, Ini Penyebab, Gejala dan Pencegahannya

Lalu apa itu sebenarnya antraks dan bagaimana cara menanggulanginya?

Mengenal penyakit antraks

Mengutip Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Antraks yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2017, penyakit antraks termasuk salah satu penyakit zoonotik yang disebabkan oleh Bacillus anthracis, dapat menyerang hewan pemamah biak maupun binatang buas, dan ditularkan kepada manusia serta dapat menimbulkan kematian.

Penyakit antraks sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah, dan telah menyebabkan banyak korban jiwa manusia.

Wabah antraks, pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 1832 di Kecamatan Tirawuta dan Mowewe Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Kemudian pada1969, dilaporkan 36 orang meninggal setelah memakan daging di Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara.

Tahun 1973, dilaporkan 7 orang meninggal setelah memakan daging di Desa Loeya Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Sempat Mewabah di Gunungkidul, Ini Bahaya Antraks bagi Manusia dan Hewan Ternak

Penyebab penyakit antraks

Antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh mikroba Bacillus anthracis. Mikroba ini terdapat di tanah.

Bacillus anthracis merupakan bakteri berbentuk batang, ujung-ujungnya persegi dengan sudut-sudut yang nampak jelas, tersusun dua-dua atau berderet, sehingga tampak seperti ruas-ruas bambu atau susunan batu bata, membentuk spora, bersifat gram positif, dengan ukuran 1-2 µ m x 5-10 µ m, dan non motil.

Bacillus anthracis merupakan bakteri yang pertama kali dapat dilihat dan dibuktikan sebagai penyebab penyakit antraks.

Baca juga: Kopi Vs Teh, Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

Pada 1877, Robert Koch menanam organisme dalam media pembiakan dan memperlihatkan kemampuan bakteri untuk membentuk endospore dan dalam percobaannya ia dapat menimbulkan penyakit antraks pada binatang tersebut.

Pada hewan yang terinfeksi kuman antraks dan pada saat kondisi hampir mati, banyak terdapat kuman antraks di dalam tubuhnya.

Bakteri masih dalam bentuk vegetatif yang akan dikeluarkan dari tubuh melalui lubang kumlah yaitu cairan eksudat hemoragis yang akan mencemari tanah dan air di sekitarnya kemudian akan membentuk spora dan menetap di lingkungan tersebut.

Baca juga: 6 Manfaat Kesehatan Buah Naga, Apa Saja?

Penularan antraks kepada manusia

Antraks adalah suatu penyakit zoonotik.

Oleh karena itu, penularan dapat terjadi di antara hewan dan dapat menular juga kepada manusia.

Cara penularan yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1. Penularan dari hewan ke hewan atau ke manusia

Penularan dapat terjadi bila hewan atau manusia terpapar dengan cairan tubuh yang mengandung bakteri antraks atau oleh spora yang ada di sekelilingnya.

2. Penularan melalui spora

Bakteri antraks akan dikeluarkan dari tubuh hewan melalui sekresi dan ekskresi selama sakit atau menjelang kematiannya.

Bila hewan tersebut mati di ladang, maka spora yang keluar melalui lubang-lubang kumlah spora dengan cepat akan terbentuk dan mencemari tanah atau obyek lain di sekitarnya.

Baca juga: Bagaimana Hewan Bisa Bertahan Tanpa Makanan Selama Hibernasi?

3. Penularan melalui hewan dan pakan ternak

Rumput yang dipangkas untuk pakan ternak sangat berpotensi membawa spora dan berisiko menularkan antraks dari satu daerah ke daerah lainnya.

4. Penularan melalui konsentrat atau bahan pakan dari hewan

Penularan melalui konsentrat protein yang terkontaminasi oleh spora antraks ini pernah terjadi di Inggris dan Amerika Serikat.

Indonesia telah melarang pemberian tepung tulang kepada ruminansia (hewan pemamah biak) untuk menghindari penularan antraks dan sapi gila.

5. Penularan dari bahan produk industri asal hewan

Penularan antraks pada orang yang disebabkan oleh secara tidak sengaja terpapar dengan spora yang terbawa oleh produk ternak misalnya penyamakan kulit, pembuatan wool.

Baca juga: 6 Hewan Tercepat di Dunia yang Lebih Kencang dari Cheetah

Gejala klinis dan waktu inkubasi antraks

Hewan terinfeksi kuman antraks dapat bersifat per-akut, akut dan kronis.

Gejala klinis pada perjalanan penyakit yang bersifat per-akut kadang-kadang tidak sempat kelihatan karena kematiannya sangat mendadak.

Gejala klinis yang bersifat akut biasanya ditandai dengan kenaikan suhu badan, gelisah, depresi, sesak napas, detak jantung lemah tapi frekuen, kejang kemudian diikuti dengan kematian.

Sebelum terjadi kematian dari lubang kumlah penderita keluar cairan (ekskreta) berdarah bersifat encer berwarna kehitaman.

Baca juga: Wabah Salmonella Serang AS, Disebut Bersumber dari Bawang

Masa inkubasi dari penyakit antraks adalah 7 hari, tetapi umumnya berkisar antara 2-5 hari.

Dan jika pada manusia menurut WHO, mas inklubasi antraks berkisar dari bebrapa jam sampai 3 minggu, namun paling sering 2-6 hari.

Bakteri antraks dapat menginfeksi manusia melalui tiga cara yaitu melalui kulit yang lecet, abrasi atau luka, melalui saluran pernapasan karena inhalasi spora antraks dan melalui saluran pencernaan karena mengonsumsi bahan makanan yang tercemar bakteri antraks misalnya daging hewan terinfeksi yang dimasak kurang sempurna.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Wabah Antraks Serang Rusia, 62 Orang Meninggal

Pengobatan antraks

Bacillus anthracis yang alami biasanya sensitif terhadap berbagai jenis antibiotika, termasuk penicilline.

Pengobatan dengan penicilline telah lama dipergunakan di Indonesia dengan hasil yang cukup memuaskan.

Sehingga penicilline masih merupakan obat antibiotika yang paling ampuh untuk penderita antraks yang alami dan jarang resisten.

Baca juga: Kementan: Antraks Dapat Dikendalikan melalui Vaksinasi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi