Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Varian Omicron dan Kapan Harus Melakukan Tes Covid-19?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Corona Borealis Studio
Ilustrasi virus corona, virus NeoCov ditemukan ilmuwan Wuhan, China, diklaim sebagai varian baru Covid (Neo Covid).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Virus corona Covid-19 varian Omicron mulai menyebar ke sejumlah daerah di Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com Senin (31/1/2022), Presiden RI Joko Widodo menilai bahwa kasus Omicron akan terus meningkat dalam beberapa minggu ke depan.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), varian Omicron memiliki level keparahan yang ringan dan tingkat perawatan di rumah sakit yang jauh lebih rendah dibanding dengan varian Covid-19 sebelumnya.

Meski begitu, risiko penyebarannya yang tinggi tetap harus diwaspadai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun meminta agar masyarakat mengetahui ciri-ciri dan gejala varian Omicron. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanganan secara dini.

Baca juga: Terdeteksi di Indonesia, Ini Fakta-fakta Son of Omicron BA.2

Apa saja gejala varian Omicron?

Gejala umum Omicron mirip flu

Gejala Omicron umumnya hampir serupa dengan flu yang meliputi batuk, hidung berair, tenggorokan sedikit sakit, dan demam.

Gejala Omicron ini jauh lebih ringan daripada varian Delta yang lebih kompleks, seperti kehilangan indera penciuman, indera perasa, demam tinggi, serta gangguan pencernaan.

Karena gejalanya yang mirip dengan flu biasa, Omicron seringkali menginfeksi tubuh seseorang tanpa orang itu sadari.

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap remeh jika sedang mengalami flu.

Ia mengatakan, flu yang memiliki gejala sangat mirip dengan Covid-19 adalah varian Omicron, seperti pilek atau hidung tersumbat disertai dengan batuk dan badan lemas.

Baca juga: Cermati, Ini Gejala Omicron yang Sering Terlewatkan dari Pengamatan

Gejala Omicron sebabkan diare

Meski kebanyakan kasus Omicron tidak menyebab gangguan pencernaan seperti varian Delta, akan tetapi ada beberapa kasus infeksi Omicron yang melibatkan gejala gangguan pencernaan seperti diare.

Selain itu, Anda juga harus waspada jika mengalami infeksi mata. Infeksi pada mata seperti mata merah dan gatal juga dapat menjadi gejala varian Omicron. Meskipun menurut American Academy of Ophthalmology gejala ini sangat jarang terjadi.

Mengutip dari Express.co.uk, selain gejala penyerta diare dan infeksi mata, waspadai juga jika Anda mengalami ruam dan gatal pada kulit, khususnya kaki, jari, mulut, dan lidah.

Meski gejala tersebut tidak bisa dipastikan 100 persen gejala varian Omicron, namun ruam yang muncul pada kulit memang bisa sebagai tanda reaksi sistem imun terhadap infeksi virus.

 

Gejala Omicron pada anak

Covid-19 varian Omicron juga dapat menyerang anak-anak. Gejala varian Omicron yang sering muncul pada anak adalah rasa lelah, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek dan bersin, demam, serta batuk.

Selain itu, terdapat pula beberapa gejala ringan yang mungkin menyertai infeksi Covid-19 pada anak seperti diare dan mual. 

Ada juga gejala parah Omicron yang dapat menyerang anak antara lain sesak napas, bibir menjadi biru, dan kejang.

Baca juga: Gejala Omicron pada Orang yang Sudah Divaksin

Gejala Omicron pada orang yang sudah vaksin

Hampir semua pasien yang sudah mendapatkan dosis kedua vaksin menunjukkan gejala varian Omicron yang cukup ringan. 

Gejala ringan yang dimaksud adalah sakit tenggorokan, batuk, pilek, serta mudah lelah. Bahkan, beberapa orang tidak menunjukkan gejala apapun.

Melansir dari Newsweek, tidak ada pasien Omicron yang mengalami kesulitan bernapas atau napas pendek. Gejalanya hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi tidak sampai menganggu seperti varian Covid-19 lain.

Gejala varian omicron ini berlaku sama untuk orang yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedtiga atau booster.

Baca juga: Masker yang Tepat untuk Anak di Tengah Ancaman Omicron

Segera lakukan tes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga mengimbau masyarakat yang memiliki gejala seperti terjangkit Covid-19 untuk segera memeriksakan diri.

Sebab, varian Omicron umumnya memiliki gejala ringan, akan tetapi tetap memiliki risiko berat bahkan memicu kematian.

"Walaupun gejala yang ditunjukkan umumnya ringan, tapi risiko untuk sakit berat bahkan kematian tetap ada," kata Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Antara, pada Minggu (30/1/2022).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Nadia untuk menjawab kecenderungan perilaku masyarakat yang bergejala, tetapi enggan melakukan tes di fasilitas kesehatan.

Gejala Omicron yang terasa ringan tersebut, lanjut Nadia, dapat berujung sakit berat  bahkan kematian bila tidak segera dilakukan penanganan.

"Kita tetap mengimbau masyarakat untuk mengetahui lebih dini Omicron sehingga bisa mengisolasi diri dan menghindari gejala jadi berat," katanya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Penyebabnya Menurut Kemenkes RI

Cegah Omicron dengan WFH

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyarankan pelaksanaan work from home atau bekerja dari rumah jika memang memungkinkan.

Langkah ini perlu dilakukan untuk menghindari potensi tertular Covid-19 di tengah kenaikan kasus yang terus terjadi.

"Di kantor-kantor kalau tidak terlalu perlu, mau WFH lebih baik. Lebih less risky. Kalau kita mau lebih berhati-hati karena kasusnya naik itu (melakukan WFH) lebih baik," kata Budi dalam sesi tanya jawab secara virtual bersama media dan tenaga kesehatan pada Kamis (27/1/2022).

Baca juga: UPDATE Corona Global 1 Februari: Indonesia Menutup Januari dengan 10.185 Kasus Baru

(Sumber: Kompas.com/Haryanti Puspa Sari, Artika Rachmi Farmita, Nadia Faradiba | Editor: Inten Esti Pratiwi, Bagus Santosa, Artika Rachmi Farmita, Nadia Faradiba)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo INgfografik: 10 Gejala Varian Virus Corona Omicron

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi