Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Ingin Ainun Najib, Founder KawalCovid19, Pulang ke Indonesia...

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com
Tangkapan layar informasi perihal alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Ainun Najib pulang.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keinginannya untuk memulangkan Ainun Najib, salah satu pemuda Nahdlatul Ulama (NU) yang saat ini bekerja di Singapura.

Keinginannya ini disampaikan saat berpidato di acara Pengukuhan Pengurus Besar dan Hari Lahir ke-96 NU di Balikpapan, Senin (31/1/2022).

"Saya kenal satu orang, yang lain masih banyak lagi, beliau ini kerja di Singapura, sudah lama. Setahun lalu saya kenal, ngerjain ini semuanya, apa pun bisa. Masih muda sekali, namanya Mas Ainun Najib, NU," kata Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretarian Presiden RI.

"Tapi di sana gajinya sangat tinggi sekali, jadi kalau diajak ke sini harus bisa menggaji yang lebih gede dari Singapura. Ini tugasnya nanti Pak Kiai, kalau beliau yang ngendiko, digaji berapa pun, bismillah pasti mau," sambungnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Itu RUU HIP yang Dipersoalkan NU dan Muhammadiyah?

Sebagai informasi, Ainun Najib merupakan praktisi teknologi informasi yang membentuk tim KawalCovid19 untuk mengawal informasi terkait persebaran virus corona di Indonesia.

Ia juga sebelumnya pernah membentuk platform serupa ketika pemilu, yaitu Kawal Pemilu pada 2019.

Dalam pidatonya, Jokowi juga berharap agar NU memiliki database yang berisi data lengkap para jemaah.

Menurutnya, hal itu sangat mungkin dilakukan karena NU memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan mengetahui persoalan itu.

"Saya membayangkan beberapa waktu ke depan, NU memiliki database jamaah yang lengkap dan canggih dengan bantuan teknologi digital, sangat mungkin," jelas dia.

Baca juga: Sejarah Berdirinya NU, Selamat Milad Ke-96 Nahdlatul Ulama!


Harapan Jokowi soal NU

Tak hanya itu, Jokowi juga membayangkan NU memiliki marketplace sendiri yang bisa menjadi tempat interaksi antara produsen dan konsumen NU.

Jokowi juga mengharapkan adanya platform edutech untuk memberikan fasilitas bagi jutaan santri yang mengaji kepada para kiai dan ilmuwan.

"Saya membayangkan dalam waktu segera NU mempunyai platform edutech, yang juga mempunyai platform learning management system yang handal, yang memfalistasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknolog, dan enterpreneur, di mana pun dan kapan pun secara mudah dan murah," ujarnya.

Sebagai sebuah organisasi, Jokowi menyebut NU memiliki jaringan yang sangat luas, baik tingkat nasional maupun luar negeri.

Baca juga: Harlah Ke-95 NU, Bagaimana Sejarah Pendirian Nahdlatul Ulama?

Menurut dia, jaringan ini berpotensi menjadi kekuatan besar yang potensial untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan kemanusiaan.

"Semua potensi itu perlu dijahit, perlu dirajut dalam rumah besar NU sehingga NU bisa semakin berperan dalam kemandirian dan kemajuan bangsa," kata Jokowi.

Tak lupa, Jokowi juga berterima kasih kepada NU atas kiprahnya dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.

Ia menuturkan, NU secara konsisten telah mendorong moderasi beragama dan bertoleransi, serta menunjukkan wajah Islam yang teduh dan ramah di mata dunia.

"Terima kasih atas kontribusinya selama ini, kini dan nanti," ucap Jokowi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Muhammadiyah Didirikan di Yogyakarta, Bagaimana Awal Mulanya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi