Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona 2 Februari 2022: Kasus Harian Indonesia Tembus 16.000 | Wanti-wanti WHO soal Omicron

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Vladimir Fedotov
Puncak Covid-19 di Bandung diprediksi pekan ketiga Februari 2022.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pandemi virus corona penyebab Covid-19 masih melanda seluruh dunia. Penambahan kasus infeksi masih terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Dilansir dari laman Worldometers, Rabu (2/2/2022) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 381.767.167 (381 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 301.559.528 (301 juta) pasien telah sembuh dan 5.704.061 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 74.503.578, dengan rincian 74.410.924 pasien dalam kondisi ringan dan 92.654 dalam kondisi serius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Vaksin Saja Tidak Cukup untuk Hadapi Omicron, Ini Kata WHO

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 76.507.070 kasus, 913.889 orang meninggal, total sembuh 46.640.208
  2. India: 41.628.075 kasus, 497.996 orang meninggal, total sembuh 39.499.714
  3. Brasil: 25.625.133 kasus, 628.132 orang meninggal, total sembuh 22.353.361
  4. Perancis: 19.557.626 kasus, 131.312 orang meninggal, total sembuh 12.804.051
  5. Inggris: 17.428.345 kasus, 155.973 orang meninggal, total sembuh 13.484.929.

Catatan: data yang ditampilkan dapat berubah sewaktu-waktu.

Baca juga: Indonesia Bersiap Hadapi 150.000 Kasus Covid-19, Menkes: Tidak Perlu Kaget

16.000 kasus harian di Indonesia

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus Covid-19 di Indonesia belakangan mengalami peningkatan.

Hingga Selasa (1/2/2022) pukul 12.00 WIB, angka positif Covid-19 bertambah 16.021 kasus.

Sehingga, jumlah kasus positif Covid-19 sampai saat ini menjadi 4.369.391.

Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah Indonesia melaporkan adanya penambahan 3.240 orang. Kini total pasien sembuh 4.143.694 orang.

Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 28 orang, sehingga totalnya menjadi 144.348.

Baca juga: Ini Ketentuan Terbaru Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Booster

Pasien Covid-19 rawat inap meningkat di Tokyo, Jepang

Dilansir dari Reuters, Selasa (1/2/2022), jumlah pasien Covid-19 rawat inap di Tokyo, Jepang meningkat, bersamaan dengan bertambahnya infeksi baru 14.445 kasus.

Pemerintah Kota Tokyo menyediakan 7.000 tempat tidur untuk pasien Covid-19. Tingkat keterisiannya hingga Selasa (1/2/2022) mencapai 50,7 persen.

Gubernur Yuriko Koike mengatakan, keterisian hingga 50 persen tersebut akan menjadi ambang batas untuk meminta pernyataan darurat dari pemerintah pusat.

Baca juga: Simak, Berikut Ketentuan Terbaru Karantina 5 Hari bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri

Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, pemerintah saat ini tidak mempertimbangkan untuk menyatakan keadaan darurat.

Keadaan darurat secara penuh tidak diterapkan di Jepang sejak September 2021.

Jepang memberlakukan tindakan yang lebih ketat seperti denda untuk bisnis yang tidak mematuhi aturan serta pembatasan jumlah penonton di acara olahraga dan konser.

Baca juga: Cara Dapatkan Layanan Telekonsultasi dan Paket Obat Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19 Omicron

WHO soal puncak kasus Omicron

Dilansir dari CNA, Selasa (1/2/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa banyak negara yang belum mencapai puncak kasus Covid-19 varian Omicron.

Oleh karena itu, langkah-langkah pelonggaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Terlebih, banyak negara memiliki cakupan vaksinasi yang rendah.

"Kami mendesak agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak Omicron. Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," ujar Pimpinan Teknis WHO Maria Van Kerkhove.

"Jadi, sekarang bukan saatnya untuk melonggarkan semuanya sekaligus. Kami selalu mengimbau, selalu sangat berhati-hati, dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara perlahan, selangkah demi selangkah. Karena virus ini cukup dinamis," tambahnya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku prihatin dengan narasi yang beredar di beberapa negara belakangan ini.

"Karena vaksin, dan karena penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, mencegah penularan tidak lagi mungkin, dan tidak lagi diperlukan," ujarnya.

Baca juga: Apa Itu Subvarian Omicron BA.2, Menyebar di Eropa, Asia, dan Indonesia

Afrika Selatan

Masih dari sumber yang sama, Afrika Selatan tidak lagi mengharuskan mereka yang positif Covid-19 tanpa gejala melakukan isolasi.

Selain itu, Afrika Selatan juga telah mengurangi masa isolasi tiga hari bagi mereka yang bergejala, saat negara tersebut keluar dari gelombang keempat pandemi.

Pemerintah menyampaikan hal itu melalui pernyataan pada Senin (31/1/2022).

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Kini, mereka yang positif Covid-19 hanya akan menjalani isolasi selama tujuh hari, bukan 10 hari. Sedangkan kontaknya, tidak harus melakukan isolasi apabila mereka tidak mengalami gejala.

Afrika Selatan, yang mencatat lebih dari 3,6 juta infeksi dan 95.093 kematian Covid-19, menjadi negara Afrika terparah yang dihantam pandemi, baik kasus maupun kematian.

Gelombang terakhir di negara tersebut didorong varian Omicron yang sangat menular.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Vaksin Covid-19 Semprot, Masuk Uji Coba Tahap Awal dan Menengah

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Polemik Herbal: Bermanfaat, tetapi Disalahpahami untuk Pengobatan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi