Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Terkena Omicron jika Sudah Pernah Terpapar Delta?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Naeblys
Ilustrasi varian Omicron
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Angka Covid-19 di Indonesia terus meningkat, menurut Kemenkes lonjakan angka ini disebabkan peningkatan testing dan tracing.

Hal ini seperti dikutip dari laman sehatnegeriku.kemenkes.go.id, Senin (31/01/2022). Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, selaku juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan membenarkan bahwa ada peningkatan positivity rate dalam seminggu terakhir. 

Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah masyarakat yang dites adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh di atas anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

Peningkatan kuota testing dan tracing dilakukan guna mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron memiliki tingkat persebaran yang lebih cepat.

Baca juga: Gejala Varian Omicron dan Kapan Harus Melakukan Tes Covid-19?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa inkubasi omicron

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tak henti-hentinya meminta masyarakat untuk tak lengah mencermati gejala Omicron. 

Gejala Omicron sendiri relatif lebih ringan daripada varian Covid-19 sebelumnya. Gejala Omicron lebih serupa flu biasa, seperti demam, hidung berair, batuk, tenggorokan sakit dan sakit kepala.

Berapa lamakah masa inkubasi Omicron?

Melansir dari ABC Net, Departemen Kesehatan Australia menyatakan bahwa masa inkubasi Covid-19 berkisar dari 1 hingga 14 hari semenjak terinfeksi, dengan gejala pertama muncul di hari ke-5 atau ke-6.

Penelitian soal masa inkubasi varian Omicron sendiri masih terus dilakukan, mengingat varian ini baru saja lahir di penghujung tahun lalu.

Penelitian yang dilansir oleh CDC Amerika Serikat pada 31 Desember 2021 menyatakan bahwa rata-rata gejala Omicron akan muncul di hari ke-3 semenjak tubuh terinfeksi virus. 

Ini berarti gejala yang ada lebih cepat muncul dibanding varian Covid-19 sebelumnya.

Penelitian lain yang dilakukan di Eropa juga menghasilkan kesimpulan yang sama, bahwa gejala Omicron rata-rata muncul di hari ke-3 semenjak seseorang terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Cermati, Ini Gejala Omicron yang Sering Terlewatkan dari Pengamatan

Bisakah reinfeksi Covid-19?

Banyak pertanyaan yang muncul mengiringi merebaknya kasus Omicron. Salah satunya adalah pertanyaan mengenai kemungkinan reinfeksi dengan varian yang berbeda.

Para ilmuwan menyatakan bahwa kasus reinfeksi mungkin saja terjadi. Jika Anda sudah pernah terkena varian Covid-19 sebelum Omicron seperti varian Delta, maka Anda bisa kembali terkena Covid-19 varian Omicron.

Para peneliti dari Imperial College London bahkan menyatakan bahwa varian Omicron memiliki risiko reinfeksi 5.4 kali lebih tinggi daripada varian Delta.

Ini artinya, varian Omicron bisa menembus antibodi seseorang yang sudah terbentuk berkat infeksi varian Covid-19 sebelumnya.

Meski Omicron bergejala ringan dan memiliki risiko keparahan rendah, namun sebaiknya masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat agar angka penyebaran virus tak semakin tinggi.

Baca juga: Masker yang Tepat untuk Anak di Tengah Ancaman Omicron

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi