Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyawa Kimia Botol Plastik Memicu Obesitas? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Nick Fewings
Senyawa dalam kemasan botol plastik disinyalir bisa memicu obesitas.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Senyawa plastik dalam botol kemasan air mineral, soft drink, juga yoghurt disinyalir bisa memicu obesitas.

Penelitian terbaru ini menyatakan bahwa senyawa plastik dalam botol kemasan bisa memicu pertumbuhan adiposit atau sel-sel lemak.

Melansir dari Medical News Today, Selasa (01/02/2022), World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa angka obesitas meningkat terus sejak 1975.

Peningkatan pesat ini disebabkan oleh banyak faktor. Mulai pengonsumsian zat pemanis tambahan yang tanpa batas, gaya hidup kurang olahraga, hingga pola makan yang tak seimbang.

Baru-baru ini peneliti dari Norwegian University od Science and Technology (NTNU) mendapatkan satu kesimpulan baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahwa senyawa kimia dalam botol bisa masuk ke tubuh manusia dan mengintervensi sistem metabolisme. Dari sinilah, hulu obesitas bermula. Hal ini seperti dilansir dari New Atlas, Senin (31/01/2022).

Baca juga: Hindari, 7 Rutinitas Malam Hari yang Bisa Bikin Tambah Gendut

Kandungan botol plastik

Obesitas bisa bermuara ke berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, stroke dan hipertensi.

Obesitas sendiri bisa dipicu banyak hal, salah satunya adalah senyawa kimia yang tersebar di lingkungan sekitar kita yang disebut sebagai endocrine disruptors.

Senyawa kimia ini akan mengganggu sistem endokrin yang memproduksi berbagai hormon yang mengatur selera makan, berat badan, metabolisme, dan beberapa fungsi tubuh lain.

Beberapa endocrine disruptors yang kuat adalah bisphenol A dan phthalates, senyawa yang ada di dalam plastik.

Menurut peneliti, senyawa ini bisa mengganggu kesuburan dan pertumbuhan tubuh, juga memicu obesitas.

Plastik sendiri terbuat dari berbagai macam senyawa kimia. Pabrik menambahkan beberapa senyawa zat aditif dan filler material untuk mendapatkan bentukan plastik seperti yang diharapkan.

Studi tahun 2019 menyatakan bahwa botol plastik kemasan terbuat dari setidaknya 4000 senyawa yang muncul di database kimia.

Baca juga: Amerika Serikat Jadi Negara Pencemar Plastik Terbesar Dunia

Bahayanya senyawa kimia dalam botol plastik

Ahli biologi dari NTNU di Trondheim curiga bahwa ada beberapa senyawa asing dalam botol plastik yang tidak muncul di database kimia.

Para peneliti ini kemudian menggunakan metanol untuk mengekstraksi senyawa dari 34 kemasan plastik seperti kantong freezer, botol kemasan yoghurt, botol soft drink, dan tutup cangkir kopi.

Peneliti ini mendeteksi kurang lebih 55.300 senyawa kimia, dengan 629 substansi ada di database kimia dan 11 di antaranya termasuk ke dalam golongan senyawa yang bisa mengganggu sistem metabolisme tubuh.

Senyawa-senyawa ini, setelah diteliti, terbukti bisa memicu pertumbuhan adiposit atau sel lemak.

"Ini berarti, bisa jadi senyawa plastik lainnya juga bisa berpotensi memicu pertambahan berat badan atau obesitas," begitu papar Johanes Volker, Ph.D, peneliti yang bekerjasama dengan Departemen Biologi NTNU.

Meski begitu, peneliti dari NTNU juga menekankan bahwa kemasan makanan dan minuman bukan satu-satunya sumber senyawa kimia yang bisa mengganggu sistem metabolisme.

Peneliti juga tak mau gegabah menyimpulkan bahwa senyawa plastik dalam kemasan makanan dan minuman adalah faktor penyumbang terbesar dalam kasus obesitas di masyarakat umum.

Para peneliti dari NTNU hanya menyarankan agar pabrik-pabrik membuat kemasan plastiknya dengan senyawa yang lebih sederhana dan juga aman.

Baca juga: Hati-hati, Obesitas Bisa Menular!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi