Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal STGF, Cara yang Digunakan untuk Mendeteksi Varian Omicron

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/angellodeco
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Omicron terdeteksi di Indonesia. Waspada gejala Omicron.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Virus corona varian Omicron kini mulai menjadi varian yang dominan di dunia.

Penyebaran varian Omicron menyebabkan lonjakan kasus infeksi di sejumlah negara termasuk di Indonesia. 

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, subvarian Omicron salah satunya dideteksi menggunakan tes PCR S-Gene Target Failure atau SGTF.

Baca juga: Lebih dari Seribu Jemaah Umrah Terinfeksi Covid-19, Kemenag Pastikan Umrah Tetap Lanjut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa itu SGTF dan bagaimana metode ini bisa mendeteksi varian Omicron?

Apa itu SGTF

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (29/1/2022), SGTF adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kasus probable varian Omicron atau bukan.

Sedangkan, S-gene merupakan salah satu elemen virus yang tidak ada pada varian Omicron akibat mutasi yang dialami.

Cara mendeteksi varian Omicron

Apabila S-gene tidak ada dalam sampel PCR, maka kemungkinan besar kasusnya adalah Omicron.

Kemungkinan itu harus dikonfirmasi dengan sekuens genomik penuh atau genome sequencing.

Artinya, orang yang menjalani tes SGTF bakal menjalani isolasi. Pemeriksaan SGTF perlu dilakukan dan harus disekuens untuk memastikan, karena varian Omicron mudah menyebar.

Jika kasus probable terdeteksi lebih awal, maka pasien bisa langsung menjalani isolasi agar virus tidak semakin merebak.

Baca juga: 5 Penyakit yang Bisa Menyerang Kucing dan Cara Pengobatannya

 

Ketentuan tes PCR metode SGTF

Dilansir dari Kompas.com, Senin (31/1/2022), pemerintah mengeluarkan beleid terkait ketentuan pemeriksaan tes PCR metode SGTF untuk meningkatkan deteksi kasus Covid-19.

Ketentuan itu tercantum dalam Surat Edaran Kemenkes Nomor SR.01.06/II/592/2022 tentang Penguatan Deteksi Kasus Varian Virus SARS-CoV-2. Berikut rincian selengkapnya:

  1. Seluruh spesimen kasus konfirmasi Covid-19 dilakukan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) SGTF.
  2. Koordinator pemeriksaan SGTF di setiap provinsi adalah Laboratorium Pembina Provinsi yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/4642/2021 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), serta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
  3. Spesimen dikirimkan ke laboratorium pemeriksa Polymerase Chain Reaction (PCR) SGTF sesuai daftar.
  4. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan SGTF dilaksanakan melalui aplikasi New All Record (NAR) TC-19.
  5. Kemenkes akan mengirimkan reagen untuk pemeriksaan SGTF ke setiap provinsi berdasarkan perhitungan kasus konfirmasi Covid-19 yang telah dilaporkan melalui aplikasi New All Record (NAR) TC-19 dan akan diperbarui setiap bulan.

Baca juga: Viral, Unggahan Foto Indomie Jaksel Abis Rasa Literally Must Try

Tes metode PCR-SGTF untuk mendeteksi varian Omicron

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/1/2022), Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyampaikan, PCR-SGTF adalah tes yang menggunakan reagen atau biomarker berbasis SGTF.

Menurut Dicky, hingga saat ini metode PCR menjadi tes yang paling akurat untuk mendiagnosis Covid-19.

Sedangkan SGTF digunakan untuk biomarker PCR, karena Omicron cenderung tidak bisa mendeteksi keberadaan S-gene-nya.

Dicky menjelaskan, sekitar 90 persen jika seseorang melakukan PCR dan hasilnya positif, kemungkinan orang tersebut terpapar Omicron menjadi sangat besar, karena varian Omicron sudah dominan.

Jika demikian menurutnya tidak diperlukan lagi metode Whole Genome Sequencing (WGS).

Baca juga: Apa Itu Subvarian Omicron BA.2, Menyebar di Eropa, Asia, dan Indonesia

 

Sama seperti PCR pada umumnya, PCR-SGTF cenderung mengonfirmasi infeksi saja dan jika dilihat dari segi kesehatan umum, pengujian ini masih efektif untuk mendeteksi adanya virus corona.

"WGS lebih pada menggali lebih dalam penyebabnya varian apa, Alpha, Gamma, Delta, atau Omicron," ujar Dicky.

Sebagai informasi, WGS adalah tes yang dilakukan setelah mendapatkan hasil PCR, artinya apabila sesorang terkonfirmasi Covid-19 maka tes ini akan melacak varian dari virus.

Manfaat WGS untuk mengetahui varian mana yang menyebabkan seseorang terpapar Covid-19, apakah Beta, Gamma, Alpha, atau varian yang lain.

Baca juga: Gejala Varian Omicron dan Kapan Harus Melakukan Tes Covid-19?

(Sumber: Kompas.com/Zintan Prihatini, Haryanti Puspa Sari | Editor: Bestari Kumala Dewi, Bagus Sentosa)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi