Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Estetika Geometrika Tumpeng

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi Tumpeng Jawa
Editor: Sandro Gatra

TUMPENG merupakan satu di antara sekian banyak warisan kebudayaan adiboga Nusantara yang bukan saja mengandung estetika kulinar, namun juga geometrikal.

Bentuk tumpeng adalah kerucut konon terilhami bentuk gunung yang memang banyak ditemukan di seluruh pelosok Nusantara.

Secara geometris bentuk tumpeng adalah kerucut dengan jenis fungsinya beranekaragam, semisal tumpeng rombyong, nujuh bulan, pungkur, nasi putih, nasi kuning, nasi uduk, seremonial dan lain sebagainya, yang pada umumnya untuk upacara syukuran.

Syukur

Tumpeng memegang peran penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau kenduri adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil panen dan berkah lainnya.

Karena memiliki nilai rasa syukur dan perayaan, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam kenduri, syukuran atau slametan setelah pembacaan doa, tradisi tak tertulis menganjurkan pucuk tumpeng dipotong dan diberikan kepada orang yang paling penting, paling terhormat, paling dimuliakan, atau yang paling dituakan di antara orang-orang yang hadir.

Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut.

Kemudian semua orang yang hadir diundang untuk bersama-sama menikmati tumpeng tersebut.

Dengan tumpeng masyarakat menunjukkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan kerukunan.

Acara yang melibatkan nasi tumpeng disebut secara awam sebagai tumpengan.

Di Yogyakarta, misalnya, berkembang tradisi tumpengan pada malam sebelum tanggal 17 Agustus, Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, untuk mendoakan keselamatan negara.

Arwah Gus Dur pasti tersenyum bahagia bahwa hari raya nasional Imlek di Indonesia juga dirayakan dengan menyelenggarakan tumpengan.

Geometri

Bentuk geometrik tiga dimensional tumpeng berupa kerucut apabila dipotong secara lurus melintang maka muncul bentuk bidang lingkaran sempurna pada permukaan bagian atas mau pun bagian bawah tumpeng yang terpotong.

Namun apabila pucuk tumpeng dipotong secara miring, maka simsalabim bukan sulap bukan sihir, bentuk geometris yang tampil bukan bulat tetapi elips atau oval beraturan yang juga kerap disebut bulat lonjong, bulat bujur atau bulat lonjong.

Menarik bahwa mahapemikir Yunani kuno bernama Menaechmus pada sekitar abad IV sebelum Masehi sudah menemukan bentuk elips pada irisan kerucut yang kemudian dinyatakan oleh para astronom era renaisansa sebagai bentuk gerak planet mengitari matahari.

Berarti bentuk kerucut pada tumpeng bukan hanya mengandung sukma duniawi geologis sebagai lambang gunung, namun juga astronomis geometris sebagai lambang gerak alam semesta yang tersirat sebagai jagad gede dan jagad alit di dalam kearifan Dewa Ruci.

Tidak kalah menarik apabila tumpeng dipotong secara miring dari sisi samping atas ke sisi landasan maka abrakadabra muncul bentuk bidang parabola sebagai bentuk bidang refleksi cahaya yang terpantul oleh cermin.

Juga menarik anggapan para geometrikawan/wati mau pun fisikawan/wati bahwa tidak kurang dari seorang Galileo sempat keliru menyebut bentuk geometrikal tali yang menggantung adalah parabola padahal katenari dengan ekuasi y=a cosh(x/a).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi