Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu BPA, Disebut BPOM Kontaminasi Air Minum Galon Isi Ulang?

Baca di App
Lihat Foto
(Dok. KLHK)
Bahaya BPA pada kemasan galon isi ulang.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengonfirmasi temuan potensi bahaya migrasi Bisfenol-A (BPA) pada sarana distribusi dan fasilitas produksi industri air minum dalam kemasan (AMDK).

Temuan potensi bahaya migrasi BPA itu didapat melalui uji post-market air minum galon isi ulang dalam satu tahun terakhir.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Rita Endang mengungkapkan, potensi bahaya tersebut telah mencapai ambang batas.

"Pada uji post-market 2021-2022, dengan sampel yang diperoleh dari seluruh Indonesia, menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan, dan adanya potensi bahaya migrasi Bisfenol-A (BPA) pada sarana distribusi dan fasilitas produksi industri AMDK," kata Rita melalui siaran pers, Selasa (1/2/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu BPA?

Baca juga: BPOM Kaji Kerugian Ekonomi akibat Kontaminasi BPA pada Galon Isi Ulang

Apa itu BPA?

BPA atau Bisfenol A adalah bahan kimia industri yang sering digunakan untuk membuat jenis plastik tertentu dan resin sejak 1950.

Dikutip dari MayoClinic (14/5/2021), BPA ditemukan di jenis plastik polikarbonat dan sering dipakai dalam pembuatan wadah makanan dan minuman, misalnya botol air minum.

Selain pada botol plastik, BPA juga kerap digunakan untuk melapisi kaleng-kaleng kemasan makanan atau minuman.

Sejumlah penelitian menjukkan BPA dapat meresap atau migrasi ke dalam makanan atau minuman yang dikemas dalam wadah mengandung BPA.

BPA bisa mengontaminasi makanan atau minuman jika ada dalan kondisi tertentu, misalnya jika terpapar suhu panas.

Namun, berdasarkan National Institute of Environmental Health Science, tidak ada suhu pasti yang dapat melelehkan BPA ini.

Apakah BPA dalam botol polikarbonat akan larut semua, itu tergantung pada suhu isi dan botol itu sendiri.

Adapun usia wadah tidak memengaruhinya.

Baca juga: Temuan BPOM: Kontaminasi BPA pada Air Minum Galon Isi Ulang Berdampak bagi Kesehatan

Risiko BPA bagi kesehatan

Kontaminasi BPA ini menjadi kekhawatiran tersendiri.

Pasalnya, jika bahan kimia ini sampai terkonsumsi tubuh manusia, dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan.

Gangguan kesehatan itu, misalnya pada organ otak dan kelenjar prostat janin, bayi, juga anak-anak.

Penelitian yang lain juga menyebutkan adanya keterkaitan antara BPA dan peningkatan tekanan darah, diabetes tipe II, dan penyakit jantung.

Meski disebut memiliki sejumlah risiko bagi kesehatan, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) menyebut BPA aman bagi manusia, selama dalam level kandungan yang sangat rendah pada makanan.

Penilaian ini berdasarkan pada ratusan penelitian yang membahas soal BPA.

Meskipun demikian, FDA terus memantau perkembangan penelitian-penelitian yang ada.

Baca juga: Soal Potensi Pencemaran BPA di Galon Isi Ulang, YLKI: Industri AMDK Perlu Perbaiki Distribusi

Cara menurunkan risiko BPA

BPA diketahui dapat meresap atau mengontaminasi makanan atau minuman.

Meski dikatakan tidak berbahaya dalam takaran sedikit, untuk mengurangi risiko yang ada, lakukan beberapa hal berikut:

1. Gunakan produk yang bebas dari BPA atau BPA-free

Kini, semakin banyak pabrik membuat produk-produk bebas BPA.

Untuk bisa mengetahui apakah sebuah produk mengandung BPA atau tidak, biasanya akan ada label "BPA-free" jika produk tersebut memang tidak mengandung BPA.

Jika label tersebut tidak ditemukan, coba cek kode daur ulang yang tertera.

Jika di sana dituliskan angka 3 atau 7, itu kemungkinan mengandung BPA.

2. Hindari panas

Jangan letakkan wadah plastik di dalam microwave atau dishwasher.

Panas dari kedua alat elektronik tersebut bisa membuat kandungan BPA dalam plastik meleleh dan tercampur ke dalam makanan Anda.

3. Kurangi konsumsi makanan kalengan

Telah disebutkan sebelumnya, BPA juga digunakan untuk melapisi bagian dalam kaleng kemasan makanan atau minuman. Jadi, risiko migrasi BPA juga terdapat dalam kemasan kaleng ini.

4. Gunakan wadah alternatif

Simpan makanan dan minuman Anda, khususnya yang bersuhu tinggi dalam wadah selain plastik, misalnya berbahan kaca, porselen, atau stainless steel.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi