Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggahan Viral, Wisatawan Diduga Covid-19 Gagal ke Bali Malah Jalan-jalan di Malang, Ini Respons Kemenkes

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar unggahan Twitter tentang pasien positif Covid-19 yang jalan-jalan keliling Malang
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Unggahan tangkapan layar Facebook mengenai seseorang yang gagal ke Bali karena positif Covid-19, tetapi malah jalan-jalan di Malang, viral di media sosial.

Dalam tangkapan layar unggahan Facebook itu, diketahui orang tersebut mengaku positif Covid-19 varian Omicron.

Dia mengaku sebelumnya pernah terinfeksi Covid-19 varian Delta. Awalnya dia hendak menyeberang menggunakan kapal Feri, tetapi gagal karena positif Covid-19.

Diceritakan juga gejalanya, antara lain tenggorokan gatal dan sakit seperti radang, badan meriang, serta bersin-bersin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi, hal itu tidak menghentikannya untuk jalan-jalan, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke Batu Malang.

"Batal ke bali karna mo nyebrang feri ketapang gili malah positif covid19 akhirnya keliling batu-malang dan sekitarnya ternyata banyak destinasi belum dikunjungi
Om imron kali ini ringan gejalanya, mungkin karna alumni delta sebelumnya jd hampir tak terasa, gejalanya tenggorokan guatel agak sakit spt radang, badan sumer dan bersin2 suedikit, yah seperti divaksin moderna lah tapi jalan2 terooss
Next time bali lah
Ditoko lailai lailai panggil aku si ..." demikian isi unggahan tersebut.

Baca juga: Viral, Unggahan Warganet Gagal ke Bali karena Positif Covid-19, Malah Wisata di Malang

Warganet geram

Warganet yang geram membagikan tangkapan layar unggahan yang dibuat 27 Januari itu di Twitter.

Dia mempertanyakan apakah saat masuk ke tempat perbelanjaan atau tempat wisata tidak menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Seharusnya saat akan masuk orang tersebut terdeteksi positif Covid-19 atau berstatus hitam.

"Ini serius mereka ada di malang akhir januari kemarin? Berarti masuk lailai ga pake aplikasipeduli lindungi donk, kok bisa msuk? Kan kalo hasil swabnya connect sama aplikasi statusnya item g boleh msuk. Ya ga heran kalo meledak kasusnya skr," tulis akun ini.

Banyak warganet yang mencerca pasien positif tersebut. Berikut ini beberapa di antaranya:

"SULIT SEKALI MENGKONDOSIFKAN KEADAAN ANAK PASCA BELAJAR DIRUMAH SETELAH OMICRON MENYEBAR ANDA YANG LIBURAN KAMI YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN TERHAMBAT HEEUUUHHHHHH" tulis salah satu warganet.

"He seriusan, udah tau kena kok malah seenaknya sendiri. Awas aja kalau habis ini cuman ada video klarifikasi minta maaf doang." kata warganet.

Baca juga: Fakta-fakta Vaksin Merah Putih, Bakal Jadi Vaksin Primer dan Booster Agustus 2022

Respons Kemenkes

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menanggapi, kasus tersebut memperlihatkan pentingnya penerapan PeduliLindungi di tempat-tempat umum.

"Ini pentingnya mengapa PeduliLindungi harus betul-betul diterapkan oleh pengelola mal sehingga orang yang seharusnya tidak boleh di tempat umum bisa dicegah," kata Nadia pada Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Lanjut Nadia, perlu dipahami masyarakat jika terinfeksi atau positif Covid-19, walau tidak bergejala, harus tetap isoman untuk mencegah penularan meluas.

Terkait adanya fasilitas kesehatan (faskes) yang tidak terhubung dengan PeduliLindungi sehingga hasil tes Covid-19 tidak terdeteksi, sebaiknya masyarakat melakukan tes di tempat yang sudah bekerja sama dengan PeduliLindungi.

"Iya, baiknya lab yang terhubung ya dengan PeduliLindungi, sehingga tidak terjadi delay," ujar Nadia.

Baca juga: Bagaimana Cara Menentukan Seseorang Terinfeksi Varian Omicron?

Penyelidikan

Pihak Polresta dan dan Dinas Kesehatan Malang masih menelusuri orang yang diduga positif Covid-19 tersebut.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Senin (7/2/2022), Kapolresta Malang Budi Hermanto mengatakan, pihaknya telah mengetahui kasus tersebut dan masih melakukan penyelidikan.

"Dalam penyelidikan pihak Polresta Malang," kata Budi.

Selain itu, pihaknya juga telah mengidentifikasi warganet tersebut dan akan memanggilnya.

"Sementara orang luar pulau dan akan kami lakukan pemanggilan," ujar Budi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif mengaku belum menerima laporan ini.

"Belum ada," kata Husnul.

Husnul juga tak mau berkomentar lebih jauh karena belum menerima informasi secara jelas.

"Saya belum bisa komentar karena infonya masih tidak jelas," kata Husnul.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi