Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Madain Saleh, Kota Kuno di Arab Saudi yang Dianggap Terkutuk

Baca di App
Lihat Foto
Hayatour.com via Grid
Istanab batu di Madain Saleh, Arab Saudi
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Bagi sebagian besar orang Arab Saudi merupakan sejarah tempat munculnya Islam, khususnya di Mekkah dan Madinah.

Namun, Arab Saudi sebenarnya juga menyimpan situs-situs arkeolog besar pra-Islam, seperti Madain Salih atau Kota Al-Hijr yang terletak di Provinsi Al-Ula.

Pada tahun 2008, Madain Saleh terpilih sebagai salah satu situs warisan bersejarah UNESCO, menjadikannya Warisan Dunia pertama yang ditorehkan di Arab Saudi.

Ini berisi pemukiman terbesar kerajaan Nabatea setelah kota Petra di Yordania, yang menjadi pusat pemerintahan Nabatean dan berjarak 500 kilometer dari Madain Saleh.

Baca juga: Rayan dan Sederet Kisah Penyelamatan Dramatis dalam Sejarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana sejarah Madain Saleh?

Kota kuno sejak abad ke-3 SM

Melansir laman King Abdullah University of Science and Technology, situs Madain Saleh berasal dari peradaban Nabatea yang muncul dalam sejarah sebelum akhir abad ke-3 SM.

Ini didasarkan atas catatan sejarawan Yunani Diodorus dari Sisilia.

Diodorus menggambarkan mereka sebagai suku Arab nomaden kaya yang kekayaannya berasal dari keterlibatan mereka dalam perdagangan dupa, khususnya diproduksi di wilayah Yaman.

Pengetahuan orang Nabatea tentang jalur air memungkinkan mereka untuk secara progresif mengontrol rute perdagangan trans-Arab.

Dengan kemampuan itu, mereka juga melakukan monopoli atas pengakutan barang-barang tersebut, sehingga orang-orang Nabatea dengan cepat mengumpulkan kekayaan.

Sebab, mereka memungut pajak di sepanjang rute perdagangan internasional di masa itu.

Baca juga: Mengenal Fayoum, Kota di Mesir yang Banyak Menyimpan Sejarah Masa Lalu

Rute perdagangan dupa kuno ini membentang dari Semenanjung Arab ke arah Mediterania (Yunani dan Roma), serta Asia, dengan Al-Hijr sebagai titik pertemuan mereka.

Ahli geografi Yunani Strabos memberikan gambaran yang sama sekali berbeda tentang orang-orang Nabatea.

Menurutnya, mereka menjadi menetap dan membentuk masyarakat urban pada akhir abad pertama SM.

Mereka telah mendirikan serangkaian instalasi perkotaan yang canggih, dan seluruhnya terbuat dari batu, seperti paviliun dan teater Petra yang dapat menampung tujuh hingga sepuluh ribu penonton.

Baca juga: Melihat Kota Sharm el-Sheikh, Bali-nya Mesir, Pernah Jadi Persembunyian Hosni Mubarak

 

Perdagangan jarak jauh

Orang-orang Nabatea juga mulai aktif bertani dan memproduksi anggur. Mereka masih terlibat dalam perdagangan jarak jauh tetapi mendiversifikasi sumber pendapatan mereka.

Pada puncaknya, kerajaan Nabatea meluas ke utara sampai ke Damaskus. Bahkan setelah berakhirnya kekuasaan Nabatea hingga periode Islam, rute perjalanan kuno antara Damaskus dan Hijaz masih terus digunakan.

Di awal abad ke-20, daerah itu dibangun jalur kereta api Hijaz.

Disebut kota terkutuk

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya selalu mempercepat langkahnya ketika melalui kota ini.

Bahkan Nabi SAW tak pernah menoleh ke kanan atau kiri.

Selain itu, Ibnu Battuta juga pernah menceritakan adanya rombongan karavan yang enggan berhenti di Madain Saleh.

Konon, keengganan ini disebabkan karena Madain Saleh merupakan kota terkutuk. Orang-orang Atrab menyebutnya sebagai markas jin yang harus dijauhi.

Baca juga: Sejarah Dubai, dari Daerah Nelayan Sederhana Menjadi Kota Megah

Pasalnya, orang Nabatea dulu menolak meninggalkan kepercayaan mereka.

Mereka disebut tidak menyembah Tuhan, tetapi menyembah dewa-dewi. Di Mada'in Saleh juga terdapat situs Jabal Ithlib, yang dipercaya sebagai tempat suci bagi kaum Nabatean.

Situs arkeolog

Madain Saleh menyimpan makam monumental dari abad ke-1 SM yang terpelihara dengan baik.

Tempat ini juga memiliki sekitar 50 prasasti dari periode pra-Nabatea dan beberapa gambar gua, dikutip dari laman UNESCO.

Dengan 111 makam monumentalnya, 94 di antaranya dihias, serta terdapat sumur air, situs ini merupakan contoh luar biasa dari pencapaian arsitektur dan keahlian hidrolik era Nabatea.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi