Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Buaya Berkalung Ban di Palu dan Sosok Pria Sragen yang Menyelamatkannya

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI/RWA
Warga berusaha menuntun buaya liar kembali sungai usai melepas ban bekas yang melingkar pada lehernya di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). Buaya liar tersebut berhasil dibebaskan dari ban bekas yang melilit lehernya sejak 2016 lalu dan dilepaskan kembali ke sungai yang menjadi habitatnya.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Heboh kemunculan seekor buaya dengan kondisi leher terjerat ban bekas di Sungai Palu, Sulawesi Tengah.

Kabar tersebut pertama kali tersebar pada September 2016 silam. Sejumlah ahli dari dalam maupun luar negeri berdatangan untuk melakukan penyelamatan.

Sayangnya, banyak upaya itu tak membuahkan hasil, hingga akhirnya buaya itu berhasil diselamatkan oleh Tili, warga asal Sragen, Jawa Tengah.

Baca juga: Warga Sragen Berhasil Tangkap Buaya Berkalung Ban, Habiskan Rp 4 Juta untuk Umpan

Awal buaya berkalung ban ditemukan

Buaya dengan kalung ban bekas di lehernya ini pertama kali muncul dan diketahui warga pada September 2016 silam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, (21/9/2016), buaya itu muncul di Sungai Palu, Palu, Sulawesi Tengah.

Saat itu, buaya sudah mulai muncul dalam beberapa hari terakhir.

Biasanya, ia akan muncul ke permukaan untuk berjemur.

Jika kondisi sungai sedang surut, maka keberadaan buaya akan semakin mudah diketahui.

Baca juga: Cerita Lengkap Tili Menangkap Buaya Berkalung Ban, Penantian 3 Pekan Bermodalkan Tali Kapal

Upaya penyelamatan oleh Panji

Salah satu tokoh pencinta reptil Muhammad Panji yang dikenal sebagai Panji Petualang turun tangan mencoba menangkap buaya malang itu dan melepaskan jerat ban dari lehernya.

Diberitakan Kompas.com, (22/1/2018), Panji turun langsung ke lokasi pada 21 Januari 2018, tetapi upayanya belum membuahkan hasil.

Buaya yang semula tengah berjemur di atas gundukan pasir itu, kemudian masuk ke dalam air ketika dihampiri.

Ditunggu hingga sore, buaya tak juga menampakkan diri, meski pencarian di sepanjang sungai juga telah ditempuh oleh Panji dan tim yang bertugas.

Baca juga: Ban di Leher Buaya Sungai Palu Akhirnya Lepas Digergaji, Tili: Kasihan Sudah Luka

BKSDA Sulawesi Tengah gelar sayembara

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Palu menggelar sayembara berhadiah untuk menyelamatkan buaya tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, (28/1/2020), sayembara ini digelar karena BKSDA tidak memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk melakukan penyelamatan.

Ketika itu tidak disebutkan, berapa besar atau apa imbalan yang akan diberikan, jika ada masyarakat yang berhasil melakukan penyelamatan.

 Baca juga: Buaya Berkalung Ban di Palu Akhirnya Terbebas, Ini Sederet Kisah Penyelamatannya sejak 2016

Datangkan ahli dari Australia

Penyelamatan buaya ini dilanjutkan dengan mendatangkan ahli buaya dari Australia Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson.

Dilansir dari Kompas.com, (11/2/2020), mereka mencoba menangkapnya dengan memasang perangkap sepanjang 4 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 1 meter.

Mereka juga menggunakan umpan bebek untuk memancing kehadiran reptil purba itu.

Teknik ini disebut sudah sering membuahkan hasil pada upaya penyelamatan yang mereka lakukan sebelumnya.

Namun, upaya itu belum membuahkan hasil. Perangkap yang dipasang justru malah menangkap buaya lain dengan ukuran yang sama.

Mereka pun mencoba cara lain, yakni dengan menerbangkan umpan bebek menggunakan drone. Dua ahli ini sempat berhasil menangkap buaya yang menjadi target.

Sayangnya, buaya kembali masuk ke dalam air, karena riuhnya warga yang menyaksikan.

Mereka pun kembali ke Australia tanpa membuahkan hasil, setelah melakukan pengejaran selama berhari-hari.

Baca juga: Unggahan Viral, Wisatawan Diduga Covid-19 Gagal ke Bali Malah Jalan-jalan di Malang, Ini Respons Kemenkes

Ahli dari AS datang ke Palu

Tak hanya ahli dari Australia, ahli buaya asing lain juga datang ke Palu untuk membebaskan buaya berkalung ban tersebut.

Dia adalah Forrest Galante, yang merupakan pembawa acara televisi di program Extinct or Alive on Animal Planet di Discovery Channel.

Galante menyebut, ia dan tim akan mencoba banyak metode dengan menggunakan banyak alat yang sudah mereka bawa, seperti harpoon, jaring, perangkap, juga tali.

Metode juga alat tersebut sudah sering membuahkan hasil pada upaya-upaya penyelamatan yang dilakukan di Afrika, Amerika Selatan, Australia, dan lain-lain.

Galante berada di Palu pada Maret 2020, sebagaimana diberitakan Kompas.com (10/3/2022).

Namun, karena pandemi Covid-19, Galante memutuskan untuk mengakhiri upayanya dalam menyelamatkan buaya di Sungai Palu itu.

Sebagaimana diketahui, Maret 2020 merupakan awal mula Covid-19 terdeteksi di Indonesia.

Baca juga: Viral, Unggahan Warganet Gagal ke Bali karena Positif Covid-19, Malah Wisata di Malang

Akhirnya berhasil diselamatkan Tili, warga Sragen

Setelah sejumlah upaya ahli baik dari dalam maupun luar negeri tak membuahkan hasil, buaya berkalung ban itu akhirnya berhasil ditangkap dan diselamatkan oleh warga Sragen, Jawa Tengah, bernama Tili.

Penyelamatan itu akhirnya berhasil dituntaskan pada Senin (7/2/2022). Ini berarti sekitar 6 tahun setelah buaya itu muncul dengan kondisi berkalung ban.

Dia menangkap buaya dengan cara memasang umpan yang diikatkan pada seutas tali. Tali itu diikatnya ke batang kayu besar yang ada di tepi sungai.

Ini agar memudahkannya menarik buaya, ketika sudah berhasil tertangkap.

Tili mencoba menyelamatkan buaya ini dengan memasang beragam umpan, seperti ayam dan merpati selama 3 minggu.

Ia dibantu oleh warga sekitar dalam penyelamatan itu

Diberitakan Kompas.com, Senin (7/2/2022), buaya sempat lepas sebanyak 2 kali saat sudah memakan makanan yang diumpankan, hingga akhirnya berhasil ditangkap dan ditarik ke daratan.

Setelah mencapai darat, Tili dan warga segera mengikatnya dan memutus ban yang melingkar di leher buaya menggunakan gergaji, hingga akhirnya bisa terlepas.

Saat misi sudah berhasil dituntaskan, buaya liar itu pun dilepaskan dari tali ikat dan langsung berlari menuju sungai dengan keadaan yang sudah terbebas dari belenggu ban bekas.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Erna Dwi Lidiawati | Editor: Carolina Damanik, Farid Assifa, Khairina, Teuku Muhammad Valdy arief, David Oliver Purba)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi