Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos dan Fakta Virus Corona Varian Omicron

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Corona Borealis Studio
Ilustrasi virus corona, virus NeoCov ditemukan ilmuwan Wuhan, China, diklaim sebagai varian baru Covid (Neo Covid).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah mitos terkait varian Omicron beredar seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. 

Virus corona varian Omicron menyebar dengan cepat dan membuat lonjakan kasus infeksi dalam beberapa minggu terakhir. 

Berikut ini penjelasan dari Kemenkes RI terkait mitos varian Omicron. 

Baca juga: Beda Gejala Omicron dengan Flu, dan Cara Mencegah Tertular Omicron

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos dan fakta varian Omicron

Dikutip dari Instagram resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, berikut mitos dan fakta varian Omicron:

1. Mitos: Omicron hanya menimbulkan gejala ringan 

Fakta: Meskipun penyebaran lebih cepat, gejala Omicron tidak separah varian Delta. Tapi bagi lansia, orang dengan kormobid, dan orang yang belum divaksinasi infeksi varian Omicron tetap berpotensi kematian.

2. Mitos: Vaksin tak mempan lumpuhkan Omicron

Fakta: Vaksin menjadi proteksi terbaik melawan Omicron. Data menunjukkan 60 persen pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia belum pernah divaksinasi.

3. Mitos: Orang yang belum divaksinasi tidak akan bergejala parah akibat Omicron

Fakta: Orang yang belum divaksinasi justru yang paling renta tertular Omicron. Pasien Omicron di rumah sakit kebanyakan adalah yang belum di vaksin.

4. Mitos: Omicron tak bisa menginfeksi orang yang sebelumnya pernah terkena Covid-19.

Fakta: Orang yang pernah positif Covid-19 juga bisa terkena Omicron. Vaksin sangat dianjurkan untuk menghindari gejala parah.

5. Mitos: Penggunaan masker tak bisa cegah penularan Omicron.

Fakta: Pencegahan terbaik dari tertular Omicron adalah disiplin protokol kesehatan, termasuk memakai masker, mencuci tangan dan mengurangi mobilitas, serta vaksinasi.

 

Baca juga: Luhut: 69 Persen Kasus Covid-19 Meninggal Belum Divaksin

 

Gejala Omicron

Melansir Kompas.com, 6/2/2022, gejala varian Omnicron menurut Kemenkes dibedakan menjadi 5, yaitu:

1. Tanpa gejala/asimtomatik

Asitomatik adalah tidak ditemukan gejala klinis.

2. Gejala ringan

Gejala ringan adalah pasien dengan gejala tanpa adanya bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per-menit dan saturasi oksigen lebih dari 95 persen.

Gejala umum yang muncul seperti:

  • Demam
  • Batuk
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Napas pendek
  • Mialgia
  • Nyeri tulang

Gejala tidak spesifik lainnya seperti:

  • Sakit tenggorokan
  • Kongesti Hidung
  • sakit kepala
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia)

3. Gejala sedang

Gejala sedang adalah dengan tanda klinis pneumonia seperti demgam, batuk, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93 persen.

4. Gejala berat

Gejala berat adalah ditandai dengan tanda klini pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat dan ditambah satu dari gejala berikut:

  • Frekuensi napas lebih dari 30 kali per-menit
  • Distres pernapasan berat
  • Saturasi oksigen kurang dari 93 persen

5. Kritis

Kritis adalah pasien dengan gejala nafas, komplikasi infeksi atau kegagalan multiorgan.

Baca juga: Beda Gejala Omicron dengan Flu, dan Cara Mencegah Tertular Omicron

 

Pengobatan varian Omicron

Untuk penanganan varian omicron, rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis dan pasien yang membutuhkan oksigen.

sedangkan untuk pasien Omicron tanpa gejala atau dengan gejala ringan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Varian Omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta.

Namun jika dilihat dari gejalanya lebih ringan dan tingkat kesembuhan juga sangat tinggi.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo INgfografik: 10 Gejala Varian Virus Corona Omicron

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi