Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Sering Konsumsi Matcha Sebabkan Kemandulan? Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
TikTok/@ferrlyne
Tangkapan layar video TikTok matcha menyebabkan kemandulan
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang menyebut bahwa mengkonsumsi matcha atau teh hijau berbentuk bubuk menyebabkan kemandulan, viral di TikTok, Selasa (8/2/2022).

Video tersebut diunggah oleh akun TikTok berikut ini. 

“Baru tahu kalau matcha bisa menyebabkan kemandulan," tulis keterangan di awal video tersebut. 

Video tersebut telah disaksikan sebanyak 1,7 juta kali dan disukai 256.200 kali dan dikomentari sebanyak 7.822 warganet. 

Benarkah mengkonsumsi matcha bisa menyebakan kemandulan, seperti apa penjelasan dokter kandungan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Video Viral Kucing Diberi Makan Durian, Apakah Boleh? Ini Kata Dokter

Penjelasan dokter

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG) Rumah Sakit Pondok Indah, Yassin Yanuar Mohammad menjelaskan, informasi yang menyebut matcha bisa menyebabkan kemandulan menurutnya tidak berbasis pada bukti ilmiah.

“Tidak ada bukti bahwa konsumsi matcha menyebabkan gangguan kesuburan baik pada pria maupun perempuan,” kata Yassin dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com (9/2/2022).

Lebih lanjut, Yassin menjelaskan bahwa kafein yang terkandung di dalam matcha dan teh hijau, selama dikonsumsi di bawah 200 mg per hari, akan aman dan tidak mengganggu kesuburan.

Senada dengan Yassin, dokter spesialis obstetri dan ginekologi asal Brawijaya Hospital Antasari, Dinda Derdameisya juga menyebut belum ada bukti ilmiah yang mengatakan matcha menyebabkan kemandulan.

Dinda juga menjelaskan beberapa studi mengatakan green tea atau teh hijau tinggi antioksidan. Kandungan antioksidan tersebut bisa menurunkan radikal bebas dan bagus untuk kandungan.

Baca juga: Ini 8 Alternatif Pengganti Minyak Goreng Sawit untuk Memasak

 

Penyebab kemandulan

Perihal kemandulan, dokter spesialis obstetri dan ginekologi asal Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta Selatan, Wawang Sukarya, menyebut beberapa faktor yang menyebabkan kemandulan, baik dari laki-laki maupun perempuan.

“Kemandulan itu bisa disebabkan faktor laki-laki (suami), misal kuantitas dan atau kualitas,” jelas Wawang.

Sementara untuk faktor perempuan atau isteri, Wawang menjelaskan beberapa di antaranya.

Faktor cervix atau leher rahim bermasalah, seperti ada infeksi atau tumor yang menghalangi spermatozoa masuk ke uterus (rahim) atau juga lendir cervix yang terlalu tebal sehingga sulit ditembus spermatozoa.

Faktor endometrium atau lapisan dalam uterus, seperti ada infeksi atau tumor sehingga janin tidak bisa menempel dan berkembang di sana.

Faktor tuba fallopi atau saluran telur, misalnya ada sumbatan, infeksi atau tumor yang berkembang di tuba atau menekan dari luar tuba, perlengketan tuba, dan sebagainya.

Kemudian faktor ovarium atau indung telur. Ada gangguan hormon yang diproduksinya sehingga tidak terjadi ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), atau folikel primer tidak berkembang menjadi folikel matang yang merupakan salah satu syarat terjadinya ovulasi, serta tidak terjadi lecutan hormon luteinizing.

“Atau minum obat-obatan yang dapat mengganggu bahkan merusak ovarium, seperti obat-obat anti kanker. Belum ada bukti bahwa matcha atau teh dapat menyebabkan kemandulan,” ujar Wawang.

Baca juga: Kenapa Desa Wadas Dikepung Aparat dan Warganya Ditangkap?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi