Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Melonjak, Apakah Pasien Dirawat di RS Ikut Meningkat?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/FunKey Factory
Ilustrasi pasien Covid-19 varian Omicron. Studi awal menunjukkan tingkat rawat inap pasien yang terinfeksi varian Omicron lebih rendah dibandingkan pada mereka yang terinfeksi Covid varian Delta. Studi baru temukan lebih banyak pasien Omicron tanpa gejala.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini mengalami peningkatan.

Data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Rabu (9/2/2022) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 46.843 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 4.626.936 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Baca juga: Ramai soal Mendekati Bulan Puasa Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Ini Kata Kemenkes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, apakah lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan pasien yang dirawat di rumah sakit ikut meningkat?

Pasien dirawat di RS masih terkendali

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, sampai sejauh ini pasien Covid-19 yang dirawat di RS masih terkendali.

Hingga Rabu (9/2/2022) pukul 16.30 WIB, total pasien dirawat di rumah sakit nasional mencapai 26,3 persen.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, meski demikian, pihaknya terus memperkuat fasilitas kesehatan (faskes) agar lebih optimal dalam menghadapi kenaikan kasus yang diperkirakan akan terus terjadi dua hingga tiga minggu ke depan.

Menurut Nadia, fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) menjadi krusial di masa kenaikan kasus demi meminimalisir risiko terberat yang dihadapi pasien Covid-19, terutama dengan gejala sedang, berat, kritis, dan pasien dengan komorbid yang belum divaksinasi.

"Ini membuktikan sejauh ini strategi kita masih bisa berjalan efektif dan efisien dalam penanganan pasien. Kami terus menghimbau agar masyarakat yang dirawat di rumah sakit hanya untuk pasien bergejala sedang hingga berat atau kritis, maupun yang memiliki komorbid dan belum divaksinasi," ujar dia, dikutip dari situs Sehat Negeriku Kemkes.

Baca juga: Kematian akibat Covid-19 Tertinggi sejak 4 Bulan Terakhir, Ini Penyebabnya

Proses pemeriksaan spesimen

Selain itu, proses pemeriksaan spesimen terus ditingkatkan sebagai salah satu langkah pencegahan, dengan jumlah spesimen yang diperiksa pada Selasa (8/2/2022) mencapai 454.919 jiwa.

Dijelaskan Nadia bahwa angka tersebut jauh meningkat dibanding jumlah spesimen yang diperiksa pada Senin (7/2/2022) yang hanya 285.789 jiwa.

Pada hari yang sama, lanjut Nadia, DKI Jakarta mencatat penurunan kasus konfirmasi Covid-19 menjadi 11.808 dibandingkan jumlah konfirmasi sebelumnya yang pernah melewati puncak varian Delta.

Baca juga: Benarkah Tes Swab Saat Sakit Hasilnya Pasti Positif Covid-19?

Pengendalian Omicron di Indonesia

Nadia melanjutkan, untuk mengendalikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, Kemenkes telah memperkuat beberapa layanan kesehatan penting.

Pertama, meningkatkan aktivitas testing dan tracing untuk mencegah infeksi virus Covid-19 lebih luas.

Kemudian, Kemenkes juga bekerjasama dengan Kemenparekraf untuk menyediakan asrama hotel terpusat bagi tenaga kesehatan.

"Tenaga kesehatan kita perlu mendapatkan perlindungan dari terinfeksi Covid-19. Kita harus menata alur mobilisasi yang terpusat bagi tenaga kesehatan kita agar meminimalisir risiko terinfeksi dan sakit, serta melindungi keluarga mereka dari paparan yang tinggi dari virus," tambah dia.

Baca juga: Alami Gejala Mirip Covid-19, Kapan Sebaiknya Harus Tes atau Isoman?

Obat-obatan Covid-19

Hal lain untuk mendukung optimalnya sistem pelayanan kesehatan nasional adalah memenuhi kebutuhan obat-obatan, oksigen, serta menjamin keamanan dan kesehatan tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar virus.

"Kebutuhan obat di 34 provinsi sudah mencukupi. Favipiravir, Remdesivir, Tocilizumab 400mg/20ml, multivitamin, IVIg 5 persen/50ml total 4.958.599. Sedangkan stoknya mencapai 23.663.526," jelas Nadia.

"Sementara ketersediaan oksigen di 20 Kabupaten/Kota besar di Jawa-Bali mencukupi rata-rata kebutuhan hingga lebih dari 48 jam," imbuhnya.

Baca juga: Apakah Varian Omicron Meningkatkan Kasus Kematian di Indonesia?

Butuh dukungan masyarakat

Nadia menekankan bahwa dukungan masyarakat sangat dibutuhkan dalam masa-masa seperti ini dengan menekan jumlah konfirmasi kasus harian.

Masyarakat bisa berpartisipasi dengan cara melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah apabila terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala.

Apabila tidak memungkinkan isoman, isolasi terpusat bisa dilakukan di tempat-tempat yang sudah disediakan pemerintah.

"Masyarakat terus kami imbau untuk memperketat protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi untuk memperkecil peluang dirawat dengan gejala berat hingga kritis akibat terinfeksi Covid-19," katanya.

"Vaksinasi sudah terbukti efektif memperkecil risiko kesakitan dan kematian akibat Covid-19, karena data yang kami peroleh, sebagian besar pasien berat dan kematian disebabkan pasien belum memperoleh vaksinasi lengkap," tutup Nadia.

Baca juga: Kemenkes Terbitkan Sertifikat Vaksin Covid-19 Internasional, Ini Cara Akses dan Downloadnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi