Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu Disoroti Media Asing...

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH
Buaya liar yang terjerat ban bekas sepeda motor mencari makanan di Pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (2/3/2018). Setelah sejumlah upaya yang dilakukan sejak 2016 belum membuahkan hasil, akhirnya buaya terjerat ban di Sungai Palu berhasil diselamatkan Tili, warga Sragen, pada 7 Februari 2022 lalu.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Upaya penyelamatan buaya berkalung ban yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini diberitakan media asing.

Ada yang menurunkan berita pada 8 Februari 2022, sehari setelah upaya penyelamatan itu. Ada juga yang menulis hari ini, 9 Februari 2022.

Seekor buaya yang ada di Palu, Sulawesi Tengah, terjerat ban sepeda motor sejak 2016. Warga setempat khawatir ban itu akan menjeratnya ketika ukuran buaya makin besar.

Akan tetapi ada media asing yang menuliskan buaya tersebut terlepas setelah 5 tahun, seperti DW dan The Guardian. Sementara itu Reuters, BBC, dan ABC News menuliskan 6 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini pemberitaan media asing terkait penyelamatan buaya berkalung ban:

Baca juga: Kronologi Buaya Berkalung Ban di Palu dan Sosok Pria Sragen yang Menyelamatkannya

1. Reuters

Salah satu kantor berita terbesar di dunia, Reuters, mengabarkan berita tentang buaya berkalung ban yang akhirnya bebas setelah 6 tahun.

Reuters menyoroti sulitnya membebaskan buaya tersebut dari ban yang menjeratnya.

Diceritakan, seorang pegulat buaya asal Australia pernah berusaha membebaskan reptil itu tetapi tidak berhasil.

Media asal Inggris tersebut menceritakan perjuangan Tili, penduduk setempat yang berhasil melepaskan kalung ban.

"Saya menangkap buaya sendiri. Saya meminta bantuan kepada orang-orang di sini tetapi mereka takut," ujar Tili.

Pria itu membuat jebakan dasar dengan tali yang diikat ke batang kayu dan menggunakan ayam dan bebek hidup sebagai umpan.

Namun setelah melacak reptil tersebut selama tiga minggu, buaya yang lihai itu berhasil lolos dari perangkapnya sebanyak dua kali sebelum akhirnya ditangkap.

Meski sempat diragukan orang-orang di sekitarnya, pada akhirnya Tili berhasil melepaskan ban pada Senin (7/2/2022) malam.

Baca juga: Selamatkan Buaya Berkalung Ban di Palu, Tili Habiskan Umpan 35 Ekor Ayam hingga Uang Rp 4 Juta

2. ABC News

Media Australia ini memberitakan kebebasan sang buaya berkalung ban yang sulit ditangkap.

Bedanya dari pemberitaan lainnya, media ini menyebutkan secara jelas orang asing yang pernah berusaha melepaskan ban, tetapi gagal.

"Wrangler buaya Australia dan presenter televisi satwa liar Matt Wright berusaha membebaskan reptil itu pada tahun 2020, tetapi tidak berhasil," tulis ABC News, Rabu (9/2/2022).

Disebutkan juga bahwa pada 2020 pihak berwenang di provinsi tersebut telah menawarkan hadiah bagi siapa saja yang dapat melepas ban.

Namun itu bukan motivasi utama Tili, karena dia mengaku tidak tahan melihat hewan terluka. Bahkan ular pun akan dia bantu.

Baca juga: Sebelum Buaya Berkalung Ban Ditangkap, Tili Minum Air Sungai Palu, Tujuannya untuk Ini

3. BBC

Berbeda dari media lainnya, BBC menyajikan berita mengenai buaya berkalung ban menggunakan video dan narasi.

Dalam narasinya dijelaskan informasi singkat tentang buaya liar di Indonesia yang telah bebas dari ban di lehernya.

Dituliskan juga yang membebaskan buaya itu adalah Tili, yang merupakan penyelamat reptil otodidak. Dia telah melacak buaya selama tiga minggu sebelum akhirnya menangkapnya.

Baca juga: Kenapa Buaya Sering Membuka Mulut Saat Berjemur? Ini Alasannya

4. The Guardian

Pada pemberitaan The Guardian dituliskan lebih detail mengenai cara penyelamatan yang dilakukan Tili.

Tili menggunakan ayam sebagai umpan dan tali untuk menangkap hewan itu, sebelum puluhan penduduk setempat membantu menyeret buaya ke pantai dan memotong ban di lehernya.

Dua upaya pertamanya untuk menyelamatkan hewan itu gagal karena talinya tidak cukup kuat untuk menahan beratnya, katanya, sebelum beralih ke tali nilon yang digunakan untuk kapal tunda.

“Saya sudah kelelahan jadi saya membiarkan mereka menyelesaikan penyelamatan. Buaya itu sangat berat, semua orang berkeringat dan menjadi sangat lelah,” kata Tili pada The Guardian, Selasa (8/2/2022).

Tili mengalahkan pihak berwenang untuk menangkap karena mereka tidak memiliki peralatan yang tepat untuk penyelamatan di sungai, yang menampung lebih dari 30 buaya lainnya.

Baca juga: Terjerat Ban sejak 2016, Buaya di Palu Akhirnya Bebas, Ahli: Jangan Buang Sampah Sembarangan

5. DW

Media selanjutnya adalah Deutsche Welle (DW). Pemberitaan yang ditulis bersumber dari AFP.

DW menulis petugas konservasi telah mencoba memancing buaya dari sungai sejak 2016.

"Para ahli, termasuk presenter acara satwa liar Australia Matthew Nicolas Wright dan sesama pengamat buaya Chris Wilson, mencoba peruntungan mereka, seperti yang dilakukan pakar AS Forrest Galante. Namun, setiap upaya mereka gagal," tulis DW, Selasa (8/2/2022).

DW menulis tentang Tili sebagai seorang penjual burung berusia 34 tahun yang tinggal lebih dari 1.000 kilometer jauhnya di pulau Jawa, untuk melakukan perjalanan ke bantuan reptil yang terserang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi