Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Desa Wadas, Tambang Batu Andesit, dan Polemik Bendungan Bener

Baca di App
Lihat Foto
Dok Humas Polda Jateng
Area pembangunan proyek Bendungan Bener di wilayah Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (8/2/2022).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah baru-baru ini ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Penyebabnya, kericuhan akibat penolakan warga desa terhadap pengalihan lahan yang akan digunakan untuk lokasi tambang batu andesit.

Batu andesit yang ditambang dari Desa Wadas, nantinya akan digunakan sebagai bahan pembangunan Bendungan Bener yang masih berlokasi di Kabupaten Purworejo.

Proyek tersebut dikhawatirkan akan merusak alam Desa Wadas dan mengganggu warga desa yang mayoritas bermata pencaharian petani.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Puluhan Ribu Bendungan Besar Dunia Mulai Menua, Apa Dampaknya?

Profil desa Wadas

Desa Wadas terletak di bagian tengah Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Desa Kaliurip, Kaliwader, Kedungloteng, Bleber, Pekacangan, Cacabankidul, serta Cacabanlor, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Letaknya ada di dataran perbukitan dan lembah, dengan ketinggian sekitar 213-258 mdpl.

Dikutip dari lama resmi Desa Wadas, desa ini memiliki luas 405.820 hektar, dengan rincian 381.820 hektar berupa tanah kering dan 24.000 hektar sisanya berupa tanah sawah.

Baca juga: 5 Fakta Underpass NYIA, Terpanjang di Indonesia hingga Telan Dana Rp 293 Miliar

Kawasan Desa Wadas sendiri terbelah Sungai Juweh dengan pemukiman penduduk yang mengikuti aliran sungai ini.

Desa Wadas terkenal sebagai desa dengan pengelolaan masyarakat yang baik.

Hal ini ditunjukkan dengan catatan pada 2017, sebagai desa pertama yang melunasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Selain itu, hampir seluruh siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dari desa ini juga memperoleh beasiswa yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo.

Baca juga: Air Sungai di Bendungan Tirtonadi Berbusa, Ini Penjelasan DLH

Keanekaragaman hayati Wadas

Tak hanya potensi batu andesit, Desa Wadas ternyata memiliki potensi lain yang melimpah dan saat ini dimanfaatkan sebagai mata pencaharian warganya.

Diberitakan Kompas.com (9/2/2022), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mencatat, Desa Wadas sebagai lahan produktif yang memiliki keanekaragaman hayati.

Beberapa komoditas per tahun dari Desa Wadas di antaranya aren, pisang, kelapa, mahoni, akasia, karet, kapulaga, jati, cabai petai, cengkeh, dan sengon.

Baca juga: Profil Bendungan Pidekso Wonogiri yang Diresmikan Presiden Jokowi

Pohon aren yang terdapat dalam Desa Wadas dianggap memiliki beragam manfaat, seperti menyimpan cadangan kebutuhan air, mitigasi bencana longsor, serta memperkuat struktur lahan.

Hal tersebut tentu sangat mendukung topografi Desa Wadah yang berada di dataran ketinggian dan daerah rawan longsor.

Selain itu, Pasal 54 Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2031, menetapkan Kecamatan Bener termasuk Desa Wadas, sebagai kawasan peruntukan perkebunan, utamanya cengkeh, kopi robusta, aren, dan kakao.

Baca juga: Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami

Pertambangan batu andesit

Diketahui, Desa Wadas ditargetkan menjadi lokasi penambangan batu andesit untuk kepentingan proyek Bendungan Bener senilai Rp 2,06 triliun.

Bendungan tersebut masuk ke dalam proyek strategis nasional dan digadang-gadang akan menjadi bendungan tertinggi di Asia Tenggara.

Nantinya, Bendungan Bener akan menampung kurang lebih 100 juta meter kubik air untuk menopang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sistem jaringan energi Kabupaten Purworejo.

Baca juga: Mengapa Keraton Agung Sejagat Muncul di Purworejo?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi