Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabadikan Menjadi Nama Jalan, Siapakah Syech Nawawi Al-Bantani?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Utara
Plang nama Jalan Syech Nawawi Al-Bantani yang diresmikan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin kini terpasang di tiga titik untuk menggantikan nama jalan raya di Cilincing, Jakarta Utara sepanjang 5,9 kilometer yang semula bernama Jalan Cakung-Cilincing Raya pada Selasa (8/2/2022).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Nama ulama besar Indonesia Syech Nawawi Al-Bantani telah diresmikan menjadi nama jalan di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Sebelum bernama Syech Nawawi Al-Bantani, jalan tersebut bernamakan Jalan Cakung-Cilincing, atau biasa dikenal warga dengan nama Jalan Cacing.

Pergantian nama jalan disebutkan sudah melalui tahap sosialisasi dan persetujuan warga setempat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Muhammadiyah Didirikan di Yogyakarta, Bagaimana Awal Mulanya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Kompas TV (9/2/2022), wilayah tersebut merupakan tempat tinggal keturunan Syech Nawawi Al-Bantani.

Syech Nawawi diketahui merupakan salah satu dari tiga ulama Indonesia yang jadi Imam Besar di Masjidil Haram.

Ia juga merupakan tokoh berpengaruh pada penyebaran dan perkembangan Islam di wilayah Indonesia, khususnya Jakarta-Banten.

Syech Nawawi Al Bantani diketahui merupakan kakek buyut dari Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin.

Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Maruf Amin (2019-2024)

Wapres Ma'ruf Amin meresmikan jalan tersebut dalam acara Bedah Kitab Tuhfah al-Qashi wa ad-Dani, Pameran Turots Ulama Nusantara, dan Launching Kompilasi 11 Kitab Ulama Nusantara di Auditorium Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (8/2/2022).

Pada kesempatan itu, Ma'ruf mengatakan, Syech Nawawi Al-Bantani telah menunjukkan bahwa ulama Islam Indonesia tidak kalah hebatnya dengan ulama-ulama di Timur Tengah di bidang keilmuan.

"Selain dikenal dengan kitab-kitab karyanya, Syech Nawawi memberikan andil dalam membangun karakter muslim Nusantara yang toleran, moderat, serta penuh rahmat, kasih sayang, dan welas asih," ucap dia.

Baca juga: Catatan Setahun Jokowi-Maruf Amin: Pandemi dan Demokrasi

Siapakah Syech Nawawi Al-Bantani?

Dilansir dari Kompas.com, Syech Nawawi Al-Bantani adalah ulama Indonesia yang mendunia, beliau juga pernah mengajar di Masjidil Haram, Mekkah.

Ia adalah seorang ulama yang sangat produktif menulis kitab dan menghasilkan ratusan karya.

Karya tersebut meliputi bidang ilmu fiqih, tafsir, tauhid, tasawuf, dan hadis.

Syech Nawawi al-Bantani juga berperan dalam sejarah perjuangan melawan penjajahan kolonial Belanda di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Kota Sharm el-Sheikh, Bali-nya Mesir

Syech Nawawi Al-Bantani kecil

Syech Nawawi Al-Bantani lahir pada 1813 di Kampung Tanara, Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten.

Ayahnya bernama Syech Umar bin Arabi Al-Bantani merupakan ulama di Banten, sedangkan ibunya bernama Zubaedah.

Ia memiliki nama Muhammad Nawawi bin 'Umar bin 'Arabi al-Bantani yang merupakan anak sulung dari tujuh bersaudara.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Dibukanya Makam Raja Tutankhamen di Mesir

Belajar ke Mekkah

Syech Nawawi hanya bertahan selama kurang lebih dua tahun mengajar di pondok pesantren, Tanara. Pondok pesantren tersebut adalah milik ayahnya.

Ia kemudian pergi ke Mekkah untuk belajar agama Islam di pusat pengajarannya langsung, yaitu di Masjidil Haram.

Baca juga: Detik-detik Sebuah Mobil Melaju Kencang Tabrak Gate 89 Masjidil Haram

Di Mekkah, Syech Nawawi belajar kepada banyak ulama ternama di Arab, seperti Sayyid Ahmad An-Nahrawi, Syech Muhammad Khatib Al-Hanbali, Sayyid Ahmad Zaini, dan Sayyid Ahmad Ad-Dimyati.

Di Mekkah, Syech Nawawi hanya bertahan selama tiga tahun untuk belajar.

Ia kemudian kembali ke Tanara dan mengajar di pondok pesantren ayahnya.

Baca juga: Cara Daftar Bantuan untuk Pondok Pesantren, LPQ, dan MDT dari Kemenag

Merasakan penjajahan

Begitu sampai di Banten, Syech Nawawi sangat geram melihat kondisi masyarakat berada di bawah belenggu penjajahan Belanda.

Ia kemudian memanfaatkan mimbar-mimbar untuk ceramah mengobarkan semangat perjuangan. Syiarnya mengutuk penjajahan Belanda dan mengajak masyarakat lepas dari penjajahan.

Sikapnya terhadap penjajahan Belanda yang keras membuatnya diawasi dengan ketat oleh para pejabat kolonial Belanda maupun pejabat lokal.

Pengawasan ketat yang dilakukan kepada Syech Nawawi membuatnya tidak betah.

Ia kemudian kembali meninggalkan Tanah Air dan bertolak ke Mekkah untuk menuntut ilmu.

Syech Nawawi begitu betah tinggal di Mekkah. Diperkirakan, ia menetap di sana dari 1830 hingga meninggal dunia.

Baca juga: Saat Asrama hingga Pondok Pesantren Jadi Klaster Baru Covid-19, Apa yang Terjadi dan Harus Bagaimana?

Menjadi ulama di Mekkah

Setelah tinggal di Mekkah untuk kedua kalinya, ilmu yang didapatkan oleh Syech Nawawi berkembang.

Ia menjadi seorang ulama terkemuka yang menguasai ajaran Islam. Ia bahkan disegani oleh para penuntut ilmu Islam dari seluruh penjuru dunia.

Syech Nawawi dipercaya menjadi pengajar di Masjidil Haram, Mekkah kurang lebih selama 10 tahun, dari tahun 1860 hingga 1870.

Selain mengajar di Masjidil Haram, Syech Nawawi juga selalu membuka rumahnya dari pagi hingga siang bagi yang ingin menuntut ilmu.

Baca juga: Fenomena Hujan Salju di Gurun Sahara, Keempat Kalinya Sepanjang Sejarah

Di rumahnya itulah, Syech Nawawi memberikan pengajaran kepada para muridnya yang datang dari berbagai negara.

Adapula ulama yang berasal dari Indonesia yang belajar kepada Syech Nawawi di Mekkah. Mereka adalah Haji Wasith dan Haji Tubagus Ismail.

Selain itu, pendiri NU (Nahdlatul Ulama) KH Hasyim Asy'ari juga pernah menuntut ilmu kepada Syech Nawawi di Mekkah.

Baca juga: Apa Itu RUU HIP yang Dipersoalkan NU dan Muhammadiyah?

Akhir hayat Syech Nawawi

Setelah mengabdikan dirinya sebagai pengajar di Mekkah, Syech Nawawi meninggal dunia pada 1897 atau 25 Syawal Tahun 1314 H.

Syech Nawawi kemudian dimakamkan di Jannatul Mu'alla, Mekah yang bersebelahan dengan makam anak perempuannya.

Meski meninggal dunia di Mekkah, setiap tahunnya selalu diadakan haul atau peringatan meninggalnya Syech Nawawi al-Bantani di Pondok Pesanten An-Nawawi di Tanara, Serang.

Baca juga: Cara Daftar Bantuan untuk Pondok Pesantren, LPQ, dan MDT dari Kemenag

(Sumber: Kompas.com/Lukman Hadi Subroto, Dedik Priyanto | Editor: Nibras Nada Nailufar, Desy Afrianti)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi