Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Makar oleh Empat Paman Gatotkaca

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/DANI JULIUS
Dalang cilik Kevin Rabbani, 11 tahun, pelajar kelas 6 SD Muhammadiyah Mutihan, Wates, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Ia memainkan cerita pertempuran Setijo dan Gatotkaca pada puncak bersih desa atau merti desa yang berlangsung di Desa Tayuban, Panjatan, Kulon Progo. Ratusan anak asal Tayuban menyaksikan sekaligus ikut menirukan aksi Kevin.
Editor: Sandro Gatra

TAMPAKNYA para dalang memang kreatif dalam menggubah wiracarita terutama dalam hal kesaktian kelas langit ke tujuh puluh tujuh.

Para dalang Indonesia jauh lebih kreatif menggarap kisah kesaktian kaliber superheroes ketimbang para tokoh pencipta Marvel Comis seperti Stan Lee, Steve Diko atau Jack Kirby.

Maka kisah Gatotkaca versi Wayang Purwa jauh lebih seru ketimbang versi Mahabharata.

Terutama dalam kisah proses Gatotkaca menempuh prosedur organoleptik untuk memperoleh empat kesaktian paman-pamannya, yaitu Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa dan Brajalamatan.

Pringgadani

Menurut selera subyektif pribadi saya, proses Gatotkaca memperoleh kesaktian empat paman Gatotkaca versi Wayang Purwa jauh lebih seru kisahnya ketimbang versi Mahabharata.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut versi Wayang Purwa raksasa raja kerajaan Pringgadani, Prabu Arimbaka dengan permaisuri Dewi Hadimba memiliki tujuh anak kandung, yaitu Arimba, Arimbi, Prabakesa, Kalabendana, Brajadenta, Brajamusti, Barajalamatan dan Brajawilkapa.

Ketika Arimbi sebagai istri Bima menobatkan putra mereka, Gatotkaca sebagai raja Pringgadani, maka keluarga besar pewaris tahta Pringgadani terbelah dua menjadi kubu yang pro dan kubu yang kontra.

Empat bersaudara dengan nama awal Braja termasuk ke dalam kubu yang protes keras penobatan Gatotkaca menjadi Raja Pringgadani, sebab ayah kandung Gatotkaca meski bertubuh besar seperti raksasa adalah manusia bukan raksasa.

Maka empat sekawan bersaudara Braja menggalang pemberontakan demi melakukan makar terhadap tahta Pringgadani.

Makar

Makar para paman Gatotkaca tidak bisa dianggap enteng sebab masing-masing empat bersaudara Braja memiliki kesaktian luar biasa dahsyat mandraguna setara para dewa.

Namun Gatotkaca yang sebagai balita pernah digodok di kawah Candradimuka ternyata sudah memiliki kesaktian sedemikian mandraguna sehingga mampu satu-persatu menaklukan empat pamannya yang mbalelo.

Ketika pemberontakan gagal dengan tewasnya Brajalamatan dan Brajawilkapa oleh Gatotkaca, maka Brajamusti dan Brajadenta melarikan diri demi berlindung pada Prabakesa yang telah menjadi raja negara Guwasiluman di hutan Tunggarana.

Setelah Brajadenta juga berhasil dibunuh oleh Gatotkaca, maka dengan bantuan Batari Durga, Brajamusti berniat melakukan pembunuhan karakter Gatotkaca dengan menjelma menjadi Gatotkaca palsu lalu mencoba merayu Dewi Banowati, istri Duryudana, raja negara Hastinapura.

Namun perbuatan hoax demi mengadudomba keluarga Pringgadani dengan Hastinapura tersebut digagalkan oleh Gatotkaca yang akhirnya juga berhasil menewaskan Brajamusti.

Transformasi kesaktian

Keren adalah kreatifitas para penggubah kisah Wayang Purwa yang memanfaatkan perang Gatotkaca melawan para pamannya sebagai kesempatan untuk berkisah bahwa kesaktian empat paman Gatotkaca itu satu-persatu berpindah raga menjadi kesaktian Gatotakaca.

Menurut selera subyektif pribadi saya, makar empat paman Gatotkaca versi Wayang Purwa jauh lebih seru kisahnya ketimbang versi Mahabharata Brajadenta menjadi kesaktian gigi Gatotkaca yang mampu membinasakan siapa pun di jagad raya.

Brajamusti menjadi kesaktian tangan Gatotkaca yang mampu menghancurleburkan apa pun di alam semesta.

Brajawilkapa menjadi kesaktian punggung Gatotkaca yang kebal terhadap apa pun di multiverse.

Brajalamatan menjadi kesaktian kaki Gatotkaca dengan kedahsyatan tendangan tanpa tertandingi meski oleh Gerd Muller dan Maradona pun.

Konon kocap kacarita. Tok tok tok tok teroktoktok.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi