Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Terkena Omicron Lebih dari Satu Kali? Ini Pendapat Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Engin Akyurt
Ilustrasi pasien Omicron
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Angka kasus Covid-19 di Indonesia atau di dunia masih terlihat adanya peningkatan.

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (11/2/2022), jumlah kasus Covid-19 global saat ini mencapai 405.963.957 kasus.

Jumlah tersebut naik sebanyak 2.310.856 dari hari sebelumnya. Angka kematian mencapai 5.806.383 kasus dan angka kesembuhan 325.696.477.

Di dalam negeri sendiri, kasus pertambahan pasien terinfeksi corona merata di 34 provinsi. Dengan pertambahan tertinggi tetap ada di DKI Jakarta. 

Varian Covid-19 yang merajai sendiri masih tetap Omicron, varian baru yang baru ditemukan di penghujung 2021 lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kapan Isolasi Mandiri Pasien Omicron Dinyatakan Selesai? Cek Syarat-syaratnya!

Bisakah reinfeksi varian Omicron?

Segala tentang Omicron tengah banyak diperbincangkan. Ilmuwan sendiri terkadang masih belum bisa memberikan jawaban pasti akan pertanyaan-pertanyaan yang datang dari masyarakat mengingat Omicron adalah varian baru yang masih terus berada di bawah pengamatan dan penelitian.

Salah satu pertanyaan yang muncul di tengah masyarakat adalah, bisakah seseorang yang sudah pernah terkena Omicron, akan terkena lagi atau mengalami reinfeksi.

Dilansir dari NBC Chicago, 18 Januari 2022, pertanyaan ini juga sayangnya belum bisa mendapatkan jawaban yang pasti.

Dr. Allison Arwady, Chicago Department of Public Health Commissioner, mengatakan bahwa untuk menjawab pertanyaan itu masih dibutuhkan banyak penelitian.

"Pada dasarnya kami melihat, selama tiga bulan semenjak seseorang terinfeksi Covid-19 varian apapun, pasien memiliki risiko rendah untuk terinfeksi kembali varian yang sama," ujarnya.

Namun dengan varian Omicron, kemungkinan yang sama masih tengah dalam penelitian.

"Tapi sambil menunggu perkembangan data, berdasar data varian terdahulu saya berharap pasien yang baru saja terinfeksi Omicron sepertinya tak akan mengalami reinfeksi dalam kisaran waktu beberapa bulan setelahnya," ujar Arwady.

Baca juga: Update Corona 11 Februari: Kasus Covid-19 Tersebar Merata di Seluruh Kelurahan Jakarta | Pangeran Charles Positif Kedua Kali

Omicron bersifat escape immunity

Sedangkan dr. Amesh Adlja dari Johns Hopkins Center for Health Security, menyatakan bahwa belum terlihat jelas bagaimana level antibodi terbentuk, sekuat apa antibodi yang ada, selepas seseorang terinfeksi varian Omicron.

"Jadi saya katakan, bisa saja seseorang mengalami reinfeksi varian yang sama yaitu Omicron. Namun soal kisaran waktu terentan ada di bulan ke berapa semenjak infeksi pertama, kami belum bisa memberikan data karena varian ini baru muncul sekitar Oktober dan November 2021," ujar Adlja. 

Sebuah studi yang dilakukan di Inggris di pertengahan Desember menyatakan bahwa risiko reinfeksi varian Omicron peluangnya lebih tinggi daripada reinfeksi varian Delta. Meski hal ini tetap masih membutuhkan penelitian lebih dalam lagi.

Kasus reinfeksi yang diteliti Arwady, kebanyakan adalah mantan pasien Covid-19 dengan varian Delta, yang kini terinfeksi kembali dengan varian Omicron.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (9/2/2022), kasus reinfeksi Covid-19 bisa saja terjadi karena salah satu sifat varian Omicron adalah escape immunity alias bisa menipu atau mengelabui sistem kekebalan tubuh. 

Akibatnya, orang yang sudah divaksin Covid-19 tetap bisa terkena Omicron atau mengalami reinfeksi, meski dengan gejala cenderung ringan. Hal ini disampaikan oleh Dr. dr. Erlina Burhan MSc., Sp.P(K). 

Reinfeksi di sini adalah infeksi dengan strain baru SARS-CoV-2 pada individu yang telah pulih dari infeksi Covid-19 sebelumnya.

Baca juga: Bisakah Hewan Peliharaan Tertular Omicron dan Menularkannya Kembali ke Manusia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi