Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Belanda Menjadi Negara Pertama yang Bebas Anjing Jalanan

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Alice
Tanpa cara-cara kejam seperti euthanasia, Belanda jadi negara pertama bebas anjing jalanan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Belanda tak lagi memiliki anjing jalanan yang bebas berkeliaran di tempat-tempat umum.

Negara tersebut sudah bebas anjing jalanan berkat penataan kota dan kepedulian seluruh pihak terhadap kondisi anjing-anjing liar yang tak terurus.

Di Belanda sendiri, dari abad ke abad, anjing hidup melekat di antara manusia.

Seperti dikutip dari iHeartdogs, dulu ada dua tujuan masyarakat Belanda memelihara anjing. Mereka yang makmur, memelihara anjing untuk dijadikan hewan kesayangan sekaligus simbol status sosial.

Sedangkan mereka yang ada di ekonomi menengah ke bawah, memelihara anjing untuk digunakan meringankan pekerjaan manusia seperti pekerjaan di ladang atau kebun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di abad ke-19, populasi anjing jalanan di Belanda jadi tak terkendali. Hal ini dipicu wabah rabies yang menyeruak, yang membuat para pemilik anjing ketakutan dan meninggalkan anjing-anjing mereka di jalanan.

Baca juga: Viral, Video Gadis Kecil Menutupi Telinga Seekor Anjing Saat Ada Petasan di Dekatnya

Cara Belanda mengurangi populasi anjing liar

Menyikapi banyaknya pemilik anjing yang tak mengurus anjing-anjingnya dengan benar, pemerintah Belanda pernah melahirkan pajak khusus anjing.

Tujuannya, agar tak ada lagi orang tak bertanggungjawab yang berani memelihara anjing tanpa mengurus anjingnya dengan benar.

Namun pajak ini justru menjadi bumerang. Karena justru membuat pemilik anjing yang tak kuat bayar pajak, membuang anjing-anjing mereka ke jalanan. Imbasnya, anjing jalanan pun menjadi semakin banyak!

Pemerintah pun mengganti strategi, dengan menerapkan pajak tinggi bagi pembelian anjing di petshop.

Cara ini cukup berhasil. Demi menghemat uang, masyarakat yang ingin memelihara anjing pun menempuh jalan adopsi anjing dari shelter atau dari jalanan ketimbang membelinya di toko-toko satwa.

Pemerintah juga menerapkan program Collect, Neuter, Vaccinate dan Return atau yang disingkat CNVR.

Sesuai namanya, program ini meliputi mengumpulkan anjing liar, memvaksinnya agar bebas penyakit berbahaya seperti rabies, dan mensterilkannya sehingga populasi terkendali. 

Dilansir dari Dutch Review,  berkurangnya anjing jalanan dan semakin sejahteranya populasi anjing di Belanda juga terbantu berkat adanya "polisi anjing".

The Dutch Society of The Protection of Animal adalah salah satu organisasi yang melindungi kesejahteraan anjing dengan mengawasi pemeliharaan anjing di tengah-tengah masyarakat.

Penyiksaan terhadap anjing bisa dipidana kurungan maksimal tiga tahun dan denda yang menguras pundi-pundi.

Seluruh program yang digalakkan di Belanda inilah, yang membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam memelihara juga mengembangbiakkan anjing-anjing peliharaan mereka.

Baca juga: Mengapa Beberapa Binatang Hanya Bisa Hidup di Negara Tertentu? Ini Penjelasannya

Tak memakai kekejaman

Pemerintah Belanda mendefinisikan anjing liar menjadi empat golongan. Pertama, adalah anjing yang memiliki pemilik namun dibebasliarkan sehingga mengganggu keamanan publik.

Kedua, adalah anjing liar yang ditelantarkan oleh para pemiliknya. Ketiga, adalah sekumpulan anjing yang tak memiliki pemilik namun diawasi oleh komunitas. Dan keempat, adalah anjing liar yang berjuang hidup mengandalkan dirinya sendiri di jalanan.

Demi menyusut keempat golongan anjing di atas, Belanda tak menggunakan cara-cara yang berbau kekejaman sama sekali.

Belanda menolak menggunakan cara euthanasia atau suntik mati. Pemerintah hanya murni menggunakan CNVR dan menerapkan "polisi" khusus anjing.

Marianne Thieme, ketua Party of The Animal, menyatakan bahwa perilaku kejam pada binatang terkait erat dengan perilaku kejam terhadap manusia.

"Jika seseorang bisa kejam terhadap binatang, maka mereka bisa pula kejam terhadap sesama manusia. Itulah sebabnya diperlukan pengawasan yang ketat untuk mencari orang-orang yang berpotensi seperti itu."

Baca juga: Bisakah Hewan Peliharaan Tertular Omicron dan Menularkannya Kembali ke Manusia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi