Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kurikulum Merdeka Belajar Akan Menghapus Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/GARRY LOTULUNG
Ilustrasi sekolah tatap muka.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan menerapkan kurikulum prototipe atau Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022.

Dalam kurikulum itu, tak ada lagi pengelompokkan siswa SMA berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

"Di dalam program SMA sekarang tidak ada lagi program peminatan untuk yang memiliki Kurikulum Merdeka. Ya tidak ada lagi jurusan, kejuruan atau peminatan," kata Mendikbud Ristek Nadiem Makarim secara virtual, Jumat (11/2/2022).

Menurutnya, siswa bisa bebas memlih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA.

Nadiem mengklaim, Kurikulum Merdeka yang dirancang lebih sederhana dan fleksibel ini akan semakin membuat siswa lebih aktif.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana tanggapan dari pengamat pendidikan?

Baca juga: Penjelasan Menteri Nadiem soal Kurikulum Merdeka yang Hapus Penjurusan IPA-IPS

Tanggapan pemerhati pendidikan

Pemerhati pendidikan Ina Liem menilai, langkah Mendikbud Nadiem untuk menghapus pembagian jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA sangatlah tepat.

Sebab, pengelompokan itu seringkali menimbulkan banyak masalah dan tidak sesuai dengan tren karier siswa.

"Sebagai konsultan jurusan dan karier, memang selama ini pembagian jurusan IPA IPS Bahasa di SMA menimbulkan banyak masalah dan tidak sesuai dengan tren karier ke depan," kata Ina, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).

Menurutnya, pengelompokan ini juga menyulitkan profil siswa.

Ia mencontohkan, ada siswa yang memilih jurusan IPS karena menghindari Fisika. Padahal, ia menyukai Biologi dan memiliki minat yang cocok di bidang budidaya perikanan.

"Setelah lulus jadi kesulitan mencari universitas yang mau menerima dia di bidang tersebut karena dia dari IPS," jelas dia.

"Dampaknya, kita jadi sulit mencari SDM unggul yang memang kuat di bidangnya masing-masing," sambungnya.

Baca juga: Kurikulum Merdeka Dilengkapi Proyek Pelajar Pancasila, Tak Ada Penambahan Jam Pelajaran

Tantangan besar

Kendati demikian, perubahan kurikulum ini tentu akan meghadapi tantangan besar, termasuk kompetensi guru.

Pasalnya, mengubah mindset guru yang sudah nyaman dengan kurikulum lama menjadi lebih inovatif dan kolaboratif bukanlah perkara mudah.

Selain itu, masalah lain yang dihadapi adalah mendorong perguruan tinggi untuk mengubah syarat masuk.

Apabila syarat masuk ke PTN ini tidak diubah, kurikulum prototipe jadi kurang diminati.

"Misalnya untuk masuk ke jurusan-jurusan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), soal ujian yang diberikan mencakup konten Matematika, Fisika, Kimia, Biologi," tambahnya.

Baca juga: Ini Beda Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya Bagi Anak SMA

Padahal, dengan kurikulum prototipe, siswa kelas 11 bisa memilih Matematika dan Fisika saja, tanpa Biologi dan Kimia.

Menurutnya, hal ini akan menimbulkan kesulitan pada siswa, sehingga memerlukan bimbingan belajar lagi.

Terlebih, Kemendikbud tidak memiliki wewenang untuk mengatur syarat masuk ke perguruan tinggi.

Karena itu, Ina berharap agar perubahan kurikulum ini diikuti juga dengan perubahan ujian masuk ke perguruan tinggi.

"Perubahan ini harus berkesinambungan, harus diikuti perubahan ujian masuk ke PTN. Harusnya bukan content-based soal-soalnya," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi