Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 13 Februari 2022: Ada 55.209 Kasus Baru, Dekati Puncak Gelombang Kedua | Ahli Ingatkan Potensi Bahaya Strain Covid-19 Berikutnya

Baca di App
Lihat Foto
Rizal Setyo Nugroho/KOMPAS.com
Update Covid-19 Indonesia, Minggu (13/2/2022) dari halaman https://covid19.go.id/peta-sebaran
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Update virus corona Covid-19 di Indonesia dan dunia pada Minggu (13/2/2022).

Pada Sabtu (12/2/2022), Indonesia melaporkan 55.209 kasus baru virus corona.

Jumlah tersebut hanya terpaut 1.000 dari puncak gelombang kedua yaitu 56.757 kasus pada 15 Juli 2021.

Baca juga: UPDATE 12 Februari: Sebaran 55.209 Kasus Covid-19, Tertinggi Jabar dengan 14.106 Kasus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor kasus terbanyak sepanjang pandemi juga dilaporkan di Jawa Barat dengan 14.106 kasus dan Banten dengan 7.283 kasus.

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta juga masih tinggi yaitu 12.417 kasus.

Data selengkapnya Covid-19 Indonesia hingga Minggu (13/2/2022) berikut ini:

Baca juga: Vaksin 1 dan 2 Sinovac, lalu Vaksin 3 Apa? Ini Penjelasan Kemenkes RI

Potensi bahaya strain Covid-19 berikutnya

Sejumlah ilmuwan Inggris memperingatkan potensi bahaya varian Covid-19 di masa depan.

Walaupun sejumlah pihak menyebut bahwa varian Covid-19 akan terus menjadi lebih ringan setelah adanya varian Delta dan Omicron.

Hal itu disorot oleh ahli epidemiologi Prof Mark Woolhouse, dari Universitas Edinburgh.

“Varian Omicron tidak berasal dari varian Delta. Itu berasal dari bagian yang sama sekali berbeda dari pohon keluarga virus," kata Mark dikutip dari Guardian

Mark menyebut, para ahli tidak tahu dari mana dalam silsilah keluarga virus yang akan muncul varian baru.

"Kita tidak bisa mengetahui seberapa patogeniknya. Itu bisa kurang patogen tetapi bisa, dengan mudah, menjadi lebih patogen,” katanya.

Hal ini didukung oleh ahli virus Prof Lawrence Young dari Universitas Warwick.

“Orang-orang tampaknya berpikir telah terjadi evolusi linier virus dari Alpha ke Beta ke Delta ke Omicron,” katanya kepada Observer.

“Tapi bukan itu masalahnya. Gagasan bahwa varian virus akan terus menjadi lebih ringan adalah salah. Yang baru bisa menjadi lebih patogen daripada varian Delta, misalnya,” kata Young.

David Nabarro, utusan khusus untuk Covid-19 untuk Organisasi Kesehatan Dunia, juga menyoroti ketidakpastian tentang bagaimana varian di masa depan mungkin berperilaku.

“Akan ada lebih banyak varian setelah Omicron dan jika lebih menular, mereka akan mendominasi. Selain itu, mereka dapat menyebabkan pola penyakit yang berbeda, dengan kata lain mereka dapat menjadi lebih mematikan atau memiliki konsekuensi jangka panjang,” kata dia.

Nabarro mendesak pihak berwenang untuk terus merencanakan kemungkinan akan ada lonjakan jumlah orang yang sakit dan membutuhkan perawatan di rumah sakit.

“Akan bijaksana untuk mendorong orang untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain secara konsisten," tuturnya.

Baca juga: [POPULER TREN] Besaran dan Cara Pencairan JKP dan JHT BPJS Ketenagakerjaan | Vaksin 1 dan 2 Sinovac, Vaksin 3 Apa?

 

China menyetujui pil pengobatan Covid-19 Pfizer Paxlovid

Regulator produk medis China telah menyetujui obat Covid-19 dari Pfizer, Paxlovid, menjadikannya pil oral pertama yang secara khusus dikembangkan untuk mengobati penyakit yang dibersihkan di negara tersebut.

Administrasi Produk Medis Nasional mengatakan Paxlovid telah disetujui untuk mengobati orang dewasa yang memiliki Covid-19 ringan hingga sedang dan yang berisiko tinggi berkembang menjadi kondisi parah.

Studi lebih lanjut tentang obat itu perlu dilakukan dan diserahkan ke pihak berwenang, katanya.

Tidak segera jelas apakah China sudah melakukan pembicaraan dengan Pfizer untuk pengadaan pil tersebut.

“Ini adalah tonggak penting dalam perjuangan kami melawan Covid-19,” kata perwakilan Pfizer dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan informasi tentang pengadaan.

Pfizer pada bulan Desember 2021 mengatakan hasil uji coba akhir menunjukkan pengobatannya mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian sebesar 89 persen pada pasien Covid yang berisiko sakit parah yang diberi pengobatan dalam waktu tiga hari sejak timbulnya gejala, dan sebesar 88 persen ketika diberikan dalam waktu lima hari.

Baca juga: 5 Mitos dan Fakta Virus Corona Varian Omicron

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi