Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Gagal Ujian Praktik SIM C pada Bagian Zig-zag, Mengapa Harus Ada Tes Zig-zag?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar video yang memperlihatkan perbandingan praktik membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) disebut di Indonesia dan Taiwan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang berisi keluh kesah warganet saat gagal ujian praktik pembuatan SIM C pada bagian zig-zag, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibagikan akun ini di grup Facebook Keluh Basah Lele Berulah v2, Jumat (11/2/2022).

"Dino ajur le, dah bela2in jam 5 ke Polres sekalian subuhan disana, antri berjam2 ternyata ngulang," demikian tulis narasi warganet.

Ia mengaku mendapatkan nilai 100 pada tes teori. Namun gagal pada saat praktik zig-zag.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di tes teori gw dapat 100 le di prakteknya gagal di ZigZag, mana jalanan licin pula lagi gerimis," imbuh pemilik akun.

Hingga Sabtu (12/2/2022) malam, unggahan tersebut telah disukai 396 kali dan dikomentari 181 oleh warganet di Facebook.

Baca juga: Ini Alasan Polri Mengapa Ujian SIM C Harus Lewati Jalur Zig-zag dan Angka 8

Lantas, mengapa saat ujian praktik SIM C harus ada zig-zag?

Alasan ujian SIM C harus melewati jalur zig-zag

Kasubdit SIM Ditregident Korlantas Polri Kombes Pol Tri Julianto Djati Utomo mengatakan, alasan ujian SIM C ada tes zig-zag dimaksudkan untuk melatih keseimbangan pengemudi kendaraan bermotor.

"Untuk melatih kelincahan dan keseimbangan dalam mengemudi," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, 10 Desember 2021.

Alasan serupa juga diungkapkan oleh Kasubdit STNK Korlantas Polri Kombes Pol Taslim Chairuddin.

Menurutnya, prosedur ujian praktik SIM C dengan zig-zag atau berputar seperti angka 8 sudah diterapkan sejak lama.

"Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat kemahiran pengemudi roda dua dalam mengatur keseimbangan tubuh ketika mengemudikan kendaraan di jalan," ujarnya terpisah.

Baca juga: Ramai soal Ujian Praktik SIM C di Indonesia dengan Memutari Angka 8, Ini Kata Korlantas Polri

SIM bukan sekadar izin mengemudi

Taslim menambahkan, SIM bukan sekadar izin yang dibutuhkan pengendara kendaraan bermotor saat berkendara di jalan raya.

Menurutnya, SIM adalah privilage atau penghargaan yang diberikan negara kepada warganya atas kompetensi yang dimiliki dalam mengemudikan kendaraan.

"Oleh karena ketika kendaraan dioperasionalkan di jalan, maka dapat membahayakan pengemudi itu sendiri dan atau bisa membahayakan orang lain, maka harus kompeten," kata dia.

Persoalan kompetensi dalam berkendara, imbuh Taslim, tidaklah sederhana.

Baca juga: Viral, Video Atap Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Bocor, Warganet: Wahana Air Terjun Enggak Cuma Ada di Changi

Tiga elemen penting dalam berkendara

Ada tiga elemen penting di dalamnya, meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perilaku.

"Pengetahuan diukur melakui ujian teori, di mana seorang calon pengemudi dituntut harus tahu aturan bagaimana aturan dan tata cara mengemudikan kendaraan yang baik dan benar di jalan, uji praktik adalah untuk mengukur keterampilan calon pengemudi," kata Taslim.

"Yang jadi persoalan saat ini adalah bagaimana mengukur sikap perilaku atau attitude seorang calon pengemudi. Karena itu sangat terkait dengan karakter dasar yang terbangun oleh keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan lingkungan sosial," tandasnya.

Baca juga: Viral soal Driver Diberi Bintang 1 karena Panggil Pelanggannya Mbak, Ini Tanggapan Gojek

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi