Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Isi Token PLN Rp 50.000 yang Didapat 3600, Begini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock
cara mengisi token listrik dengan mudah, cepat dan praktis
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Sebuah unggahan warganet yang memprotes kejadian beli token listrik PLN Rp 50.000 tapi yang didapat menurutnya tidak sesuai harganya, viral di media sosial TikTok dan Instagram.

Di dalam TikTok, postingan tersebut diunggah oleh akun @putratasbih.

“Pihak PLN tolong perhatikan. Isi token 50 ribu yg masuk cm 3600,” tulis akun tersebut dalam video yang ia unggah.

Pihaknya sembari memberikan narasi suara dalam video sebagai berikut:

“Isi yang 50.000 kita lihat berapa isinya? Cuman 3.600 isinya yang 50.000,” ujarnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam video terlihat si pengunggah tengah mengisikan token yang kemudian keluar angka “36.00 kwh” yang kemudian dibaca pengunggah sebagai isi token "Rp 3.600".

Si pengunggah mengaku bingung dengan hal tersebut.

“Udah boros, mahal, lima puluh ribu cuma dapet tiga ribu enam ratus ini gimana itungannya PLN coba dikondisikan,” ujarnya selanjutnya

Unggahan tersebut kini disukai lebih dari 15,1 ribu pengguna dan mendapat lebih dari 16,1 ribu komentar. Beragam komentar muncul terkait unggahan itu.

“Itu satuannya KWH ya bukan ribu. Dikira pulsa kali ya,” ujar akun dengan nama Insinyur Muda.

“Dengan adenya kasus ini yg tidak tahu jadi mengerti, makasih bro ttp semangat,” tulis akun @arwanna922.

“Iya benar, pas gua beli token yg 100000, kok yg masuk cumin 6470,” tulis akun Taufik Rahman.

Postingan tersebut juga viral di Instagram setelah diunggah kembali oleh akun @jakarta.keras.

Lantas sebenarnya, apabila pelanggan membeli token listrik Rp 50.000 maka berapa jumlah yang seharusnya didapat?

Baca juga: Gagal Input Token Listrik? Ini Penyebab dan Solusinya dari PLN

Penjelasan dari PLN

Guna menjernihkan permasalahan tersebut dan sebagai bahan edukasi bagi masyarakat yang mungkin belum mengerti, Kompas.com menghubungi Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, untuk menjelaskan hal ini.

Saat dihubungi, Agung menjelaskan bahwa membeli token listrik tidak sama dengan membeli pulsa untuk telepon seluler.

“Perlu dipahami bahwa angka yang terdapat di kWh meter besarannya bukan rupiah, melainkan kWh (kilowatt hour). Sehingga pembelian token oleh pelanggan akan dikonversikan ke dalam kWh sesuai Tarif Tenaga Listrik yang berlaku. Hal ini berbeda dengan pembelian pulsa telepon selular,” ujar Agung kepada Kompas.com, Sabtu (12/2/2022).

Ia menjelaskan, dalam pembelian token listrik, selain ada biaya listriknya juga terdapat biaya lain yakni Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang besarannya bervariasi dan diatur oleh masing-masing pemerintah daerah setempat yakni antara 3 sampai dengan 10 persen.

Serta terdapat biaya lain yakni biaya materai Rp 10.000 (jika transaksi lebih dari Rp 5.000.000) serta adanya administrasi bank.

Adapun ketika membeli pulsa listrik dengan nominal tertentu, maka nominal yang tertera dalam alat kWh meter besarannya tidak sama dengan nominal rupiah yang dibeli karena yang tertera adalah nilai kWh yang dihitung berdasarkan harga token, PPJ dan tarif dasar listrik.

Baca juga: Viral, Video Petugas PLN Dipukul Warga yang Tunggak Bayar Listrik

Simulasi penghitungan token listrik sendiri adalah sebagai berikut:

Contoh kasus, semisal pelanggan hendak membeli pulsa listrik dengan nilai sebesar Rp 50.000 di Jakarta dengan penggunaan daya 1.300 VA. Jika PPJ Jakarta 3 persen, maka  penghitungan tokennya adalah sebagai berikut:

  • Harga token: Rp 50.000
  • PPJ 3 persen: Rp 1.500
  • Tarif dasar listrik: Rp 1.444,7/kwh.

Sehingga besaran token yang didapat yakni: (Rp 50.000-Rp 1.500)/Rp 1.444,7 = 33,57 kWh.

Jadi ketika masyarakat membeli token listrik dalam nominal rupiah tertentu, tak usah panik jika angka yang tertera di kWh meter akan berbeda.

Baca juga: Ini Konsekuensi jika Pelanggan Terlambat Membayar Listrik PLN 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi