KOMPAS.com - Menangis menjadi satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang bayi kepada orang dewasa di sekitarnya untuk mengekspresikan beragam ketidaknyamanan yang tengah ia rasakan.
Ketika lapar, ia menangis. Lelah, ia menangis. Kesakitan, ia menangis. Bosan, ia menangis.
Dan banyak hal lain yang juga ia ekspresikan dengan tangisan.
Hal ini mungkin akan mendatangkan kebingungan tersendiri bagi orang yang mengasuhnya, apalagi jika tangisannya terus-menerus dan sulit untuk ditenangkan.
Arti di balik tangisan bayi dan cara mengatasinya
Berikut ini ada sejumlah arti di balik tangisan bayi, tanda apa saja yang bisa dibaca, dan bagaimana cara mengatasinya.
Dikutip dari Parents (9/1/2020), berikut adalah 5 di antaranya:
1. Tangis tanda lapar
Pertama adalah menangis tanda bayi lapar.
Tangisannya akan terdengar seperti putus asa, tak kunjung berhenti, dan biasanya bernada tinggi.
Hal yang akan semakin membenarkan bahwa tangisan ini berarti dia lapar adalah ketika Anda terakhir memberinya ASI 1,5-3 jam yang lalu.
Atau, Anda terakhir kali memberinya susu botol 2-4 jam sebelumnya.
Jika iya, maka dia akan menangis dengan disertai tingkah panik.
Solusinya, berikan dia ASI atau susu botol. Tetapi, jangan berikan bayi makan jika itu belum lama dari waktu makan terakhirnya.
Hal itu dapat membuatnya terlalu kenyang sehinngga tidak nyaman.
Baca juga: Jangan Sembarangan Memegang Bayi, Perhatikan Hal Berikut...
2. Tangisan lelah
Ada juga tangisan bayi yang menunjukkan bahwa sesungguhnya ia lelah.
Tangisan ini terdengar seperti tidak berdaya, putus-putus, dan lebih mudah ditenangkan jika dibandingkan jenis tangisan yang lain.
Hal lain yang juga bisa dijadikan petunjuk adalah matanya tetap tertutup, namjn bayi terlihat gelisah.
Jika pun terbuka, matanya tampak berkaca-kaca, kemerahan, dan mungkin bengkak di bagian bawahnya.
Tanda terakhir, bayi juga biasanya akan menggosok-gosok matanya.
Solusinya, tenangkan ia dalam dekapan.
Jika tak kunjung tenang, turunkan ia, baringkan, dan segera ajak dia untuk beristirahat atau tidur. Jika bayi masih memungkinkan untuk dibedong, bedonglah untuk memudahkannya tertidur.
Baca juga: Amankah Penggunaan Bedak pada Bayi? Ini Tipsnya
3. Menangis bosan dan overstimulasi
Ternyata bayi juga bisa bosan loh.
Tanda tangisan bayi merasa bosan dengan situasinya adalah suaranya yang tidak begitu keras, terkadang juga tangisannya masih mudah berubah tawa.
Jika anak dalam kondisi bosan akibat stimulasi berlebihan, ia akan berteriak, memalingkan kepalanya dari Anda atau menunjukkan reakksi yang lain. Misalnya memukul objek tertentu.
Jika bayi ada dalam kondisi ini, tunda reaksi yang Anda berikan selama beberapa detik.
Atau cobalah diam dan gantikan dengan suara yang lebih konstan, misalnya suara kipas angin, mesin penyedot debu, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kenapa Bayi Sering Gumoh? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Menangis kesal atau tidak nyaman
Untuk tangisan dengan arti ini akan terdengar seperti dipaksa dan cengeng, artinya dia sering menangis dengan pola pengulangan pendek.
Petunjuk lain, bayi mungkin akan memukul suatu obyek dengan tangannya atau mengerutkan wajahnya.
Cara mengatasinya adalah dengan mencari penyebab kekesalan dan ketidaknyamanannya.
Bisa jadi karena pakaian yang dikenakannya membuatnya gatal, popoknya penuh, bayi kedinginan, di sekitar suara terlalu bising, dan lain-lain.
Jika sudah ditemukan penyebabnya, perbaiki itu.
Baca juga: 8 Fakta Unik tentang Bayi
5.Menangis tanda sakit
Ini bisa diketahui dari tangisan bayi dengan suara melengking bahkan hingga tak bersuara.
Tangisan ini biasanya juga disertai dengan punggung yang ia lengkungkan atau meronta-ronta.
Apabila ini terjadi, segera tenangkan dia, pertimbangkan juga memberikan dia ASI atau susu botol
Untuk pencegahan, misalnya ketika bayi akan disuntik vaksin atau imunisasi, beri dia dot susu selama proses penyuntikan juga bisa membantu menenangkannya.
Baca juga: Cara Daftar JKN-KIS dari Rumah, Bisa untuk Bayi Baru Lahir