KOMPAS.com - Uban biasanya muncul pada usia dewasa mulai 35 tahun ke atas.
Namun, tidak jarang ditemui, uban pada seseorang dengan usia di bawah 35 tahun. Bahkan pada remaja hingga anak-anak.
Lantas, apa penyebab uban muncul pada orang berusia muda?
Baca juga: Mengapa Rambut Kepala Tumbuh Lebih Panjang dari Bagian Tubuh Lain?
Penjelasan dokter
Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Ismiralda Oke Putranti SpKK menjelaskan, uban atau kanitis terjadi akibat hilangnya pigmen batang rambut.
Ia juga menjelaskan, apa saja yang menjadi faktor tumbuhnya uban pada usia muda.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan uban terjadi secara prematur, seperti akibat variasi genetik, penuaan dini, riwayat atopi, penyakit autoimun, hingga gangguan hormonal.
"Faktor lingkungan dan juga stres akut bisa menyebabkan penurunan melanosit (sel penghasil pigmen atau warna pada rambut)," ujar Oke, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/2/2022).
Selain faktor genetik, uban yang muncul pada usia muda juga bisa dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Faktor itu, seperti kekurangan asupan gizi terutama B12, kekurangan vitamin D, mineral cooper, zinc, dan zat besi.
Baca juga: Ini Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Rambut Rontok pada Wanita
Pemicu uban tumbuh
Mengutip Kompas.com, (16/8/2020), pemicu timbulnya uban juga karena aktivitas yang membuat tubuh mengalami penuaan dini.
Kondisi tersebut, yakni stres oksodatif akibat tingginya jumlah radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh.
Kondisi lain adalah kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, dan stres fisik berlebih maupun psikogenik.
Baca juga: Ini Bahayanya jika Tidur dengan Kondisi Rambut Masih Basah
Apakah uban bisa dicegah?
Oke mengatakan, hingga saat ini, belum ada penelitian yang memastikan tindakan pencegahan timbulnya uban.
"Belum ada penelitian, tetapi logikanya dengan makan makanan bernutrisi baik, pola istirahat yang cukup, perawatan rambut yang baik dan tidak berlebihan, seperti penggunaan bahan-bahan kimia rambut, akan membuat melanosit bertahan lama," ujar Oke.
Apabila pencetusnya bisa diatasi, diharapkan rambut bisa tumbuh normal kembali.
Cara lain dengan defisiensi vitamin yang diberikan oleh dokter atau mungkin perlu pemeriksaan apabila ada kaitannya dengan gangguan tiroid.
Penyakit terkait hormon tiroid dan kondisi-kondisi penyakit autoimun yang menyebabkan kerusakan atau kematian melanosit, seperti pada vitiligo yang dapat menyebabkan seseorang beruban.
Benarkah uban tumbuh banyak jika dicabut?
Oke mengatakan, tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan, antara trauma akibat cabutan rambut dengan bertambah banyaknya uban.
Namun, hal itu bisa terjadi pada vitiligo.
"Vitiligo tidak hanya mengenai kulit saja, tapi juga rambut di area kulit kepala yang mengalami vitiligo," ujar Oke.
"Kalau pada vitiligo itu trauma mencetuskan reaksi peradangan yang menyebabkan kematian melanosit, sehingga kulit menjadi putih termasuk rambut yang ada di area tersebut," imbuhnya.
Penanganan mengenai vitiligo ini harus dikonsultasikan terlebih dulu ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK) atau spesialis dermatovenerologi (SpDV).
Hal ini penting dilakukan supaya pasien mendapatkan terapi yang sesuai dengan jenis vitiligonya.
"Treatment khusus seperti keramas dan pemberian kondisioner tetap harus dilakukan, namun hati-hati dalam penggunaan bahan kimia pewarna maupun lainnya yang bisa membuat vitiligonya meluas," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.