Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Vaksin Booster Bisa Melindungi Tubuh dari Omicron?

Baca di App
Lihat Foto
(AP Photo/Charles Krupa)
Apoteker Kenni Clark menyuntikkan Robert Champion, dari Lawrence, Mass., dosis vaksin booster Moderna Covid-19 di klinik vaksinasi The Center Kota Lawrence, yang melayani manula, keluarga, dan masyarakat, Rabu, 12 Desember. 29, 2021, di Lawrence, Mass. Vaksin booster diberikan sebab muncul kekhawatiran di kalangan para ahli kesehatan terhadap efektivitas vaksin untuk mendapatkan suntikan booster guna memberi perlindungan terhadap varian Omicron yang sangat menular.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia sedang menggenjot pemberian vaksin booster guna menghadapi gelombang Omicron.

Instruksi pemberian vaksin booster ditetapkan dalam Surat Edaran bernomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster).

Sebagai tindak lanjut dari aturan tersebut, BPOM dan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) mengeluarkan izin enam jenis vaksin yang bisa digunakan sebagai vaksinasi booster.

Keenam jenis vaksin tersebut di antaranya:

  1. CoronaVac
  2. Pfizer
  3. AstraZeneca
  4. Moderna
  5. Sinopharm
  6. Zififax

Dari keenam jenis vaksin tersebut, pemerintah menggunakan vaksin jenis Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna untuk vaksin booster yang akan diberikan pada triwulan pertama tahun 2022.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Catat, Jenis dan Dosis Vaksin Booster yang Bisa Didapatkan Masyarakat

Berapa lama vaksin booster melindungi tubuh?

Dilansir dari Deseret News, Senin (14/2/2022), vaksin booster dapat meningkatkan perlindungan tubuh terhadap virus Covid-19.

Kendati demikian, efektivitas vaksin booster tersebut akan berkurang dari waktu ke waktu.

Efektivitas ini akan berkurang setelah empat bulan sejak suntikan vaksin booster diberikan. Data tersebut sebagaimana dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), Jumat (11/2/2022).

Kendati demikian, CDC menyebutkan, efektivitas vaksin booster pada pasien Covid-19 lebih tinggi jika dibandingkan dengan vaksin kedua.

Efektivitas vaksin booster bisa mencapai 87 persen dan 91 persen pada bulan kedua sejak suntikan vaksin booster diberikan.

Sementara di bulan keempat, tingkat efektivitas vaksin booster memang mengalami penurunan menjadi 67 persen dan 78 persen.

Baca juga: Membandingkan Efektivitas Vaksin Booster: Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna

Anjuran vaksin booster

Kendati efektivitas vaksin booster akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu,  CDC tetap mengimbau agar masyarakat seluruh dunia segera melakukan vaksinasi booster.

Pasalnya, dilansir dari laman CDC, Senin (14/2/2022), vaksin booster sangat direkomendasikan untuk melindungi pasien dari risiko rawat inap dan IGD akibat paparan virus Covid-19 termasuk varian Omicron.

Sebagaimana diberitakan Deseret News, para ahli telah mengatakan bahwa untuk sementara waktu vaksin booster COVID-19 dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap virus corona, termasuk varian Omicron yang sangat menular.

Pada akhir Januari lalu, CDC juga telah melakukan studi mengenai pusat perawatan kesehatan di 10 negara bagian, termasuk Intermountain Healthcare di Utah.

Studi tersebut menemukan bahwa suntikan booster COVID-19 mampu menggandakan perlindungan tubuh dari varian Omicron yang menular.

"Secara keseluruhan, mereka yang menerima dosis booster memiliki perlindungan paling besar terhadap kunjungan ruang gawat darurat, kunjungan klinik perawatan mendesak, dan rawat inap," kata Dr. Rochelle Walensky selaku Direktur CDC, dikutip dari Deseret News, Senin (14/2/2022).

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Vaksin Booster? Buka PeduliLindungi.id

Prediksi puncak Omicron

Sementara itu, diberitakan oleh Kompas.com, Sabtu (12/2/2022), Indonesia diprediksi akan menghadapi puncak kasus Covid-19 varian Omicron pada awal Maret 2022.

Prediksi tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi.

"Kita (Kemenkes) akan melihat tren peningkatan (kasus Covid-19 varian Omicron). Kita prediksi bahwa akhir Februari atau awal Maret 2022 merupakan puncak kasus Omicron," ujar Nadia dikutip dari Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Menurut prediksi Kemenkes, puncak kasus Covid-19 varian Omicron akan lebih tinggi 3 sampai 6 kali daripada varian Delta.

Kendati demikian, Nadia mengimbuhkan bahwa ketersediaan tempat tidur di rumah sakit akan terkendali meskipun lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron terjadi.

Pasalnya, banyak pasien Covid-19 varian Omicron mengalami gejala ringan dan tanpa gejala sehingga dapat melakukan isolasi mandiri di rumah.

 Baca juga: Update Corona 14 Februari 2022: Angka Kematian di Indonesia Tertinggi sejak September

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CDC, Deseret
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi