Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kuning, Ini Penyebab dan Cara Penanganannya

Baca di App
Lihat Foto
iStock/FatCamera
Ilustrasi bayi yang baru lahir.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Salah satu masalah yang umum terjadi pada bayi baru lahir adalah kondisi kulit dan matanya yang terlihat kuning atau kerap disebut bayi kuning.

Hal ini bukan indikasi bahaya besar. Selain umum terjadi, kondisi kuning juga bisa sembuh seiring berjalannya waktu.

Bayi kuning umumnya terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia kandungan masuk minggu ke-38.

Lantas, apa penyebab bayi kuning? Bagaimana cara penanganannya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 5 Makna di Balik Tangisan Bayi dan Cara Mengatasinya

Penyebab bayi kuning

Penyebab utama bayi kuning adalah adanya kandungan bilirubin yang berlebih pada darahnya  atau dalam istilah medis disebut sebagai hyperbilirubinemia.

Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dimiliki oleh sel darah merah.

Produksi bilirubin pada bayi memang jauh lebih besar daripada orang dewasa, karena pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dalam beberapa hari pertama kehidupannya.

Biasanya, hati menyaring bilirubin dari aliran darah dan melepaskannya ke saluran usus.

Namun, organ hati bayi yang belum cukup matang tidak bisa membuang zat tersebut dari dalam aliran darah secara cepat, sehingga terjadilah kelebihan.

Penyakit kuning ini biasanya akan terlihat pada usia 3-7 hari setelah lahir, di mana kadar bilirubin pada saat itu mencapai puncaknya.

Demikian sebagaimana dikutip dari Mayo Clinic, (6/1/2022).

Meski sebagian besar terjadi dengan alasan belum siapnya organ hati dalam membuang bilirubin, tetapi kondisi kuning bisa juga disebabkan oleh beberapa penyakit pada bayi.

Baca juga: Flu pada Bayi: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah, dan Pengobatannya

Ciri-ciri bayi kuning

Sebenarnya, secara fisik penyakit kuning ini begitu mudah diamati dengan memerhatikan kulit tubuh dan bagian putih mata bayi.

Jika warna kulit dan bagian putih pada bola mata berwarna agak kekuningan, bisa dikatakan bayi tengah mengalami kondisi ini.

Kondisi kuning dapat dipastikan dengan cara sederhana, yakni menekan kulit bayi di bagian dahi atau dahinya dengan perlahan.

Jika bagian kulit yang ditekan meninggalkan warna kuning, tandanya bayi ada dalam gejala sedang.

Pada bayi yang sehat atau tidak kuning, jika kulit ditekan, maka tidak akan meninggalkan warna kuning.

Warna hanya akan menjadi sedikit lebih terang dan akan kembali ke warna normal dalam waktu sekejap.

Meskipun umum terjadi, tetapi jika bayi mengalami kondisi kuning, maka jangan menunda untuk menemui dokter:

Berikut ciri-cirinya:

  1. Kulit bayi menjadi lebih kuning
  2. Kulit di perut, lengan, atau kaki bayi terlihat kuning
  3. Bagian putih mata bayi terlihat kuning
  4. Bayi tampak lesu, sakit, dan sulit dibangunkan
  5. Berat badan bayi tidak bertambah atau menyusu dengan buruk
  6. Bayi menangis dengan nada tinggi
  7. Bayi mengalami tanda atau gejala lain yang mengkhawatirkan

Jika kondisi ini tidak segera mendapat penanganan, maka dapat menyebabkan terjadi komplikasi pada bayi.

Baca juga: Makanan untuk Bayi: Apa yang Boleh dan Tak Boleh Diberikan?

Penanganan bayi kuning

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk kembali memulihkan kondisi bayi yang kelebihan bilirubin atau kondisi kuning adalah dengan memberinya pencahayaan yang baik.

Bisa juga dengan menjemurnya di bawah sinar alami, yakni sinar matahari.

Jika bukan sinar matahari, dikutip dari Kids Health, bayi juga bisa diletakkan di ruangan khusus dengan pencahayaan buatan yang menunjang kondisinya. 

Ini disebut sebagai fototerapi dan kerap kali ditemui di rumah sakit-rumah sakit.

Bayi dibaringkan di bawah lampu dan dipaparkan secara langsung ke kulitnya.

Di sini, bayi hanya menggunakan pakaian yang minim atau tipis untuk memaksimalkan penyinaran.

Cahaya tersebut diketahui mampu mengubah bilirubin menjadi bentuk yang dapat dengan mudah keluar dari tubuh.

Baca juga: Masalah Kesehatan pada Bayi mulai dari Pilek hingga Diare dan Cara Mengatasinya

Hal lain, upaya terbaik yang juga bisa dilakukan adalah dengan memberinya makanan yang cukup, dalam hal ini ASI atau susu formula.

Berikan ASI 8-12 kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama hidupnya, atau jika bayi meminum susu formula, maka dapat diberikan 30-60 mililiter susu setiap 2-3 jam selama sepekan.

Intinya, bayi harus mendapat cukup cairan, jika sampai kekurangan cairan atau dehidrasi, maka kadar bilirubin bisa terus meningkat.

Yang perlu diketahui, bayi akan mampu membuang kelebihan bilirubin-nya sendiri setelah 1-2 minggu, sehingga kondisi kuningnya akan segera berakhir.

Namun, jika penyebab kondisi kuning ini terkait dengan kelainan tertentu, maka penanganannya pun harus disesuaikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi